Model Pembelajaran Sinektik Model Sinektik 1. Pengertian Model Sinektik
cetakan buku, penuntun, buku kerjalatihan, dan lembaran lepas, media berbasis visual buku, charts, grafik, peta, figurgambar, transparansi, film bingkaislide,
media berbasis audio visual video, film, slide bersama tape, televisi, dan media berbasis komputer pengajaran dengan bantuan komputer dan video interaktif
Leshin dkk, dalam Arsyad, 2011:81-82. Film merupakan salah satu media audio visual yang dapat diterapkan
menggunakan model sinektik dalam pembelajaran menulis kreatif puisi di kelas. Indriana 2011: 91 mengemukakan bahwa film merupakan serangkain gambar
diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audio visual
dan gerak, sehingga memberikan kesan impresif dan atraktif bagi penikmatnya. Media film disajikan sebagai media pengajaran untuk mengambil pesan dari alur
cerita sesuai dengan tema dan subjek pelajaran yang diajarkan, sehingga peserta didik akan dengan mudah memahami dan mengambil pelajaran dari film yang
ditonton. Nasution 1999: 104 mengemukakan bahwa film harus dipilih agar
sesuai dengan pelajaran yang sedang diberikan. Guru harus mengenal film dan melihatnya terlebih dahulu untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran. Ada
kalanya film diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu agar peserta didik tidak memandang film sebagai hiburan tetapi mereka
ditugaskan untuk memperhatikan hal-hal tertentu. Film digunakan sebagai media pembelajaran peserta didik untuk memahami cerita maupun informasi yang dapat
mereka ambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa klasifikasi film sebagai berikut. a.
Berdasarkan jenisnya, film dibedakan menjadi tiga jenis sebagai berikut. 1
Film cerita atau fiksi merupakan film yang dibuat atau diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang dan dimainkan oleh aktor dan aktris.
2 Film noncerita atau nonfiksi adalah film yang mengambil kenyataan sebagai
subyeknya. Film noncerita terbagi atas dua kategori, yaitu film faktual yang menampilkan kenyataan dan film dokumenter yang mengandung
subyektifitas pembuat Sumarno, dalam Joseph, 2011: 18-19. b.
Berdasarkan cara pembuatannya, film dibedakan menjadi dua kategori sebagai berikut.
1 Film eksperimental adalah film yang dibuat tanpa mengacu pada kaidah-
kaidah pembuatan film yang lazim. 2
Film animasi adalah film yang dibuat dengan memanfaatkan gambar maupun benda-benda mati yang lain Sumarno, dalam Joseph, 2011: 19-20.
c. Berdasarkan temanya, film dibedakan menjadi lima kategori sebagai berikut.
1 Drama. Tema ini lebih menekankan pada sisi human interest yang bertujuan
mengajak penonton ikut merasakan kejadian yang dialami tokohnya. 2
Action. Tema ini mengetengahkan adegan-adegan perkelahian, pertempuran dengan senjata, atau kebut-kebutan kendaraan antara tokoh yang baik
protagonis dengan tokoh yang jahat antagonis, sehingga penonton ikut merasakan ketegangan.
3 Komedi. Tema komedi mengetengahkan tontonan yang membuat penonton
tersenyum atau bahkan tertawa terbahak-bahak.