7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Menulis 1.
Pengertian Menulis
Mardianto 2012: 26-27 mengemukakan bahwa menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa di samping berbicara, menyimak,
dan membaca. Menulis termasuk keterampilan berbahasa yang bersifat aktif- produktif, tertulis, dan tidak langsung. Menulis dan tiga keterampilan berbahasa
lainnya itu saling berkaitan. Sesuatu yang ditulis dapat berasal dari kegiatan berbicara, menyimak, maupun membaca. Menulis merupakan hasil akhir dari
ketiga kegiatan tersebut. Semua orang dapat menulis, tetapi beberapa orang bisa menulis dengan baik, tak terkecuali peserta didik.
Menulis merupakan kegiatan yang mengemukakan pikiran, hasil dari ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang dihasilkan dapat berupa teks
fiksi maupun non fiksi. Sejalan dengan pendapat Kurniawan 2013: 139 bahwa tulisan yang didasarkan pada logika perasaan atau jiwa menghasilkan karya non-
ilmiah sastra, misalnya puisi, cerpen, diary, novel, dan dongeng, yang ditulis bebas dengan mengandalkan kekuatan imajinasi.
Menulis memang kegiatan yang sulit, tetapi menulis dapat menjadi mudah dengan pembelajaran keterampilan yang baik. Salah satu kegiatan tersebut
dengan menulis cerpen. Jabrohim dalam Jabrohim dkk, 2009: 32
mengemukakan bahwa mengimajinasikan atau mengembangkan fakta empirik merupakan awal proses kreatif. Proses kreatif muncul karena seseorang berpikir
menggunakan imajinasi. Imajinasi tersebut akan dikembangkan dengan fakta- fakta yang terjadi. Hal ini dapat diartikan bahwa selain menggunakan imajinasi,
proses kreatif juga dapat berasal dari pengalaman seseorang. Pengalaman yang dialami oleh seseorang dapat bermakna dengan menuliskan apa yang dialami dan
dilihatnya ke dalam bentuk cerita pendek. Pengarang maupun penulis yang memiliki pikiran brilian adalah orang-
orang yang memiliki kemampuan tinggi untuk mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain. Mereka adalah orang-orang yang pandai memasuki proses
yang disebut transpersonal. Dengan demikian, model kreatif yang dibangun dalam karya sastra yang dihasilkannya akan lebih menajamkan kesadaran sosial pembaca
Sayuti dalam Jabrohim dkk, 2009: 76-77. Penulis yang memiliki kreativitas tinggi dapat memengaruhi pembaca untuk menajamkan kesadaran sosialnya lewat
tulisan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif-produktif, tertulis, dan tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan yang mengemukakan pikiran, hasil
dari ide yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang dihasilkan dapat berupa teks fiksi maupun non fiksi.
2. Proses Penulisan
Kegiatan menulis merupakan suatu proses Akhadiah, 1988: 2. Hal tersebut berarti bahwa melakukan kegiatan menulis dalam beberapa tahap, yakni