Gambar 8. Hasil Kerja Peserta Didik Posttest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan hasil kerja peserta didik kelompok eksperimen tersebut dapat diketahui bahwa peserta didik mendapat nilai 74 dengan kategori sedang.
Pemaparan cerita dari aspek isi mendapatkan skor 26 yang berarti cerita yang ditulis baik sesuai dengan tema yakni kasih sayang serta ide yang disuguhkan
menarik dan dikembangkan dengan kreatif. Pesan yang disampaikan pun jelas. Pada aspek organisasi memperoleh skor 16. Cerita yang ditulis sesuai dengan
struktur cerita. Pada orientasi, cerita sudah dipaparkan baik yakni pengenalan tokoh-tokoh serta latar cerita yang jelas, pada komplikasi, konflik disampaikan
jelas dan pada resolusi, cerita diakhiri dengan baik. Pada aspek kosakata memperoleh skor 15. Paragraf yang ditampilkan
sudah padu, kata penghubung yang diterapkan sudah tepat walaupun masih terdapat sedikit kesalahan dalam penulisan. Pada aspek penggunaan bahasa
memperoleh skor 13. Kalimat yang digunakan dalam penulisan cukup efektif.
Penggunaan artikel, pronomina, maupun preposisi cukup tepat sehingga hanya terdapat sedikit kesalahan. Pada aspek mekanik memperoleh skor 4. Beberapa
ejaan yang digunakan masih terdapat kesalahan. Penggunaan tanda baca maupun huruf kapital juga masih terdapat beberapa kesalahan namun tulisan tangan rapi
dan dapat dibaca dengan baik. Berdasarkan hasil menulis cerita pendek posttest tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model sinektik berbantuan media film dokumenter memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan model sinektik berbantuan media film dokumenter. Hasil menulis cerita pendek kelompok eksperimen yang
menggunakan model sinektik berbantuan media film dokumenter lebih kreatif dibandingkan hasil menulis cerita pendek kelompok kontrol karena kelompok
eksperimen diberikan pengembangan menulis kreatif, peserta didik juga dikondisikan agar dapat memberikan respons kreatif terhadap gagasan yang
dimilikinya. Model sinektik membantu peserta didik mengembangkan ide lingkungan sosialnya. Pengalaman yang dialami dapat mendorong peserta didik
berpikir kreatif dengan mengeksplorasi analogi pengalamannya. Hal tersebut membantu peserta didik dalam hal mengembangkan tulisannya.
3. Perbedaan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Antara Kelompok
Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Hasil pretes menulis cerita pendek kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan keterampilan menulis cerita
pendek antara kedua kelompok tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berada pada tingkat yang sama.
Setelah kedua kelompok tersebut berada pada tingkat yang sama, masing-masing kelompok diberi perlakuan.
Peserta didik kelompok eksperimen mendapat pembelajaran menulis cerita pendek menggunakan model sinektik berbantuan media film dokumenter.
Setiap perlakuan diberikan tema tentang realitas sosial yang berbeda-beda. Pada pertemuan pertama, peserta didik diberikan subtema “anak jalanan”, perlakuan
kedua dengan subtema “keluarga”, dan perlakuan ketiga dengan subtema “perjuangan anak desa”. Setiap perlakuan, peserta didik pada kelompok
eksperimen mendapat pembelajaran model sinektik dan menyimak film dokumenter sesuai dengan subtema yang diberikan. Ketika perlakuan dengan
menyimak film dokumenter yang bertemakan realitas sosial, membangun rasa empati peserta didik sehingga dapat menulis cerita pendek dengan lebih kreatif.
Pembelajaran menulis cerita pendek pada kelompok kontrol, peserta didik kurang fokus. Peserta didik kesulitan dalam mengembangkan imajinasinya.
Peserta didik kurang dalam menghidupkan suasana cerita. Hasil cerita pendek peserta didik kelompok kontrol terkesan monoton.
Setelah mendapat perlakuan, kedua kelompok tersebut diberikan posttest keterampilan menulis cerita pendek dengan tema bebas. Posttest yang diberikan
untuk melihat tingkat peningkatan menulis cerita pendek setelah diberi perlakuan. Pemberian posttest juga dimaksudkan untuk membandingkan nilai yang dicapai
peserta didik dari pretest sampai posttest, apakah keterampilan menulis cerita pendek yang dicapai meningkat, sama, atau menurun. Perbedaan kelompok
kontrol dan kelompok eskperimen diuji menggunakan rumus uji-t.
Keterampilan menulis cerita pendek kelompok eksperimen mengalami peningkatan setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan model sinektik
berbantuan media film dokumenter. Kelompok kontrol yang tanpa menggunakan model sinektik berbantuan media film dokumenter mengalami peningkatan lebih
kecil. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen sebesar 66,26 dan nilai rata- rata posttest sebesar 73,26 yang berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar, 7,00.
Nilai rata-rata pretest yang diperoleh kelompok kontrol sebesar 66,63 dan nilai rata-rata posttest sebesar 70,04 yang berarti bahwa terjadi peningkatan sebesar
3,40. Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan menulis cerita pendek kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih besar daripada
kelompok kontrol. Adapun peningkatan keterampilan menulis cerita pendek kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 9. Hasil Kerja Peserta Didik Posttest Kelompok Kontrol