Tujuan Penelitian Batasan Operasional

12 2. Hama Plutella xylostella yang digunakan adalah larva instar III Plutella xylostella dengan kisaran panjang 4-6 mm, lebar 0,75 mm, dan berwarna hijau. 3. Perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. diperoleh dari daun kayu kuning Arcangelisia flava L. yang sudah tua dan berwarna hijau tua. 4. Pengamatan pengaruh pemberian perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. antara lain meliputi : mortalitas hama Plutella xylostella, pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella fase larva , tingkat kerusakan daun tanaman sawi Brassica juncea L. dan berat basah tanaman sawi Brassica juncea L.. 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Pestisida

Pestisida Inggris: pesticide secara harfiah berarti pembunuh hama Pest: hama; cide: membunuh. Pestisida pertanian dan pestisida pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran bahan kimia serta bahan-bahan lain ekstrak tumbuhan, mikroorganisme, dsb yang digunakan untuk mengedalikan OPT. Karena itu, senyawa pestisida bersifat bioaktif. Artinya, pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan, misalnya menghentikan pertumbuhan, membunuh hamapenyakit, menekan hamapenyakit, membunuhmenekan gulma; mengusir hama, mempengaruhimengatur pertumbuhan tanaman, mengeringkanmerontokkan daun, dan sebagainya Panut Djojosumarto, 2000: 21-22. Menurut The United Stated Environmental Pesticide Control act, pestisida adalah sebagai berikut. 1. Semua zat atau campuran zat yang khusus digunakan untuk mengendalikan, mencegah, atau menangkis gangguan serangga, binatang mengerat, nematoda, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama, kecuali virus, bakteri atau jasad renik lainnya yang terdapat pada manusia dan binatang. 14 2. Semua zat atau campuran zat yang digunakan untuk mengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman Panut Djojosumarto, 2000: 21-22.

2. Risiko Penggunaan Pestisida Sintetis Pestisida sintetik

Karena pestisida adalah racun, yang dapat mematikan jasad hidup, maka dalam penggunaannya dapat memberikan pengaruh yang tidak diinginkan terhadap kesehatan manusia serta lingkungan pada umumnya. Pestisida yang disemprotkan segera bercampur dengan udara dan langsung terkena sinar matahari. Dalam udara pestisida dapat ikut terbang menurut aliran angin. Makin halus butiran larutan makin besar kemungkinan ia ikut terbawa angin, makin jauh diterbangkan aliran angin Sudarmo, 1991: 99. Meskipun sebelum diproduksi secara komersial pestisida sintetis telah menjalani pengujian yang sangat ketat perihal syarat- syarat keselamatannya, namun karena bersifat bioaktif, maka pestisida tetap merupakan racun. Setiap racun selalu mengandung resiko bahaya dalam penggunaannya, baik risiko bagi manusia maupun lingkungan. Keseluruhan risiko penggunaan pestisida di bidang pertanian dapat diringkas sebagai berikut Panut Djojosumarto, 2000: 22. 15

a. Risiko bagi Keselamatan Pengguna

Risiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida secara langsung, yang dapat mengakibatkan keracunan, baik akut maupun kronis. Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala, pusing, mual, muntah, dsb. Beberapa pestisida dapat menimbulkan iritasi kulit, bahkan dapat mengakibatkan kebutaan Panut Djojosumarto, 2000: 23. Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak sadarkan diri, kejang-kejang, bahkan meninggal dunia. Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa, tetapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Akibat yang ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah untuk diprediksi Panut Djojosumarto, 2000: 23. Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubungkan dengan pestisida, meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan meyakinkan, adalah kanker, gangguan syaraf, fungsi hati dan ginjal, gangguan pernapasan, keguguran, cacat pada bayi, dan sebagainya Panut Djojosumarto, 2000: 23. 16

b. Risiko bagi Konsumen

Risiko bagi konsumen adalah keracunan residu sisa-sisa pestisida yang terdapat dalam produk pertanian. Risiko bagi konsumen dapat berupa keracunan langsung karena memakan produk pertanian yang tercemar pestisida atau lewat rantai makanan. Meskipun bukan tidak mungkin konsumen menderita keracunan akut, tetapi risiko bagi konsumen umumnya dalam bentuk keracunan kronis, tidak segera terasa, dan dalam jangka panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan Panut Djojosumarto, 2000: 23. c. Risiko bagi Lingkungan Risiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat digolongkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut. 1 Risiko bagi manusia, hewan, dan tumbuhan yang berada di tempat, atau di sekitar tempat pestisida digunakan. Drift pestisida, misalnya, dapat diterbangkan angin dan mengenai orang yang kebetulan lewat. Pestisida dapat meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang sudah disemprot pestisida Panut Djojosumarto, 2000: 23.