Tingkat Kerusakan Daun Pengukuran Data
81
Berdasarkan data pada Tabel 3. mortalitas Plutella xylostella mulai terjadi pada pengamatan pertama hingga pengamatan ketiga. Pada
pengamatan pertama perlakuan dengan konsentrasi terendah 2,5 menyebabkan mortalitas sebesar 0 sedangkan konsentrasi tertinggi
10 dapat menyebabkan mortalitas serangga uji sebesar 16. Pada pengamatan selanjutnya mortalitas larva terus meningkat. Pada
pengamatan kedua, mortalitas tertinggi terdapat pada perlakuan 10 P4 yaitu sebesar 56. Pada pengamatan ketiga seluruh perlakuan
mengakibatkan mortalitas hama Plutella xylostella sebesar 100. Hal ini terjadi karena semakin tinggi konsentrasi yang digunakan untuk perlakuan
maka kandungan senyawa metabolit dalam ekstrak semakin banyak. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka kandungan bahan aktif
dalam larutan juga semakin banyak sehingga daya racun dalam pestisida nabati juga semakin banyak Priyono, 1994. Pada perlakuan kontrol
negatif konsentrasi 0 seharusnya tidak ada mortlitas yang terjadi. Mortalitas yang terjadi pada kontrol negatif konsentrasi 0 dikarenakan
sifat alamiah seperti kegagalan adaptasi dengan lingkungan setempat dan akibat dari pengaruh perlakuan yang berada disebelah kontrol negatif.
Untuk perlakuan dengan pestisida sintetik sebagai kontrol positif, pada pengamatan pertama sudah mengakibatkan mortalitas sebesar 100, hal
ini dikarenakan pestisida sintetik dengan bahan aktif Klorpirifos 200 gl tersebut memiliki kemampuan untuk membunuh hama Plutella xylostella
secara langsung racun kontak dan racun lambung. Lambatnya daya kerja
82
perasan daun kayu kuning dipengaruhi konsentrasi bahan aktif alami dan faktor lingkungan karena bahan campuran insektisida seperti air sebagai
bahan pelarut sangat rentan terhadap penguapan, sehingga menjadi salah satu faktor pembatas daya kerja pestisida nabati.
Setelah dilakukan aplikasi penyemprotan pada seluruh permukaan tanaman sawi, larva berusaha untuk menjauhi pestisida nabati tersebut
dikarenakan senyawa metabolit yang terkandung dalam perasan daun kayu kuning yaitu senyawa saponin, flavonoid dan tanin. Menurut Ardwiantoro
201l, senyawa saponin dan flavonoid berperan sebagai repellence dan racun bagi serangga. Senyawa metabolit sekunder ini mempunyai
kemampuan untuk menyebabkan mortalitas Plutella xylostella. Larva Plutella xylostella yang telah diaplikasi dengan larutan
pestisida nabati perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. tampak pasif, tidak aktif makan dan akhirnya mengalami kematian. Pada
pengamatan ini, semakin tinggi konsentrasi menyebabkan persentase mortalitas yang semakin tinggi pula. Menurut Sinaga 2006, persentase
kematian serangga uji yang tinggi ini mengindikasikan tingginya kandungan senyawa metabolit sekunder yang toksik. Senyawa yang
terkandung dalam daun kayu kuning Arcangelisia flava L. adalah saponin, flavonoid, dan tanin yang mampu sebagai pestisida nabati bagi
hama penganggu tanaman. Menurut Endah dan Heri 2000, bahwa fungsi senyawa saponin, flavonoid, dan tanin dapat menghambat daya makan
larva antifeedantt. Cara kerja senyawa-senyawa tersebut adalah dengan