Uji Anova Satu Arah Pengaruh Pemberian Larutan Pestisida Nabati

94

B. Pengaruh Pemberian Larutan Pestisida Nabati Perasan Daun Kayu

Kuning Arcangelisia flava L. terhadap Pemendekan Siklus hidup hama Plutella xylostella fase larva pada Tanaman Sawi Brassica juncea L. 1. Data Hasil Pengamatan Jumlah Larva Instar III Plutella xylostella yang menjadi Pupa Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aplikasi larutan pestisida nabati perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. berpengaruh terhadap pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella fase larva atau terbentuknya pupa hama Plutella xylostella pada tanaman sawi Brassica juncea L.. Pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella fase larva mulai terjadi sejak pengamatan pertama 24 jam setelah aplikasi. Data pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella fase larva atau jumlah larva Plutella xylostella yang menjadi pupa tertera pada Tabel 10. Tabel 10.Pengamatan Jumlah Larva Instar III Plutella xylostella yang menjadi Pupa Jumlah total hama Perlakuan Konsen trasi Jumlah Total Pupa Pengamatan ke- akumulasi Persentase Pupa Pengamatan ke- akumulasi I II III I II III 25 P0 25 P1 2,5 1 2 4 8 25 P2 5 1 2 4 8 25 P3 7,5 2 3 8 12 25 P4 10 2 4 8 16 25 P5 Sintetik Berdasarkan Tabel 10. di atas dapat dilihat bahwa persentase larva instar III Plutella xylostella yang menjadi pupa setelah aplikasi perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. mengalami peningkatan sampai dengan perlakuan konsentrasi 10. Larva instar III Plutella xylostella 95 yang menjadi pupa mulai terjadi pada pengamatan pertama hingga pengamatan kedua. Pada pengamatan pertama perlakuan dengan konsentrasi terendah 0 menyebabkan larva instar III Plutella xylostella yang menjadi pupa sebesar 0 sedangkan konsentrasi tertinggi 10 dapat menyebabkan larva instar III Plutella xylostella yang menjadi pupa sebesar 8. Pada pengamatan kedua, larva instar III Plutella xylostella yang menjadi pupa tertinggi terdapat pada perlakuan 10 P4 yaitu sebesar 16. Pada pengamatan ketiga tidak ditemukan adanya pupa dikarenakan semua Plutella xylostella sudah mengalami kematian. Pada perlakuan kontrol negatif konsentrasi 0 tidak ditemukan larva instar III Plutella xylostella yang menjadi pupa. Untuk perlakuan dengan pestisida sintetik sebagai kontrol positif, pada pengamatan pertama sudah mengakibatkan mortalitas sebesar 100 sehingga tidak ditemukan adanya pembentukan larva instar III Plutella xylostella yang menjadi pupa. Rukmana 1994, menyebutkan bahwa siklus hidup larva instar III Plutella xylostella untuk menjadi pupa membutuhkan waktu 6 hari. Karena sebelum menjadi pupa, larva instar III Plutella xylostella yang berlangsung selama 3 hari harus melalui Instar IV terlebih dahulu yang berlangsung selama 3 hari baru setelah itu menjadi pupa. Namun, dalam penelitian ini belum ada 6 hari, larva Plutella xylostella sudah berubah menjadi pupa. Hal tersebut menunjukkan bahwa larva Plutella xylostella menjadi lebih pendek siklus hidupnya karena adanya tekanan yang disebabkan oleh aplikasi penyemprotan perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L.. 96

2. Data Hasil Analisis Statistik Pemendekan Siklus Hidup Larva Hama

Plutella xylostella Instar III yang menjadi Pupa Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa konsentrasi perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. tidak berpengaruh nyata terhadap rata-rata pupa Plutella xylostella yang terbentuk. Rata-rata pupa Plutella xylostella yang terbentuk setelah aplikasi perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. dapat dilihat pada Tabel 11, 12 dan 13. Tabel 11. Rata-rata Pemendekan Siklus Hidup Larva Hama Plutella xylostella Instar III yang menjadi Pupa Pengamatan I Konsentasi Perasan Daun Kayu Kuning Rata-rata pemendekan siklus hidup larva instar III Plutella xylostella yang menjadi pupa ± SD 0,0 0,000 ± 0,0000 a 2,5 0,200 ± 0,4472 a 5,0 0,200 ± 0,4472 a 7,5 0,400 ± 0,5477 a 10,0 0,400 ± 0,5477 a Total 0,240 ± 0,4359 Keterangan: huruf yang sama menunjukkan rata-rata pupa sama. Berdasarkan hasil analisis statistik yang tertera pada Tabel 11 menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata terbentuknya pupa sampai pada kenaikan konsentrasi perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. 10. Hasil penelitian ini menunjukkan perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. sebagai pengendali hama Plutella xylostella pada tanaman sawi caisim Brassica juncea L. menyebabkan terjadinya pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella fase larva , dengan terjadinya pupa tertingi pada perlakuan konsentrasi 10 pada pengamatan pertama. 97 Pupa yang terbentuk paling tinggi pada konsentrasi 10 dan paling rendah dijumpai pada konsentrasi 0. Hal ini berkaitan langsung dengan tinggi rendahnya jumlah larva yang mati dan populasi hama pada tanaman tersebut. Tabel 12. Rata-rata Pemendekan Siklus Hidup Larva Hama Plutella xylostella Instar III yang menjadi Pupa Pengamatan II Konsentasi Perasan Daun Kayu Kuning Rata-rata pemendekan siklus hidup larva instar III Plutella xylostella yang menjadi pupa ± SD 0,0 0,000 ± 0,0000 a 2,5 0,400 ± 0,5477 a 5,0 0,400 ± 0,5477 a 7,5 0,600 ± 0,5477 a 10,0 0,800 ± 1,0954 a Total 0,440 ± 0,6506 Keterangan: huruf yang sama menunjukkan rata-rata pupa sama. Berdasarkan hasil analisis statistik yang tertera pada Tabel 12 menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata terbentuknya pupa sampai pada kenaikan konsentrasi perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. 10. Hasil penelitian ini menunjukkan perasan daun kayu kuning Arcangelisia flava L. sebagai pengendali hama Plutella xylostella pada tanaman sawi caisim Brassica juncea L. menyebabkan terjadinya pemendekan siklus hidup hama Plutella xylostella fase larva, dengan terjadinya pupa tertingi pada perlakuan konsentrasi 10. Pupa yang terbentuk paling tinggi pada konsentrasi 10 dan paling rendah dijumpai pada konsentrasi 0. Hal ini berkaitan langsung dengan tinggi rendahnya jumlah larva yang mati dan populasi hama pada tanaman tersebut.