h Ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak
memenuhi kewajibannya; i
Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak; j
Ketentuan mengenai keadaan memaksa; k
Ketentuan mengenai kewajiban para pihak dalam hal terjadi kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan;
l Ketentuan mengenai perlindungan tenaga pekerja;
m Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan;
n Ketentuan mengenai penyelesaian perselisihan.
Hal-hal tersebut diatas merupakan ketentuan mengenai isi perjanjian pemborongan pengadaan barang dan jasa pemerintah. Dalam hal lembaga non
pemerintah KONI, PMI dan sebagainya yang mendapat hibah dalam bentuk uang atau transfer dana maka pengadaan dilakukan sendiri oleh lembaga non
pemerintah seperti swakelola kepada kelompok masyarakat. Pengadaan tersebut dapat dilakukan dengan membuat pedoman pelaksanaan sendiri dengan mengikuti
prinsip pengadaan yaitu efisien, terbuka dan kompetitif. Mengingat lembaga non pemerintah bukan merupakan instansi pemerintah maka anggota kelompok kerja
panitia pengadaan tidak diwajibkan memenuhi persyaratan sertifikasi keahlian pengadaan Mudjisantosa, 2013.
D. Pihak-Pihak dalam Perjanjian Pemborongan
Secara sederhana dalam perjanjiaan pemborongan yang diatur dalam Pasal 1601 b dinyatakan bahwa pihak yang terlibat dalam suatu perjanjian pemborongan
pada umumnya hanya ada dua, yaitu pihak yang memborongkan dan pihak
Universitas Sumatera Utara
pemborong. Namun dalam praktiknya tidak demikian, dengan para pihak mengikatkan diri dalam perjanjian pemborongan maka secara tidak langsung juga
ada pihak lain yang terikat dengan perjanjian tersebut, yaitu :
68
1. Prinsipal bouwheeraanbestenderkepala kantor satuan kerja pemimpin
proyekpemberi tugas; 2.
Pemborong rekanan, annamar, kontraktor; 3.
Perencana; dan 4.
Pengawas. Berbeda dengan pengadaan barang dan jasa pada umumnya, para pihak dalam
perjanjian pemborongan pengadaan barangjasa pemerintah diatur dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 21 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010, pihak-pihak
yang dimaksud yaitu : a.
Pengguna Angggaran Pengguna Anggaran PA adalah pejabat yang memiliki kewenangan
dalam penggunaan anggaran Kementrian LembagaSatuan Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada institusi pengguna
APBNAPBD. b.
Kuasa Pengguna Anggaran Kuasa Pengguna Anggaran KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA
untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
c. Pejabat Pembuat Komitmen
68
F. X. Djulmialdji, Perjanjian Pemborongan, op.cit.,, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
Pejabat Pembuat Komitmen PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barangjasa. PPK bersama-sama dengan
pemborong menandatangani kontrakSPK yang merupakan bukti atas perjanjian yang dibuat oleh kedua pihak, dan kemudian bertanggung jawab
secara penuh terhadap pelaksanaan kontrak tersebut. d.
Unit Layanan PengadaanPejabat Pengadaan Unit Layanan Pengadaan ULP adalah unit organisasi KLDI yang
berfungsi melaksanakan pengadaan barangjasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendri atau melekat pada unit yang telah ada. Sedangkan
Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditujukan untuk melaksanakan pengadaan langsung.
e. PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan
PaniaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitiapejabat yang ditetapkan oleh PAKPA untuk bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan. f.
Penyedia BarangJasa Penyedia barangjasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan barangpekerjaankonstruksijasa konsultasi jasa lainnya. Dalam Pasal 19 Ayat 1 diatur bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya
penyedia barangjasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1
memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatanusaha;
Universitas Sumatera Utara
2 memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial
untuk menyediakan barangjasa; 3
memperoleh paling kurang satu pekerjaan sebagai penyedia barangjasa dalam kurun waktu empat tahun terakhir, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
4 ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c, dikecualikan bagi
penyedia barangjasa yang baru berdiri kurang dari tiga tahun; 5
memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan, dan fasilitas lain yang diperlukan dalam pengadaan barangjasa;
6 dalam hal penyedia barangjasa akan melakukan kemitraan, penyedia
barangjasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasikemitraan yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut; 7
memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha mikro, usaha kecil dan koperasi kecil serta kemampuan pada
subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil; 8
memiliki kemampuan dasar untuk usaha non-kecil kecuali untuk pengadaan barang dan jasa konsultansi;
9 khusus untuk pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya harus
memperhitungkan sisa kemampuan paket SKP; 10
tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan danatau direksi yang bertindak untuk dan atas
Universitas Sumatera Utara
nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani penyedia
barangjasa; 11
sebagai wajib pajak sudah memiliki nomor pokok wajib pajak NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir SPT
tahunan serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 bila ada transaksi, PPh Pasal 25 sampai dengan Pasal 29 dan PPN
bagi pengusaha kena pajak paling kurang tiga bulan terakhir dalam tahun berjalan;
12 secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri dalam
kontrak; 13
tidak masuk dalam daftar hitam; 14
memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman;
15 menandatangani pakta integritas.
Hal-hal yang diatur mengenai para pihak dalam perjanjian pemborongan Pada Pasal 7 sampai dengan Pasal 21 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010
adalah hal-hal mengenai fungsi, tugas dan kewenangan, hubungan kerja koordinasi, persyaratan jabatan, dan hal-hal yang dilarang untuk dilakukan oleh
pihak-pihak yang bersangkutan, baik dari pihak institusi pemerintah maupun dari pihak penyedia barangjasa.
Dalam perjanjian pemborongan ada kemungkinan dimana yang terlibat dalam perjanjian tersebut hanya pihak yang memborongkan dengan pihak pemborong.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini terjadi pada situasi dimana pihak perencana merupakan anggota bagian dari pihak pemborong, atau pihak pengawas ditunjuk oleh pihak yang
memborongkan atau bahkan karena baik pihak yang memborongkan, pemborong, perencana dan pengawas, berada dalam satu pihak yang sama yang disebut
dengan swakelola eigenbeher. Swakelola merupakan istilah yang lazim terdapat dalam pemborongan pekerjaan pemerintah. Menurut Pasal 1 angka 20 Peraturan
Presiden Nomor 54 tahun 2010 swakelola adalah pengadaan barangjasa dimana pekerjaannya dilaksanakan danatau diawasi sendiri oleh kementerian
lembagasatuan kerja perangkat daerahinstitusi lainnya sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain danatau kelompok masyarakat.
E. Prosedur Perjanjian Pemborongan