Hal ini terjadi pada situasi dimana pihak perencana merupakan anggota bagian dari pihak pemborong, atau pihak pengawas ditunjuk oleh pihak yang
memborongkan atau bahkan karena baik pihak yang memborongkan, pemborong, perencana dan pengawas, berada dalam satu pihak yang sama yang disebut
dengan swakelola eigenbeher. Swakelola merupakan istilah yang lazim terdapat dalam pemborongan pekerjaan pemerintah. Menurut Pasal 1 angka 20 Peraturan
Presiden Nomor 54 tahun 2010 swakelola adalah pengadaan barangjasa dimana pekerjaannya dilaksanakan danatau diawasi sendiri oleh kementerian
lembagasatuan kerja perangkat daerahinstitusi lainnya sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain danatau kelompok masyarakat.
E. Prosedur Perjanjian Pemborongan
Pengadaan barang dan jasa merupakan upaya yang dilakukan untuk mendapatkan atau mewujudkan barang dan jasa yang diinginkan, yang kerap
dilakukan baik oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Meskipun demikian, pengadaan barang dan jasa pemerintah dengan pengadaan barang dan jasa
perusahaan swasta adalah berbeda. Tidak seperti perusahaan swasta yang menggunakan dana pribadi, pengadaan barang dan jasa pemerintah dibiayai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Propinsi, dan APBD KabupatenKota yang sebagian
besar berasal dari pajak yang dibayar oleh rakyat. Sehingga prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah harus dilaksanakan dengan penuh rasa
tanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah dan perubahannya yaitu Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012, maka prosedur perjanjian pemborongan dalam pengadaan barangjasa pemerintah terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pemilihan penyedia barangjasa dan tahap pelaksanaan kontrak, yang diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Perencanaan pemilihan penyedia barangjasa, menurut Pasal 34 Ayat
2 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 dilakukan oleh PPK danatau Kelompok Kerja ULPPejabat Pengadaan. Selanjutnya dalam
Ayat 3 dinyatakan bahwa perencanaan pemilihan peyedia barangjasa dilakukan dengan:
1 menyesuaikan dengan kondisi nyata di lokasilapangan pada
saat akan melaksanakan pemilihan penyedia barangjasa; 2
mempertimbangkan kepentingan masyarakat; 3
mempertimbangkan jenis, sifat dan nilai BarangJasa serta jumlah Penyedia BarangJasa yang ada; dan
4 memperhatikan ketentuan tentang pemaketan yang ada.
b. Pemilihan sistem pengadaan, menurut Pasal 35 Ayat 1 Peraturan
Presiden Nomor 70 Nomor 2012 dilakukan oleh Kelompok Kerja ULPPejabat Pengadaan. Dalam Ayat 2 dinyatakan bahwa pemilihan
pernyedia barang dilakukan dengan:
Universitas Sumatera Utara
1 Pelelangan umum, adalah metode pemilihan penyedia
barangpekerjaan konstruksijasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barangpekerjaan
konstruksijasa lainnya yang memenuhi syarat; 2
Pelelangan terbatas, adalah metode pemilihan penyedia barangpekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedia yang
mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks;
3 Pelelangan sederhana, adalah metode pemilihan penyedia
barangjasa lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00 lima miliar rupiah;
4 Penunjukan langsung, penunjukan langsung adalah metode
pemilihan penyedia barangjasa dengan cara menunjuk langsung satu penyedia barangjasa;
5 Pengadaan langsung, adalah pengadaan barangjasa langsung
kepada penyedia barangjasa, tanpa melalui pelelangan seleksipenunjukan langsung;
6 Kontes, adalah metode pemilihan Penyedia Barang yang
memperlombakan barangbenda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang hargabiayanya tidak dapat ditetapkan
berdasarkan Harga Satuan. c.
Penetapan metode penilaian, menurut Pasal 56 Ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 70 Nomor 2012 kualifikasi adalah penilaian
Universitas Sumatera Utara
kompetensi dan kemampuan usaha serta persyaratan tertentu oleh Kelompok Kerja ULPPejabat Pengadaan. Dalam Ayat 2 dinyatakan
bahwa kualifikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang diuraikan dalam Ayat 4 dan Ayat 9, yaitu:
1 Prakualifikasi, merupakan proses penilaian kualifikasi yang
dilakukan sebelum pemasukan penawaran, dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:
a Pemilihan penyedia jasa konsultansi dikecualikan untuk
pengadaan langsung barangjasa lainnya; b
Pemilihan penyedia barangpekerjaan konstruksijasa lainnya yang bersifat kompleks melalui pelelangan umum;
c Pemilihan penyedia barangpekerjaan konstruksijasa
lainnya yang menggunakan metode penunjukan langsung, kecuali untuk penanganan darurat; atau
d Pemilihan penyedia melalui pengadaan langsung.
2 Pascakualifikasi, merupakan proses penilaian kualifikasi yang
dilakukan setelah pemasukan penawaran, dilaksanakan untuk pengadaan sebagai berikut:
a Pelelangan Umum, kecuali Pelelangan Umum untuk
Pekerjaan Kompleks; b
Pelelangan sederhanapemilihan langsung; dan c
Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.
Universitas Sumatera Utara
d. Penyusunan jadwal, menurut Pasal 59 Ayat 1 Peraturan Presiden
Nomor 54 Nomor 2010 pemilihan penyedia barangjasa dilakukan oleh Kelompok Kerja ULPPejabat Pengadaan. Dalam Ayat 2 dinyatakan
bahwa penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan harus memberikan alokasi waktu yang cukup untuk semua tahapan proses pengadaan,
termasuk waktu untuk: 1
pengumuman pelelanganseleksi; 2
pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi atau dokumen pengadaan;
3 pemberian penjelasan;
4 pemasukan dokumen penawaran;
5 evaluasi penawaran;
6 penetapan pemenang; dan
7 sanggahan dan sanggahan banding.
e. Penyusunan Dokumen Pengadaan BarangJasa, dimana PPK
menetapkan rancangan Surat Perintah Kerja SPKSurat Perjanjian, termasuk syarat-syarat umum kontrak, syarat-syarat khusus kontrak,
spesifikasi teknisKerangka Acuan Kerja KAK, danatau gambar, daftar kuantitas dan harga, dan dokumen lainnya oleh Kelompok Kerja
ULPPejabat Pengadaan. f.
Penetapan Harga Perkiraan Sendiri HPS barangjasa, menurut Pasal 66 Ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 70 Nomor 2012 dilakukan oleh
PPK. Dalam Ayat 4 dinyatakan bahwa HPS digunakan sebagai:
Universitas Sumatera Utara
1 alat untuk menilai kewajaran penawaran termasuk rinciannya;
2 dasar untuk menetapkan batas tertinggi penawaran yang sah:
a untuk Pengadaan BarangPekerjaan KonstruksiJasa
Lainnya, kecuali Pelelangan yang menggunakan metode dua tahap dan Pelelangan Terbatas dimana peserta yang
memasukkan penawaran harga kurang dari tiga; dan b
untuk Pengadaan Jasa Konsultansi yang menggunakan metode Pagu Anggaran.
3 dasar untuk menetapkan besaran nilai Jaminan Pelaksanaan bagi
penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80 delapan puluh perseratus nilai total HPS.
2. Tahap Pemilihan Penyedia BarangJasa
Dalam pelaksanaan pemilihan penyedia barang masing-masing metode pemilihan penyedia barang memiliki proses yang berbeda-beda.
Untuk proses pemilihan penyedia dengan metode pengadaan langsung adalah sebagai berikut:
a. Pejabat Pengadaan mengundang calon Penyedia yang diyakini mampu
untuk menyampaikan penawaran administrasi, teknis, dan harga. Undangan dilampiri dengan spesifikasi teknis danatau gambar serta
dokumen-dokumen lain yang menggambarkan jenis pekerjaan yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
b. Penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi,
teknis, dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam undangan.
c. Pejabat Pengadaan membuka penawaran dan mengevaluasi
administrasi dan teknis dengan sistem gugur, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk mendapatkan Penyedia dengan harga
yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan. d.
Negosiasi harga dilakukan berdasarkan HPS. e.
Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung yang terdiri dari untuk kemudian disampaikan kepada PPK.
f. PPK melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian dengan
ketentuan: 1
bukti pembelian dapat digunakan untuk Pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00 sepuluh juta rupiah;
2 kuitansi dapat digunakan untuk Pengadaan yang bernilai sampai
dengan Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah; atau 3
Surat Perintah Kerja SPK dapat digunakan untuk Pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp200.000.000,00 dua ratus juta rupiah.
3. Tahap Pelaksanaan Kontrak
Universitas Sumatera Utara
Mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012, dalam tahap pelaksanaan kontrak dengan metode pengadaan langsung terdapat
ketentuan sebagai berikut:
69
a. Dalam pelaksanaan kontrak, Pengguna AnggaranKuasa Pengguna
Anggaran hanya bertindak pasif, yaitu menerima dan mengevaluasi laporan, mengawasi dan melakukan tindakan turun tangan, serta
menerbitkan Surat Perintah Pembayaran atas tagihan penyedia. b.
PPK bertindak aktif dengan secara langsung terlibat dan menjalankan kontrak sesuai dengan hak dan kewajiban para pihak. Untuk
melaksanakan tugas kesehariannya, ditunjuk direksi lapangan guna mengawasi dan menyelaraskan pelaksanaan pekerjaan antara penyedia
dengan konsultan pengawas. c.
PejabatPanitia Pemeriksa yang ditunjuk oleh Pengguna Anggaran, melakukan pemeriksaan pekerjaan yang telah diselesaikan 100 oleh
penyedia barangjasa yang mencakup pemeriksaan teknis dan administrasi. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan, dan Berita Acara Serah Terima yang disahkan oleh PPK.
F. Berakhirnya Perjanjian Pemborongan