sepenuhnya terhadap hubungan hukum antara persekutuan dengan pihak ketiga.
Sesuai dengan Akta pendirian CV. Avansa pada 27 Januari 2007 dan perubahannya pada 27 Agustus 2011, yang menjabat sebagai Direktur yaitu Tuan
Agus Muslim; Wakil Direktur I yaitu Tuan Muhammad Amri Nasution SE.; Wakil Direktur II yaitu Tuan Iwan Maulana Lubis; Wakil Direktur III Tuan Dolly
Parlindunagan Sagala; Wakil Direktur IV yaitu Tuan Viktor Silitonga; dan sebagai Komisaris yaitu Tuan Sunaryo. Dalam hal ini Direktur dan Wakil
Direktur merupakan sekutu komplementer, yang berhak untuk mewakili perseroan dalam segala hal dan segala tindakan baik melakukan perbuatan pemilikan
maupun perbuatan pengurusan serta berhak mengikat perseroan pada pihak lain pihak ketiga dalam suatu perbuatan hukum. Sedangkan penjabat Komisaris,
merupakan sekutu komanditer yang hanya bertanggung jawab sampai jumlah modal yang dimasukkannya ke dalam perseroan.
B. Tahap Pembuatan dan Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan
Perjanjian pemborongan antara Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi dengan CV. Avansa dalam hal ini adalah perjanjian pemborongan pekerjaan untuk
pengadaan ikan jenis nilai ekonomi tinggi pada balai benih ikan kota Tebing Tinggi. Pengadaan ini merupakan bagian dari kegiatan Penyediaan dan
Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Produksi Perikanan Budidaya melalui Program Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar dimana
sumber dananya berasal dari APBD kota Tebing Tinggi tahun anggaran 2011. Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu dari Satuan Kerja
Universitas Sumatera Utara
Perangkat Daerah SKPD yang merupakan perangkat daerah pada pemerintah kota Tebing Tinggi, oleh karena itu perjanjian pemborongan ini
mengacuberpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan BarangJasa Pemerintah, dan perubahannya yaitu Peraturan Presiden
Nomor 70 Tahun 2012 yang didampingi oleh Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
Sesuai dengan petunjuk teknis pengadaan barangjasa pemerintah, Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012, pembuatan perjanjian pemborongan diawali
dengan penetapan nilai Harga Perkiraan Sendiri HPS. Dalam menentukan nilai HPS, Pejabat Pengadaan dalam hal ini Panitia Pengadaan BarangJasa terlebih
dahulu mencari informasi terkait pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta dengan harganya. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui media elektronik
danatau non-elektronik seperti melalui surat kabar, majalah, atau secara langsung mencari informasi kelapangan dengan membandingkan sedikitnya dari dua
sumber yang berbeda. Berdasarkan informasi tersebut, PPK kemudian menetapkan nilai HPS dalam Kegiatan Pengadaan Jenis Ikan Nilai Ekonomi
Tinggi untuk Tahun Anggaran 2011 adalah sebesar Rp.48.731.250,00 empat puluh delapan juta tujuh ratus tiga puluh satu ribu dua ratus lima puluh rupiah.
Pemilihan penyedia barang dilakukan melalui metode pengadaan langsung, sesuai dengan Pasal 39 Ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012
dinyatakan bahwa pengadaan langsung diperuntukkan bagi paket pengadaan barangpekerjaan konstruksijasa lainnya yang bernilai paling tinggi
Universitas Sumatera Utara
Rp.200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dengan memenuhi kebutuhan sebagai berikut :
1. Merupakan kebutuhan operasional KementrianLembagaSatuan Kerja
Perangkat DaerahInstitusi yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN danatau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah APBD; 2.
Teknologi sederhana; 3.
Risiko kecil; danatau 4.
Dilaksanakan oleh penyedia orang perseorangan danatau badan usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil.
Menurut Pasal 57 Ayat 5 huruf b Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2012, bahwa pemilihan penyedia barangpekerjaan konstruksijasa lainnya dengan
metode pengadaan langsung yang menggunakan SPK dilakukan dengan mengirimkan permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta
negoisasi teknis dan harga kepada penyedia. Demikian halnya dengan Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi terhadap CV. Avansa, dimana Dinas Pertanian Kota
Tebing Tinggi mengirimkan undangan perihal permintaan penawaran untuk mengikuti pengadaan jenis ikan nilai ekonomi tinggi melalui pengadaan langsung.
Undangan tersebut dikirim kepada CV. Avansa oleh Perjabat Pengadaan pada tanggal 5 September 2011 dengan Nomor: 5202817PertaPPBJIX2011 yang
dilampiri spesifikasi teknis paket pekerjaan yang akan dilaksanakan. CV. Avansa diundang sebagai calon penyedia barang dengan metode
penilaian kualifikasi. Metode penilaian kualifikasi menurut Bab II A nomor 5
Universitas Sumatera Utara
huruf a Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012 adalah penilaian yang dilakukan berdasarkan kompetensi, kemampuan usaha dan pemenuhan
persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang yang bersangkutan. Selanjutnya dalam huruf j dikatakan bahwa persyaratan kualifikasi dapat tidak dilakukan
untuk pengadaan langsung, yang artinya ketentuan ini membuka kemungkinan bagi penyedia pemborongan pekerjaan dalam hal ini Dinas Pertanian Kota
Tebing Tinggi untuk menentukan sendiri kualifikasi yang tepat dan sesuai bagi penyedia barang.
Setelah mempelajari dan menganalisa dengan seksama dokumen yang dikirim oleh Panitia Pengadaan BarangJasa Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi,
selanjutnya Pada tanggal 7 September 2011 CV. Avansa sebagai pihak yang diundang kemudian menyampaikan penawarannya. Dalam surat penawaran
tersebut CV. Avansa mengajukan penawaran untuk melaksanakan pengadaan jenis ikan nilai ekonomi tinggi dengan nilai pekerjaan sebesar Rp. 47.150.000,00
empat puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah, dengan waktu pelaksanaan selama 30 hari kalender. Bersama dengan penawaran tersebut, CV.
Avansa melampirkan : a.
Daftar kuantitas dan harga masing-masing jenis ikan; b.
Dokumen penawaran teknis yang terdiri dari; 1
Spesifikasi teknis masing-masing jenis ikan; 2
Surat dukunganketerangan asal usul calon induk ikan; c.
Dokumen isian kualifikasi.
Universitas Sumatera Utara
Lampiran tersebut merupakan persyaratan dalam dokumen pengadaan. Menurut Pasal 1 angka 21 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, dokumen pengadaan
adalah dokumen yang telah ditetapkan oleh kelompok kerja ULPPejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para
pihak dalam pengadaan barangjasa. Panitia Pengadaan BarangJasa Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi yang
telah menerima penawaran dari CV. Avansa, kemudian membuka penawaran dan melakukan evaluasi. Metode evaluasi yang digunakan adalah metode evaluasi
dengan sistem gugur dimana Pasal 48 Ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 menyebutkan bahwa evaluasi pemilihan penyedia barangpekerjaan
konstruksijasa lainnya pada prinsipnya menggunakan sistem gugur. Lebih lanjut mengenai metode evaluasi tersebut, Bab II B nomor 7 huruf b Peraturan Kepala
LKPP Nomor 14 Tahun 2012 memberikan spesifikasi sebagai berikut : 1
Evaluasi administrasi a
dilakukan terhadap penawaran yang tidak terlambat. b
dilakukan terhadap kelengkapan dan keabsahan syarat administrasi yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan tidak dikurangiditambah
danatau dirubah. c
menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat administrasi.
2 Evaluasi teknis
a dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi.
Universitas Sumatera Utara
b dilakukan terhadap pemenuhan syarat teknis yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan tidak dikurangiditambah danatau dirubah. c
bila menggunakan nilai ambang batas lulus, dilakukan dengan memberikan penilaian skor terhadap unsur-unsur teknis sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan. d
menghasilkan dua kesimpulan, yaitu memenuhi syarat teknis atau tidak memenuhi syarat teknis.
3 Evaluasi harga
a dilakukan terhadap penawaran yang dinyatakan memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis. b
dilakukan terhadap penawaran yang tidak melebihi nilai HPS dengan jumlah harga yang pantas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa metode evaluasi dengan sistem gugur terdiri atas evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi harga. Dalam
hal evaluasi administrasi, CV. Avansa telah memenuhi syarat administrasi dengan melengkapi dokumen pengadaan; pada evaluasi teknis CV. Avansa juga telah
memenuhi syarat teknis meliputi spesifikasi teknis barang yang ditawarkan, jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan, dan surat dukunganketerangan asal-usul
calon induk ikan yang ditawarkan; dan yang terakhir adalah evaluasi kewajaran harga, dimana CV. Avansa mengajukan harga sebesar RP. 47.150.000,00 empat
puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah yang artinya tidak melebihi nilai HPS yang ditetapkan yaitu sebesar Rp.48.731.250,00 empat puluh delapan juta
tujuh ratus tiga puluh satu ribu dua ratus lima puluh rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Setelah penawaran yang diajukan CV. Avansa dievaluasi, tahap selanjutnya adalah negosiasi harga. Negosiasi harga dilakukan berdasarkan nilai HPS yang
telah ditetapkan. Penetapan HPS dalam pengadaan langsung menurut BAB II B nomor 12 huruf c angka 2 Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012
dilakukan oleh Pejabat Pengadaan dengan membandingkan harga dan kualitas dari sekurang-kurangnya dua sumber informasi yang berbeda. Pada dasarnya,
nilaiharga pekerjaan tidak boleh melebihi HPS, baik harga satuan paket terhadap masing-masing jenis ikan maupun harga keseluruhan pekerjaan. Oleh karena itu
dilakukan negosiasi guna memberikan penjelasan terkait adanya perbedaan dalam rincian harga tersebut.
73
Negosiasi merupakan tahap akhir dalam pemilihan penyedia barangjasa dengan metode pengadaan langsung. Bilamana dalam negosiasi tersebut antara
Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi dengan CV. Avansa tidak diperoleh kesepakatan, maka pengadaan langsung dinyatakan gagal dan dilakukan
pengadaan langsung ulang dengan mengundang penyedia lain. Namun, karena dalam hal ini negosiasi tersebut berhasil mencapai kesepakatan, maka selanjutnya
pada tanggal 13 September 2011 Panitia Pengadaan BarangJasa Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung dengan
Nomor : 5203007PertaPPBJIX2011 yang terdiri dari : Dalam negosiasi antara Dinas Pertanian Kota Tebing
Tinggi dengan CV. Avansa tidak ada perbedaan-perbedaan yang berarti, dan keduanya telah sepakat terhadap harga yang ditawarkan oleh CV. Avansa sebesar
RP. 47.150.000,00 empat puluh tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah.
73
Wawancara dengan Bapak Rusydi, Sekretaris merangkap Anggota Panitia Pengadaan BarangJasa Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2011, pada 7 April 2014, pukul
09.10 WIB,
Universitas Sumatera Utara
1 Nama dan alamat penyedia;
2 Harga penawaran terkoreksi dan harga hasil negosiasi;
3 Unsur-unsur yang dievaluasi;
4 Hasil negosiasi harga;
5 Keterangan lain yang dianggap perlu; dan
6 Tanggal dibuatnya Berita Acara.
Kemudian Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung tersebut oleh Panitia Pengadaan BarangJasa disampaikan kepada PPK untuk kemudian PPK
melakukan perjanjian dengan CV. Avansa. Sejalan dengan disampaikannya Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung
kepada PPK, maka rangkaian prosedur pemilihan penyedia barang telah selesai dilaksanakan. Selanjutnya Panitia Pengadaan BarangJasa mengeluarkan Surat
Penetapan Penyedia BarangJasa Pengadaan Langsung SPPBJ Pengadaan Langsung Nomor : 5203026PertaPPJBIX2011 dengan mana isinya
memberikan pernyataan bahwa CV. Avansa secara resmi ditetapkan sebagai penyedia barang, yang kemudian dibubuhi tandatangan masing-masing anggota
Panitia Pengadaan BarangJasa Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi. Dalam BAB II C nomor 1 Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012
disebutkan bahwa setelah SPPBJ diterbitkan, PPK kemudian melakukan finalisasi terhadap rancangan kontrak, dan menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan
apabila dananya telah cukup tersedia atau dilakukan paling lambat 14 hari kerja setelah SPPBJ diterbitkan. Dalam hal ini penandatanganan kontrakSPK
dilakukan oleh Heri Santoso, SP. sebagai Pejabat Pembuat Komitmen Program
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar; oleh Viktor Silitonga sebagai Wakil Direktur IV CV. Avansa diatas materai; dan oleh Ir. Leo
Lopulisa H., M.si. sebagai Pengguna Anggaran. Ditandatangani di Tebing Tinggi, pada hari Senin, tanggal 19 September 2011, dengan Nomor SPK :
5203036Perta-P2KBA3IX2011 yang dibuat rangkap tiga berikut lampirannya dibubuhi dengan materai, dan memiliki kekuatan hukum yang sama untuk
masing-masing pihak. Setelah penandatanganan SPK dilakukan, selanjutnya pada tanggal 20
September 2011 PPK menerbitkan Surat Pesanan, yang ditandatangani pada hari dan tanggal yang sama oleh PPK, CV. Avansa selaku penyedia barang, dan
Kepala Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi selaku Pengguna Anggaran. Surat Pesanan tersebut memuat uraian pekerjaan, rincian barang, dan rincian harga yang
meliputi harga satuan maupun harga keseluruhan barang pesanan. Disebutkan juga bahwa pekerjaan harus diselesaikan selambat-lambatnya selama 30 hari
kalender, dimana barang tersebut paling lambat diterima pada tanggal 19 Oktober 2011, dikirimkan ke Balai Benih Ikan Kota Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi.
Dalam BAB II C nomor 1 Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012 disebutkan bahwa PPK menerbitkan Surat Pesanan paling lambat 14 hari
kalender sejak tanggal penandatanganan kontrak. Surat Pesanan harus sudah disetujuiditandatangani oleh pihak penyedia sesuai dengan yang dipersyaratkan
dengan dibubuhi materai selambat-lambatnya tujuh hari kalender sejak tanggal penerbitan kalender.
Universitas Sumatera Utara
Dengan ditandatanganinya Surat Pesanan, maka CV. Avansa selaku penyedia barang dapat memulai pekerjaannya. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dengan tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SPK yang telah disepakati bersama-sama. Syarat umum SPK
sebagaimana merupakan bagian yang tidak terpisahkan pada suatu SPK, mensyaratkan bahwa pekerjaan pengadaan jenis ikan nilai ekonomi tinggi ini
harus dilaksanakan dengan itikad baik. Artinya baik PPK, Panitia Pengadaan BarangJasa Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi, maupun CV. Avansa selaku
penyedia barang harus bertindak berdasarkan asas saling percaya yang disesuaikan dengan hak-hak yang terdapat dalam SPK. Dengan menandatangani
SPK juga berarti para pihak setuju untuk melaksanakan SPK dengan jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak, dan bilamana salah satu pihak
merasa dirugikan maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
C. Tanggung Jawab Para Pihak dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan