penyedia berhak atas pembayaran pekerjaan sesuai dengan prestasi pengadaan yang diterima oleh PPK.
D. Mekanisme Penyelesaian Perselisihan yang Terjadi dalam Pelaksanaan Perjanjian Pemborongan
Kosakata sengketaperselisihan merupakan terjemahan dari istilah dalam bahasa Inggris yaitu conflict atau dispute. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, arti kata “sengketa” adalah segala sesuatu yang menyebabkan perbedaan pendapat, pertengkaran, perbantahan, perselisihan, dan perkara. Pada
dasarnya sengketa bersumber dari adanya ketidakpuasan pihak tertentu atas apa yang telah diperbuat oleh pihak lainnya. Ketidakpuasan tersebut terjadi karena
tidak terpenuhinya harapan agar pihak lain melaksanakan atau mewujudkan halkeadaan sesuai dengan yang diinginkan.
75
Para pihak dalam suatu perjanjian seyogiyanya dapat melaksanakan melaksanakan perjanjian dengan sebaik-baiknya sesuai dengan hak dan kewajiban
masing-masing. Namun kenyataannya peselisihan bisa saja terjadi sewaktu-waktu tanpa dapat diduga. Demikian juga dengan perjanjian pemborongan antara Dinas
Pertanian Kota Tebing tinggi dengan CV. Avansa, yang juga tidak tertutup kemungkinan perselisihan dalam perjanjian pemborongan tersebut dapat terjadi.
Dalam memenuhi kewajiban yang telah dituangkan dalam SPK atau kontrak pengadaan barangjasa pemerintah, sering kali para penyedia barangjasa
dihadapkan pada berbagai situasi dan kondisi yang kurang mendukung dan
75
Abu Sopian, Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan BarangJasa Pemerintah, diakses dari situs :http:www.bppk.depkeu.go.idbdkpalembangattachments362_PENYELESAIAN20SENG
KETA20KONTRAK20PENGADAAN20BARANG20JASA20PEMERINTAH.pdf, pada tanggal 10 April 2014, pukul 09.27 WIB.
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan hambatan dalam memenuhi kewajiban yang telah diatur dalam kontrak. Namun dalam hal timbul ketidakpuasan PPK atas pemenuhan kewajiban
penyedia barangjasa yang disebabkan oleh kesengajaan danatau kealpaan penyedia barangjasa, maka PPK dapat melakukan pemutusan perjanjian dengan
pemberitahuan tertulis. Pada dasarnya pemutusan tersebut akan menimbulkan kerugian bagi masing-masing pihak. Salah satu penyebabnya adalah karena proses
lahirnya kontrak telah banyak memakan waktu, energi dan sumber daya lainnya sehingga pembatalan atau pemutusan kontrak yang sedang berjalan akan
menimbulkan dampak yang signifikan bagi masing-masing pihak terutama bagi pihak penyedia, dan tidak jarang berkembang menjadi suatu perselisihan.
76
Secara garis besar mekanisme dalam penyelesaian sengketa ada dua, yaitu penyelesaian sengketa secara nonlitigasi atau diluar pengadilan out of court
dispute settlement dan penyelesaian sengketa secara litigasi atau di dalam pengadilan in court dispute settlement, dimana penyelesaian diluar pengadilan
meliputi melalui arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa. Alternatif penyelesaian sengketa APS dapat meliputi mekanisme penyelesaian sengketa
yang bersifat konsensus atau kooperatif, seperti halnya negosiasi, mediasi dan konsiliasi.
77
Menurut syarat umum SPK pemborongan pekerjaan pengadaan jenis ikan nilai ekonomi tinggi antara Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi dengan CV.
Avansa yang berpedoman pada Pasal 94 Ayat 1 Peraturan Presiden Nomor 54
76
Wawancara dengan Bapak Rusydi, Sekretaris merangkap Anggota Panitia Pengadaan BarangJasa Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2011, pada 7 April 2014, pukul
09.10 WIB.
77
Suyod Margono, Mempertimbangkan ADR Alternative Dispute Resolution Arbitrase : Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2010, hal. 36.
Universitas Sumatera Utara
Tahun 2010, bahwa dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam penyediaan barangjasa pemerintah maka para pihak terlebih dahulu
menyelesaikan perselisihan tersebut melalui musyawarah. Hal ini dilakukan guna mencapai kesepakatan tentang hal-hal yang diperselisihkan secara damai dan
kekeluargaan tanpa memberatkan salah satu pihak yang berselisih. Jika dengan musyawarah kesepakatan tidak tercapai, maka menurut Pasal 94 Ayat 2
penyelesaian sengketa dapat dilanjutkan melalui mediasi.
78
Pertimbangan dalam memilih mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa adalah sebagai berikut :
Mediasi merupakan penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga mediator sebagai penengah
yang netral atau tidak memihak yang turut aktif memberikan bimbingan atau arahan guna mencapai penyelesaian, namun tidak berfungsi sebagai hakim yang
berwenang mengambil keputusan. Inisiatif dan keputusan penyelesaian sengketa tetap berada di tangan para pihak yang bersengketa, serta hasil penyelesaiannya
bersifat kompromistis. Pada tahap ini sebagai pilihan terakhir apabila perselisihan tidak dapat juga diselesaikan maka penyelesaian perselisihan dapat diteruskan ke
pengadilan. Dilakukan melalui gugatan perdata dan mengikuti prosedur berperkara sesuai ketentuan hukum acara perdata.
1. Dapat menyelesaikan perkara dengan waktu relatif cepat dan biaya yang
relatif murah; 2.
Memperhatikan aspek lain selain aspek hukum, seperti aspek psikologis dan aspek emosional;
78
Wawancara dengan Bapak Rusydi, Sekretaris merangkap Anggota Panitia Pengadaan BarangJasa Dinas Pertanian Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran 2011, pada 7 April 2014, pukul
09.10 WIB.
Universitas Sumatera Utara
3. Para pihak memiliki kesempatan yang luas untuk berpartisipasi secara
langsung untuk menyelesaikan masalah mereka; 4.
Kontrol terhadap proses dan hasil; 5.
Penyelesaian secara konsensus oleh para pihak sendiri; 6.
Dapat menjaga reputasi masing-masing pihak, karena tidak dipublikasikan secara umum; dan
7. Mengutamakan win-win solution.
Selain melalui mediasi, Pasal 94 Ayat 2 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 lebih lanjut mengatur bahwa penyelesaian perselisihan dalam
pengadaan barangjasa pemerintah juga dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
79
a. Arbitrase, merupakan salah satu bentuk adjudikasi privat, dengan
melibatkan pihak ketiga arbiter yang diberi kewenangan penuh oleh para pihak untuk menyelesaikan sengketa, sehingga berwenang mengambil
putusan yang bersifat final dan mengikat. Dalam hal ini para pihak menyetujui untuk menyerahkan penyelesaian sengketanya kepada pihak
ketiga yang netral yang mereka pilih untuk membuat keputusan. b.
APS, merupakan singkatan dari alternatif penyelesaian sengketa alternative dispute resolution, yang terdiri dari :
1 Negosiasi, berasal dari kosa kata Inggris “negotiation” yang berarti
perundingan atau musyawarah dan orang yang melakukan perundingan
79
Abu Sopian, Penyelesaian Sengketa Kontrak Pengadaan BarangJasa Pemerintah, diakses dari situs :http:www.bppk.depkeu.go.idbdkpalembangattachments362_PENYELESAIAN20SENG
KETA20KONTRAK20PENGADAAN20BARANG20JASA20PEMERINTAH.pdf, pada
tanggal 10 April 2014, pukul 09.33 WIB.
Universitas Sumatera Utara
disebut negosiator. Negosiasi merupakan suatu proses untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain. Negosiasi adalah proses komunikasi
dua arah yang dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat kedua belah pihak memiliki berbagai kepentingan yang sama maupun
berbeda, tanpa melibatkan pihak ketiga sebagai penengah. Hasil dari negosiasi adalah penyelesaian kompromi compromise solution yang
tidak mengikat secara hukum; 2
Konsiliasi, merupakan bentuk penyelesaian sengketa dengan intervensi pihak ketiga konsiliator yang bersifat aktif menyusun dan
merumuskan langkah- langkah penyelesaian, yang selanjutnya ditawarkan kepada pra pihak yang bersengketa. Apabila para pihak
yang bersengketa tidak mampu merumuskan suatu kesepakatan, maka konsoliator mengajukan usulan pemecahan atau jalan keluar dari
sengketa. Meskipun demikian konsiliator tidak berwenang membuat putusan, tetapi hanya berwenag membuat rekomendasi dan
pelaksanaannya tergantung dari itikad baik good will dari para pihak yang bersengketa sendiri; dan
3 Mediasi yang juga merupakan dari alternatif penyelesaian sengketa.
E. Mekanisme Pembayaran Ganti Rugi