71
mana kemampuan bercerita siswa kelas III SD Negeri Kasongan tahun ajaran 20152016. Hasil dari kegiatan observasi digunakan untuk menentukan
tindakan yang dilaksanakan pada penelitian siklus I. Kegiatan diskusi dengan guru kelas III dilakukan untuk menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk kegiatan pratindakan. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama satu kali pertemuan, pertemuan terdiri
dari 2 jam pelajaran atau 2x35 menit. Pratindakan ini dilaksanakan pada hari Senin, 7 September 2015 pukul 08.45-10.25 diselingi istirahat 20 menit.
Tahap pratindakan dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk bercerita setelah guru memberikan materi dan melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang materi memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah, tetapi belum menggunakan media
boneka tangan. Tujuannya untuk mengetahui kondisi atau kemampuan awal siswa dalam bercerita apabila pembelajaran dilaksanakan tanpa menggunakan
media boneka tangan. Data pada tahap pratindakan ini berupa nilai yang diperoleh dari pre test bercerita menggunakan pedoman penilaian
keterampilan bercerita.
a. Hasil Observasi
Tahap pratindakan ini diisi dengan tanya jawab, pemberian materi, kemudian siswa praktik bercerita tentang pengalaman masing-masing
siswa saat melakukan kerjasama di sekitar rumah atau sekolah. Siswa kurang serius memperhatikan saat guru menjelaskan materi, dan terlihat
kurang bersemangat dan kurang tertarik dengan kegiatan pembelajaran
72
saat pratindakan. Guru memberikan contoh kerjasama di lingkungan rumah seperti gotong royong, kerja bakti, siskampling. Guru kemudian
menceritakan pengalamanya saat mengikuti siskampling di kampungnya sehingga siswa mulai tertarik.
Kegiatan selanjutnya, siswa diberi tugas untuk bercerita tentang pengalaman melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah.
Awalnya siswa binggung untuk bercerita apa, kemudian guru memancing dengan
pertanyaan-pertanyaan dan
siswa cukup
bersemangat menceritakkan pengalamannya bekerjasama di sekitar rumah dan sekolah.
Kemudian masing-masing siswa bercerita di depan kelas tentang pengalaman melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah secara
bergantian. Guru perlu menunjuk dan memotivasi siswa agar berani bercerita di depan kelas. Beberapa siswa yang kurang lancar bercerita
dibantu oleh guru melalui pertanyaan-pertanyaan. Ada beberapa siswa yang tidak mau bercerita di depan kelas, tetapi setelah dibujuk oleh guru
siswa tersebut berani maju kedepan kelas dengan sikap masih malu-malu. Pada saat melakukan kegiatan bercerita di depan kelas keterampilan
siswa pada saat bercerita masih kurang. Siswa belum menguasai aspek kebahasaan dan non kebahasaan seperti aspek lafal, intonasi, pilihan kata,
keruntutan, keberanian, kelancaran, sikap dan penguasaan tema siswa masih kurang. Sikap siswa pada saat bercerita juga masih kaku dan kurang
rileks, banyak siwa yang masih takut untuk bercerita di depan kelas.
73
Ketika kegiatan pre test bercerita, sebagian besar siswa tidak memperhatikan temannya yang sedang bercerita di depan kelas. Beberapa
siswa justru mengganggu temanya saat bercerita di depan kelas. Sebagian besar siswa terlihat masih malu-malu untuk bercerita di depan kelas,
banyak siswa yang masih bercerita kurang lancar. Kondisi tersebut dikarenakan siswa kurang memiliki bahan untuk bercerita dan
pembelajaran tidak menggunakan media untuk sumber bahan cerita.
b. Hasil Pratindakan