14
individu, untuk melatih lafal dan intonasi, namun secara efektif siswa berbicara untuk mengungkapkan gagasan, pendapat dan perasaan, dalam
berbagai bentuk dan cara kepada berbagai sasaran sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraan.
Tujuan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa mampu mengungkapkan kata dengan lafal yang benar, siswa mampu
mengucapkan atau mengatakan kalimat dengan intonasi yang wajar dan sesuai dengan konteksnya, siswa berani berinteraksi dan menjalin
hubungan dengan orang lain secara lisan, siswa memiliki sikap yang baik dan menguasai tema saat berbicara.
3. Pembelajaran Keterampilan Berbicara di Sekolah Dasar
Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif. Keterampilan ini sebagai implementasi dari hasil simakan. Peristiwa ini
berkembang pesat pada kehidupan anak-anak. Pada masa kanak-kanak, kemampuan berbicara berkembang begitu cepat. Hal itu tampak dari
perubahan kosa kata yang disimak anak dari lingkungan semakin hari semakin bertambah. Dalam kegiatan formal sekolah pada kelas awal
Sekolah Dasar bisa dimulai dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbicara di depan kelas untuk memperkenalkan diri, tanya jawab
dengan teman, bercerita tentang pengalaman, menceritakan gambar, menceritakan kembali sebuah cerita yang telah didengarnya dan
sebagainya.
15
Menurut Ahmad Rofi ’uddin dan Darmiyati Zuchdi 1998: 32,
pengembangan keterampilan berbicara di sekolah dasar terutama kelas 3 adalah secara vertikal tidak secara horizontal, maksudnya pada awalnya
anak-anak sudah dapat mengungkapkan pesan secara langsung tetapi belum sempurna. Pengembangan keterampilan berbicara tersebut harus
menggunakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa agar peningkatan keterampilan berbicara siswa lebih bermakna.
Saleh Abbas 2006: 85 menjelaskan ada beberapa kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara untuk sekolah dasar.
a. Menirukan ucapan
Pembelajaran ini sangat baik diterapkan di kelas rendah. Pengulangan- pengulangan bunyi bahasa harus sesering mungkin didengar siswa
kelas rendah. Bunyi bahasa yang diperkenalkan kepada siswa adalah bunyi-bunyi yang sering didengar di lingkungan masyarakat sekolah
serta lingkungannya sehingga akurasi ucapan, intonasi bicara siswa akan terkondisi dengan lingkungan bahasa yang didengar.
b. Menceritakan hasil pengamatan
Perkembangan bahasa dan kosa kata siswa akan berkembang sesuai dengan lingkungan, situasi, dan kondisi anak. Kondisi lingkungan
anak saat di rumah antara anak yang satu dengan yang lain berbeda, sehingga objek pengamatan yang berbeda-beda secara tidak langsung
akan menambah perbendaharaan kosa kata bagi siswa lainnya.
16
c. Percakapan
Bentuk-bentuk percakapan yang dapat mengasah keterampilan berbicara siswa antara lain bertelepon dan berdialog antar pasangan.
Kegiatan ini akan melatih bagaimana etika berkomunikasi yang baik. d.
Mendeskripsikan Bercerita tentang sesuatu bagi siswa akan terasa sulit, karena apa yang
diceritakan tidak berada dekat dengan dirinya. Guru dapat melatih siswa bercerita dengan menggunakan benda-benda yang dekat dengan
siswa seperti benda kesayangan dan mainan kesenangan karena siswa dapat lebih mudah menceritakan tentang sesuatu yang sudah
diketahuinya dan dekat pada dirinya. Jika tahap ini telah dilaksanakan barulah guru mulai meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa
kepada hal-hal yang jauh dari siswa seperti gambar-gambar peristiwa, menceritakan pengalaman yang menyenangkan, dan lain sebagainya.
e. Pertanyaan menggali Pembelajaran
ini merupakan
kelanjutan dari
pembelajaran mendeskripsikan. Jika pada pembelajaran mendeskripsikan siswa
hanya menceritakan tentang benda yang dibawa tanpa ada reaksi dari para pendengar, maka pada pembelajaran ini pendengar dapat
memberikan reaksi atau menanyakan berbagai hal yang masih ada kaitannya dengan benda yang diceritakan.
17
f. Bercerita
Bercerita sebagai sarana komunikasi linguistik yang kuat dan menghibur memberikan pengalaman kepada siswa untuk mengenal
intonasi dan pengimajinasian serta nuansa bahasa. g.
Berwawancara dan melaporkan hasilnya Kegiatan pembelajaran ini tidak cukup hanya dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan. Guru perlu memperlihatkan bagaimana siswa melakukan
wawancara, merumuskan
pertanyaan-pertanyaan wawancara, dan membuat pedoman wawancara.
h. Berpidato
Kemahiran mengungkapkan pikran secara lisan bukan saja menghendaki penguasaan bahasa yang baik dan lancar tetapi aspek
non kebahasaan lainnya seperti keberanian, ketenangan di depan massa, sanggup menampilkan gagasan-gagasan secara lancar dan
teratur, dan menampilkan suatu sikap yang tidak kaku. Berlatih berpidato akan memberikan bekal siswa terampil berbicara baik dari
segi bahasa maupun non kebahasaan. i.
Diskusi Kegiatan diskusi sering terlihat ada siswa terlibat aktif dan bahkan
mendominnasi diskusi dan ada pula yang tidak mau berbicara sama sekali sehingga perlu didorong untuk ikut berpartisipasi. Hal ini
merupakan tantangan bagi guru jika melaksanakan pembelajaran dengan cara berdiskusi. Dengan demikian sebelum diskusi dimulai
18
guru perlu memberikan arahan kepada peserta diskusi tentang aturan dan tata cara berdiskusi.
Menurut Burhan Nurgiyantoro 2009: 278-291, ada beberapa kegiatan berbicara yang dapat dilatih untuk mengembangkan keterampilan
berbicara siswa. Bentuk-bentuk kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. a.
Berbicara Berdasarkan Gambar Dalam kegiatan ini, siswa diberikan sejumlah gambar dan siswa
diminta menjawab pertanyaan sesuai gambar yang diberikan. Tujuan pragmatik
yang lebihmemberikan
kebebasan siswa
dalam mengungkapkan kemampuan berbahasa adalah siswa diminta untuk
bercerita berdasarkan gambar yang diberikan. b.
Wawancara Wawancara biasanya dilakukan terhadap seorang siswa yang
kemampuan bahasanya cukup memadai sehingga memungkinkan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bahasa itu.
c. Bercerita
Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang bersifat pragmatis. Untuk dapat bercerita paling tidak ada dua hal yang harus dikuasai oleh
siswa, yaitu: unsur linguistik dan unsur yang diceritakan. d.
Pidato Kegiatan berpidato hampir sama dengan kegiatan bercerita bila dilihat
dari kebahasaan siswa memilih bahasa untuk mengungkapkan
19
gagasan. Tugas berpidato baik diajarkan di sekolah untuk melatih siswa mengungkapkan gagasan dalam bahasa yang tepat dan cermat.
e. Diskusi
Dalam kegiatan ini, siswa berlatih untuk mengungkapkan gagasan- gagasan menanggapi gagasan dari kawan secara logis dan dapat
dipertanggungjawabkan. Berbicara merupakan kegiatan yang utama bagi manusia. Sesuai
dengan beberapa pendapat di atas ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melaksanakan kegiatan berbicara menirukan ucapan, menceritakan
hasil pengamatan, percakapan, mendiskripsikan, pertanyaan menggali, bercerita, berwawancara dan melaporkan hasilnya, berpidato, diskusi, dan
berbicara dengan gambar. Dari beberapa kegiatan berbicara tersebut bercerita adalah hal yang sering dilakukan setiap orang dan bercerita
adalah kegiatan berbicara yang paling dikuasai oleh siswa kelas rendah. Dari beberapa kegiatan pembelajaran berbicara dalam penelitian ini
peneliti memilih keterampilan bercerita, karena keterampilan bercerita merupakan salah satu kegiatan yang paling dikenal siswa. Melalui
kegiatan bercerita siswa dapat berlatih keterampilan berbicara yang mencakup aspek lafal, intonasi, pilihan kata, keruntutan, keberanian,
kelancaran, sikap dan penguasaan tema. Siswa juga berlatih untuk tampil bercerita di depan kelas dan melatih kata-kata dan ekspresi tubuh. Bentuk
kegiatan berbicara yang difokuskan dalam penelitian ini adalah keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan.
20
B. Kajian Keterampilan Bercerita Menggunakan Media Boneka Tangan