Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

52 Subjek dalam penelitian ini adalah ,fasilitator atau guru pendamping ketua PKBM, dan peserta didik SD SALAM Sanggar Anak Alam Nitiprayan Jomegatan Ngestharjo Kasihan Bantul Yogyakarta. Beragamnya subjek dalam penelitian ini dimaksudkan agar dapat diperoleh data berupa informasi dan keterangan secara lengkap dan mendalam.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 222, bahwa pengumpulan data adalah bagaimana menentukan teknik yang setepat-tepatnya untuk memperoleh data, kemudian disusul dengan cara-cara menyusun alat pembantunya, yaitu instrumen. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan observasi, wawancara interview, dan studi dokumentasi. Sedangkan data pendukung bersumber dari catatan tertulis, foto atau gambar, dokumen, dan hasil observasi serta informasi lain yang dapat mendukung dalam penelitian ini. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, antara lain: 1. Teknik Observasi Observasi atau pengamatan adalah pengamatan dengan menggunakan indra penglihatan. Adapun observasi dalam penelitian ini adalah observasi partisipasif dimana peneliti terjun langsung ke lapangan dalam melakukan kegiatan penelitian. Observasi penelitian ini dipergunakan untuk memperoleh data informasi yang sebenarnya dalam mengamati pelaksanaan model pembelajaran “Daur Belajar” di SD SALAM Sanggar Anak Alam. 53 Peneliti berusaha mengikuti semua proses pembelajaran “Daur Belajar” dengan berpartisipasi sebagai Volunter, sehingga data yang dihasilkan lengkap dan akurat. Yang paling penting dalam teknik observasi ini adalah memahami dan menangkap bagaimana proses itu terjadi. Observasi dalam penelitian ini menggunakan observasi sistematis, yaitu dengan menggunakan pedoman observasi sebagai instrumennya. 2. Teknik Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Menurut Lincoln dan Guba dalam Lexy J. Moleong, 2011: 186, maksud mengadakan wawancara antara lain: “Mengkonstruksi mengenal orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan, merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkam untuk yang dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi, mengubah dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi dan memverifikasi, mengubah dan memperluas konstruksi yang dikembangkan lagi sebagia pengecekan anggota”. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 227, secara garis besar ada dua macam pedoman dalam wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang pedoman wawancaranya disusun secara terperinci, sedangkan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang pedoman wawancaranya hanya memuat garis besar mengenai apa yang akan ditanyakan. 54 Sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara dalam bentuk wawancara semi structured, dalam hal ini mula-mula menanyakan serentetan pertanyaan yang mudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam guna medanpadat keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam, sehingga wawancara berjalan secara efektif, artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh sebanyak- banyaknya informasi. Proses awal wawancara dilakukan dengan memepersiapkan pedoman wawancara dengan format pertanyaan terbuka, dan dengan cara informal. Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan agar arah wawancara tetap terfokus pada pelaksanaan model pemebelajaran “Daur Belajar” di SD SALAM Sanggar Anak Alam. Namun dalam pelaksanaanya wawancara tidak hanya dilakukan secara formal tetapi dilakuakan dengan cara spontanitas seperti halnya dalam suasana biasa, wajar “bercakap-cakap” biasa. Pertanyaan dan jawabannya pun berjalan seperti pembicaraan biasa, jadi seolah-olah subjek penelitian tidak merasa sedang terwawancarai. Sehingga jawaban yang diucapkan pun dilakukan secara spontan dan berkata jujur apa adanya. Sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu menyiapkan pokok bahasan yang meliputi model pembelajaran “Daur Belajar” di SD SALAM Sanggar Anak Alam. Agar pertanyaan yang diajukan tidak menyimpang dari permasalahan yang dibahas. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi yang mendalam berkenaan dengan pelaksanaan pemebelajrannya, 55 sehingga proses dan peristiwa yang muncul dalam penelitian ini dapat diungkap, sehingga data yang diperoleh relevan dengan permasalahan. Bardasarkan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban responden direkam atau dicatat dengan alat rekam. 3. Teknik Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui benda-benda yang berada baik tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Lexy J. Moleong 2011: 217-219 dan menurut Sugiyono 2010 : 329 Dokumentasi berbentuk berupa catatan tulisan, transkrip, karya-karya seseorang, gambar, foto, video, dan sebagainya studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. teknik dokumentasi yang disebut sebagai studi dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis maupun elektronik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan pencermatan dokumen berupa dokumen rencana program pembelajaran “Daur Belajar” yang dibuat dan disetujui bersama, foto-foto kegiatan pembelajaran “Daur Belajar”, dokumen kemajuan pemebelajaran “Daur Belajar” yang dibuat fasilitator, dokumen- dokumen yang mendukung informasi mengenai program pemebelajaran “Daur Belajar” di SD SALAM Sanggar Anak Alam guna melengkapi informasi dan data dari responden yang tidak diperoleh melalui wawancara. 56

E. Instrumen Pengumpulan Data