13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Anak Tunarungu
1. Pengertian Anak Tunarungu
Tunarungu adalah peristilahan secara umum yang diberikan kepada anak yang mengalami kehilangan atau kekurangmampuan mendengar.
Akibat dari keterbatasan mendengar yang dimiliki, tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa
tulisan. Mufti Salim 1984 dalam Sutjihati Somantri 2006: 93 mengemukakan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami
kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran
sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya. Hambatan dalam segi bahasa sebagai akibat dari keterbatasan
mendengar yang dimiliki anak tunarungu juga diungkapkan oleh Tri Mulyani. Tri Mulyani 2000: 33 mengartikan anak tunarungu sebagai
anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya alat pendengaran
mereka sehingga mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya Speech Impaired. Anak tunarungu mengalami hambatan dalam
perkembangan bahasanya sehingga berdampak terhadap kehidupannya secara kompleks.
14
Murni Winarsih 2007: 23 menyatakan bahwa penyandang tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan
kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat
pendengaran,
sehingga ia
tidak dapat
menggunakan alat
pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari, yang berdampak terhadap kehidupannya secara kompleks terutama pada kemampuan
berbahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting. Doonal F. Moores dalam Haenudin 2013: 55, tunarungu adalah
seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar pada tingakat 70 Db ISO atau lebih sehingga ia tidak dapat mengerti pembicaraan orang lain
melalui pendengarannya sendiri tanpa atau mengunakan alat bantu dengar. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai anak tunarungu yang telah
dijelaskan para ahli, maka dapat ditegaskan bahwa anak tunarungu adalah seseorang anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan
mendengar baik sebagian atau keseluruhan yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya
organ pendengarannya
sehingga mengakibatkan
ketidakmampuan dalam menangkap berbagai rangsangan terutama melalui indra pendengar sehingga berdampak pada kehidupan sehari-hari secara
kompleks. Dampak yang paling terasa adalah dalam hal berbahasa. Anak tunarungu kehilangan kemampuan mendengar pada tingkat 70
Db ISO atau lebih sehingga tidak mampu mendengar pembicaraan orang lain dan komunikasinya terhambat. Anak tunarungu membutuhkan alat
bantu dengar ketika sedang berkomunikasi dengan orang lain agar pembicaraan orang lain dapat lebih terdengar sehingga dapat dimengerti
oleh anak tunarungu.
15
2. Karakteristik Anak Tunarungu