50
F. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian relevan mengenai penerapan model quantum learning bagi anak tunarungu yaitu pada penelitian yang berjudul “Penerapan Model
Quantum Learning dengan Teknik Mind Map untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kalimat yang sesuai dengan EYD bagi Anak
Tunarungu Kelas IV di SLB N Kotagajah Tahun Ajaran 20101011” Pramita Sulistyowati Yulia, 2011. Penerapan model quantum learning dalam
penelitian tersebut terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis kalimat yang sesuai dengan EYD pada anak tunarungu.
G. Kerangka Pikir
Anak tunarungu memiliki hambatan dalam segi bicara dan bahasa. Keterbatasan mendengar yang dimiliki oleh anak tunarungu mengakibatkan
ketidaksempurnaanya dalam penguasaan struktur kalimat baik secara verbal maupun non verbal, sehingga bahasa anak tunarungu sering tidak dapat
dipahami oleh orang lain. Penggunaan struktur kalimat dan pola kalimat secara benar akan mempermudah dalam memahami pesan yang disampaikan
sehingga pembelajaran bahasa dapat berjalan secara efektif. Kenyataan di lapangan, siswa tunarungu kelas VI masih belum
menguasai materi mengenai penyusunan struktur kalimat. Hal ini dapat dilihat pada pola struktur kalimat yang disampaikan mereka baik secara lisan
maupun tulisan. Banyak penulisan yang terbalik-balik antara Subyek, Predikat, Objek, maupun Keterangan.
51
Pembelajaran mengenai struktur kalimat belum mengunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, hal ini menyebabkan
kebosanan dan kepasifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Kondisi tersebut merupakan hambatan yang mengakibatkan kemampuan
siswa dalam penguasaan struktur kalimat rendah. Dengan demikian, perlu dilakukannya upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun
struktur kalimat. Peneliti memilih model quantum learning untuk meningkatkan kemampuan menyusun struktur kalimat.
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat
belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Dalam quantum learning siswa dibuat senyaman mungkin dan diberi energi positif
seperti, memasang musik, partisipasi mereka didorong lebih jauh, menempel poster-poster besar yang menonjolkan informasi, dan lain sebagainya.
Quantum learning memiliki keunggulan yaitu membebaskan gaya belajar siswa sesuai dengan modalitas belajar yang dimiliki siswa berupa
auditori, visual, maupun kinestetik. Siswa tunarungu memiliki keterbatasan dalam auditori, sehingga gaya belajar berupa visual dan kinestetik dapat
lebih dimaksimalkan. Gaya belajar visual dan kinestetik akan memberikan pengalaman belajar kepada siswa tunarungu, karena pada proses pebelajaran
dilakukan permainan menggunakan media gambar atau tulisan berwarna yang disenangi siswa. Siswa tunarungu juga ikut terlibat atau dapat mempraktekan
langsung materi pembelajaran dengan cara presentasi, demonstrasi, dan lain-
52
lain. Keunggulan lain dari model quantum learning adalah setiap upaya belajar peserta didik dihargai dengan reward yang sepadan. Reward ini akan
menjadikan peserta didik semakin termotivasi belajar untuk mendapatkan reward sebaik-baiknya.
Penerapan model quantum learning berupa TANDUR yang merupakan
singkatan dari
istilah Tumbuhkan,
Alami, Namai,
Demonstrasikan, Ulangi, serta Rayakan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa apabila diterapkan oleh guru. Kerangka TANDUR menjelaskan
mengenai langkah penerapan model quantum learning dalam proses pembelajaran. TANDUR diawali dengan apersepsi untuk menumbuhkan
minat belajar siswa, kemudian dalam pembelajaran inti siswa diarahkan untuk praktek langsung dengan cara menggali pengalaman belajar, merumuskan
materi, mendemonstrasikan, serta mengulang kembali materi yang telah dipelajari. Setelah itu, guru bersama siswa merayakan hasil belajar yang dapat
dilakukan dengan cara bernyanyi bersama, bertepuk tangan, memberikan pujian, serta memberikan reward. Penerapan quantum learning menggunakan
kerangka TANDUR akan membiasakan siswa tunarungu untuk menjawab pertanyaan guru, bertanya, bercerita, serta melakukan presentasi atau
demonstrasi di depan kelas. Hal ini akan melatih siswa tunarungu dalam berbahasa terutama untuk melatih struktur kalimat yang diucapkan maupun
ditulis. Pembelajaran Kuantum atau quantum learning berdasarkan pada
landasan konteks yang menyenangkan dan situasi penuh kegembiraan.
53
Quantum learning juga mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran yang menyenangkan serta dapat mengaktifkan siswa akan menjadikan siswa lebih mudah dalam memahami materi sehingga
kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat dapat meningkat. Gambar I. Bagan Alur Kerangka Pikir
H. Hipotesis Tindakan