42
sistematis untuk menentukanmembuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut ahli, maka dapat dikatakan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses penetapan nilai yang sistematis
untuk menentukan atau mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai yang mencakup kinerjaproses serta hasil belajar siswa agar
selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pengambil keputsan untuk program pembelajaran selanjutnya.
2. Metode Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi memiliki metode-metode yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Secara umum, evaluasi dibagi menjadi dua metode,
yaitu metode tes dan non tes. Metode tes digunakan untuk memperoleh data, baik data kuantitatif maupun kualitatif sedangkan metode non tes
digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar afektif siswa Sukardi, 2011: 11. Metode tes terdiri dari tes objektif dan tes
Subyektif. Tes objektif adalah bentuk tes dimana orang yang memeriksa lembar
jawaban teks akan menghasilkan skor yang sama Eko Putro, 2010: 48. Tes objektif dapat dibedakan menjadi tiga macam bentuk, yaitu soal benar-
salah, pilihan ganda, jawab singkat, dan menjodohkan. Tes Objektif memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tes objektif
menurut Eko Putro 2010: 52 antara lain: 1 lebih representative mewakili isi dan luas bahan, 2 lebih mudah dan cepat cara memeriksanya, 3
43
banyak kesempatan bagi siswa untuk spekulasi, 4 kerja sama antar siswa tentang soal tes lebih terbuka. Tes objektif juga memiliki beberapa
kekurangan, masih menurut Eko Putro 2010: 52 kekurangan dari tes objektif antara lain: 1 lebih sulit dan membutuhkan waktu lama untuk
persiapannya, 2 butir-butir soal cenderung mengungkap ingatan dan pengenalan kembali, 3 banyak kesempatan bagi siswa untuk spekulasi, 4
kerja sama antar siswa tentang soal tes lebih terbuka. Jenis tes yang lain yaitu tes Subyektif. Tes Subyektif adalah tes yang
pelaksanaannya sering dipengaruhi oleh faktor Subyektivitas guru Zainal Arifin, 125: 2012. Tes Subyektif biasanya berbentuk soal esai atau uraian.
Tes bentuk uraian pada umumnya dibedakan menjadi dua jawaban, yaitu terbatas dan uraian terbuka. Bentuk uraian terbatas memberikan batasan-
batasan kepada peserta tes dalam memberikan jawaban. Bentuk uraian terbuka memberikan kesempatan kepada peserta tes untuk mengeksplorasi
pikiran serta gagasan dalam memberikan jawaban menurut pemahaman dan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta tes. Evaluasi yang dibuat
dengan menggunakan bentuk uraian biasanya digunakan untuk menerangkan, mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan
pembuktian, menganalisis
perbedaan, menarik
kesimpulan, dan
menggeneralisasikan pengetahuan peserta didik Sukardi, 2011: 11. Tes objektif memiliki kelebihan dan kekurangan, maka begitu pula dengan tes
Subyektif. Kelebihan tes Subyektif menurut Eko Putro 2010: 85 antara lain:
44
1 Dapat mengukur hasil belajar yang kompleks seperti kemampuan,
mengaplikasikan prinsip, kemampuan menginterpretasikan dan merumuskan kesimpulan,
2 meningkatkan motivasi peserta tes untuk belajar
3 mudah disiapkan oleh guru
4 tidak banyak kesempatan siswa untuk spekulasi
5 mendorong siswa untuk berani berpendapat.
Kekurangan tes Subyektif menurut Eko Putro 2010: 87 antara lain: 1 reliabilitas rendah, 2 membutuhkan waktu lama untuk memeriksa
jawaban, 3 jawaban peserta tes kadang membual. Baik tes objektif maupun tes Subyektif memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Diperlukan kebijaksanaan dari seorang guru untuk menentukan jenis tes yang digunakan untuk pemahaman serta kemampuan siswa dalam belajar.
Jenis tes yang digunakan disesuaikan dengan materi yang telah diajarkan, dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
Bentuk kedua evaluasi adalah alat non tes. Alat non tes digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar efektif siswa.
Melalui teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis, melakukan wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-
dokumen Anas Sudijono, 2008: 76. Penggunaan evaluasi non tes perlu lebih diperhatikan oleh guru karena dapat menghasilkan penilaian yang
mungkin berbeda apa bila dilakukan oleh dua orang guru yang berbeda.
45
3. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Tunarungu tentang Kemampuan