36
seta semangat. Proses pembelajaran yang menuntun aktivitas gerak siswa dapat membuat siswa lebih semangat serta dapat
memunculkan energi positif.
3. TANDUR sebagai Kerangka Perencanaan Pembelajaran Model
Quantum Learning
Pada proses pembelajaran untuk mempermudah mengingat serta untuk keperluan operasional pembelajaran kuantum maka dikenalkan konsep
TANDUR yang merupakan akronim dari kata Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan Sugiyanto, 2010: 73. Unsur-unsur
ini membentuk basis struktur yang melandasi model quantum learning. TANDUR juga merupakan penerapan dalam strategi pembelajaran
kuantum atau quantum learning. Boby DePotter 1992 Syaefudin, 2009: 129 mengembangkan strategi pembelajaran kuantum melalui istilah
TANDUR. Kerangka TANDUR dapat membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap mata pelajaran.
Strategi pembelajaran atau kerangka perencanaan pembelajaran kuantum melalui istilah TANDUR antara lain sebagai berikut.
a. Tumbuhkan
Tumbuhkan dalam hal pembelajaran dapat berupa pemberian apersepsi sebelum masuk materi atau sebelum melakukan kegiatan inti
dalam pembelajaran. Apersepsi tidak hanya berupa pertanyaan mengenai materi yang telah diajarkan sebelumnya, namun apersepsi
juga dapat berupa permainan atau games, penyajian gambar maupun
37
vidio, bernyanyi, bercerita mengenai pengalaman atau cerita lucu, dan lain-lain. Apersepsi dilakukan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa terhadap materi yang akan dipelajari sehingga minat belajar siswa meningkat. Tumbuhkan dengan memberikan apersepsi yang
cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar dan memahami Apa Manfaatnya Bagiku atau AMBAK
Syaefudin, 2009: 129. Teori quantum learning menyarankan setiap peserta d
idik untuk mempertanyakan “apa manfaatnya bagiku?” terlebih dahulu sebelum mempelajari segala hal. DePorter 2009 dalam
Suyadi 2013: 100 menjelaskan motivasi belajar akan berkobar hanya jika setiap peserta didik mengetahui secara persis manfaat dari hal
yang akan dipelajarinya tersebut. Selaian itu, tujuan dilakukan pembelajaran itu sendiri harus jelas dan tersampaikan oleh guru
kepada siswa.
b. Alami
Berikan pengalaman nyata kepada setiap siswa untuk mencoba Syaefudin, 2009: 129. Ketika mempelajari sesuatu dikehidupan
nyata, maka siswa sudah memiliki pengalaman awal. Hal ini berarti siswa sudah memiliki suatu kaitan dengan konsep materi yang akan
dipelajari. Saat pengalaman terlihat terkait, kumpulkan informasi yang dapat membantu memaknai pengalaman tersebut. Pengalaman nyata
yang diberikan kepada siswa pada saat proses pembelajaran dapat memudahkan
siswa dalam
memahami materi.
Pengalaman
38
menciptakan ikatan emosional serta menciptakan peluang untuk memberikan makna Sugiyanto, 2010: 76. Strategi memberikan
pengalaman pada siswa dapat berupa dengan menggunakan jembatan keledai pada saat proses pembelajaran, menggali hal-hal yang
diketahui siswa terkait materi yang akan dipelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat, serta melakukan
permainan, dan simulasi.
c. Namai