Evaluasi Hasil Belajar Siswa Tunarungu tentang Kemampuan

45

3. Evaluasi Hasil Belajar Siswa Tunarungu tentang Kemampuan

Menyusun Struktur Kalimat Evaluasi hasil belajar adalah bagian dari proses belajar mengajar yang secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar. Evaluasi hasil belajar dilakukan guru guna mengetahui seberapa jauh kemampuan serta pemahaman siswa dalam belajar, selain itu juga dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengolahan pembelajaran Wina Sanjaya, 2006: 59. Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan siswa tunarungu dalam pembelajaran menyusun struktur kalimat. Evaluasi hasil belajar pada siswa tunarungu mengenai kemampuan menyusun struktur kalimat dalam penelitian ini, menggunakan teknik tes dan non tes. Kemampuan siswa dalam menyusun struktur kalimat dibuktikan dengan hasil nilai pada tes hasil belajar. Teknik non tes berupa observasi yang dilakukan terhadap guru dan siswa tunarungu ketika menggunakan model quantum learning dalam pembelajaran menyusun struktur kalimat. Observasi terhadap guru dilakukan untuk mengungkap keterampilan guru dalam meningkatkan kemampuan siswa tunarungu dalam menyusun struktur kalimat menggunakna model quantum learning. Observasi terhadap siswa 46 dilakukan untuk mencari data siswa mengenai kemampuan menyusun struktur kalimat serta partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses belajar. Evaluasi menggunakan teknik tes yaitu tes objektif dan Subyektif. Tes objektif berupa jawaban singkat yaitu menyebutkan kata yang termasuk kedalam Subyek, Predikat, Objek, maupun Keterangan dalam sebuah kalimat. Tes Subyektif berupa merangkai atau menyusun kata-kata S,P,O,K yang tidak urut atau teratur menjadi sebuah kalimat yang terstruktur sehingga memiliki makna. Tes objektif berjumlah 12 butir soal, dengan skor 1 pada masing-masing butir soal. Tes Subyektif berjumlah 8 butir dengan skor 3 pada masing-masing butir soal. Total keseluruhan skor tes yaitu 36. Adapun rumus yang digunakan untuk mengetahui hasil tes kemampuan menyusun struktur kalimat pada siswa tunarungu dengan presentase menurut M. Ngalim Purwanto 2006: 102 sebagai berikut: R NP = X 100 SM NP = Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum ideal 100 = Bilangan tetap Ngalim Purwanto, 2006: 102 Setelah didapatkan nilai persen yang dicari dari hasil tes kemampuan awal dan tes pasca tindakan siklus, selanjutnya hasil perhitungan 47 presentase nilai di atas dapat dibaca dengan pedoman menurut M. Ngalim Purwanto 2006: 103 sebagai berikut: Tabel 1: Kategori Penilaian Tes Kemampuan Menyusun Struktur Kalimat Skor Presentase Kategori 29 – 36 80,56 - 100 Amat Baik 22 – 28 61,11 -77,78 Baik 15 – 21 41,67 - 58,33 Cukup 8 – 14 22,22 - 38,89 Kurang Adanya peningkatan kemampuan menyusun struktur kalimat pada anak tunarungu ditandai dengan meningkatnya nilai hasil tes kemampuan menyusun struktur kalimat dari sebelum dan setelah diberikan tindakan dengan menggunakan model quantum learning. Selain itu, nilai tes hasil belajar mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, yaitu sebesar 75. Nilai tersebut berarti kemampuan menyusun struktur kalimat siswa tunarungu termasuk dalam kategori baik.

E. Model Quantum Learning dalam Pembelajaran Struktur Kalimat Anak

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN POLA-POLA HUBUNGAN KALIMAT PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI II Peningkatan Kemampuan Menyusun Pola-Pola Hubungan Kalimat Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri

0 1 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN POLA-POLA HUBUNGAN KALIMAT PADA SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI II Peningkatan Kemampuan Menyusun Pola-Pola Hubungan Kalimat Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri II Padarangin Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri

0 1 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 2 BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 202

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 236

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI METODE PEER TUTORIAL (TUTOR SEBAYA) ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN.

0 0 199

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KALIMAT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS V DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA 4 GODEAN.

0 1 229

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I MELALUI MEDIA PERMAINAN SCRABBLE DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 4 215

PENINGKATAN PERBENDAHARAAN KATA ANAK TUNARUNGU PADA KELAS 1 MELALUI PEMBELAJARAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SLB B WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 2 213

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI MEDIA RANTAI HURUF PADA SISWA TUNARUNGU KELAS 2 DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA I SLEMAN.

0 0 233

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA TUNARUNGU KELAS IV DI SEKOLAH LUAR BIASA WIYATA DHARMA I SLEMAN.

12 80 276