139
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model quantum learning dapat meningkatkan proses pembelajaran dan
kemampuan menyusun struktur kalimat pada siswa tunarungu kelas VI SLB Wiyata Dharma 1 Sleman Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan adanya
peningkatan aktivitas siswa serta perolehan skor kemampuan menyusun struktur kalimat mencapai kriteria keberhasilan minimum sebesar 75.
Pada siklus I, skor rata-rata aktivitas ARW sebesar 47,33 kemudian meningkat pada siklus II menjadi 60,67. Skor rata-rata aktivitas SDF pada
siklus I sebesar 44 kemudian meningkat menjadi 59. Peningkatan aktivitas siswa pada siklus I antara lain siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti
pembelajaran, tingginya antusiasme siswa terhadap media pembelajaran, serta terjalinnya kerjasama antar siswa. Peningkatan tersebut diperoleh dengan
penyampaian apersepsi oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan inti, penggunaan media pembelajaran yang disukai siswa, membiasakan siswa
untuk berdiskusi kelompok, serta pemaksimalan modalitas belajar siswa berupa visual, kinestetik dan auditori. Peningkatan aktivitas siswa apada
siklus II antara lain, siswa menjadi lebih sering memperhatikan penjelasan guru,
terlihatnya kreativitas
siswa dalam
melaksanakan kegiatan
pembelajaran, serta meningkatnya rasa percaya diri pada siswa. Peningkatan tersebut diperoleh dengan cara penyampaian materi yang lebih luwes,
140
membiasakan siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan, serta pemberian reward berupa pujian dan hadiah.
Hasil tes kemampuan awal dalam menyusun struktur kalimat pada subyek ARW dan SDF sebesar 52, 78. Skor ARW pasca tindakan siklus I
meningkat menjadi 83,33 dan skor SDF meningkat menjadi 69,44. Peningkatan kemampuan siswa ditandai dengan meningkatnya kemampuan
siswa dalam membedakan serta menyusun S,P,OK meskipun masih sederhana dan belum optimal. Peningkatan tersebut diperoleh dengan
memfokuskan pembelajaran pada materi S,P,O,K menggunakan prinsip TANDUR serta media pembelajaran berupa foto, gambar, dan potongan-
potongan kalimat. Pada siklus II, skor ARW menjadi 91,67, dan SDF menjadi 86,11.
Skor ARW meningkat sebesar 38,89 dan skor SDF meningkat sebesar 33,33 dari kemampuan awal. Peningkatan kemampuan menyusun struktur
kalimat dapat dilihat pada kemampuan subyek dalam menyebutkan S,P,O,K serta kemampuan subyek dalam menyusun struktur kalimat lebih baik
dibandingkan pada siklus I. Peningkatan skor pada siklus II diperoleh dengan menerapkan
kegiatan pembelajaran yang sama halnya dengan siklus I ditambah: memberikan cara yang lebih mudah dalam menyusun struktur kalimat,
memperbanyak latihan, memperbaiki kalimat-kalimat yang sering salah diucapkan, memberikan reward. Selain itu, memberikan bimbingan lebih
kepada SDF berupa pendampingan pada saat menyebutkan dan menyusun
141
struktur kalimat serta lebih sering diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
B. Saran