Latar Belakang Majas Dalam Bahasa Melayu Pada Masyarakat Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Melalui bahasa pula, semua informasi yang ingin kita sampaikan akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama masyarakat. Bahasa merupakan milik anggota masyarakat yang tercermin dalam ide, tindakan dan hasil karya manusia. Selain itu, bahasa juga sebagai sarana manusia untuk berperilaku sebagaimana perannya sebagai mahluk sosial. Oleh karena itulah bahasa tidak pernah lepas dari segala tindak tanduk manusia, dalam arti tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa. Fungsi bahasa sangat penting bagi kehidupan manusia seperti apa yang dinyatakan oleh Ritonga 2009:2 bahwa secara umum bahasa itu berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bila fungsi umum itu diperinci maka dapat dikatakan bahasa itu mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Fungsi praktis yaitu untuk mengadakan antar hubungan interaksi dalam pergaulan sehari-hari. b. Fungsi artistik yaitu manusia mengolah dan mengungkapkan bahasa itu dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia. c. menjadi kunci pembelajaran pengetahuan-pengetahuan lain dan, Universitas Sumatera Utara d. Fungsi filologis yaitu mempelajari naskah-naskah tua untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan, sejarah adat, serta perkembangan bahasa itu sendiri. Berbicara mengenai bahasa dan masyarakat, tentu tidak akan pernah terlepas dari kebudayaan. Budaya ini berada ditengah-tengah masyarakat, yang berkembang seiring dengan kemajuan bahasa. Di Indonesia, sebagai negara yang multikultural dan heterogen yang terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, memiliki keberagaman bahasa daerah, Salah satunya adalah bahasa Melayu. Bahasa daerah itu tumbuh dan berkembang secara berdampingan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Bahasa Melayu adalah bahasa yang dipakai oleh penuturnya untuk berkomunikasi dalam mengungkapkan pikiran serta perasaannya. Bahasa ini memiliki beragam ungkapan dan gaya bahasa. Jika kita lihat latar belakang kehidupan orang Melayu, unsur penting yang menentukan kehidupan orang Melayu adalah adat istiadat dan agama. Kedua unsur ini membawa kehalusan budi Melayu untuk mengungkapkan fikirannya dalam berkomunikasi dan untuk menyampaikan argumentasi mereka menggunakan bahasa ekspresif dalam kiasan- kiasan yang halus dan santun. Selain sebagai pendukung komunikasi, bahasa juga merupakan alat budaya sebagaimana yang dinyatakan Sibarani 2004:60 “Bahasa juga sangat erat kaitannya dengan budaya, bahkan bahasa merupakan salah satu dari tujuh unsur kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan itu adalah 1 bahasa, 2 sistem pengetahuan, 3 organisasi sosial, 4 sistem peralatan hidup dan teknologi, 5 sistem mata pencarian hidup, 6 sistem religi, 7 kesenian. Penempatan bahasa sebagai unsur pertama kebudayaan menunjukkan betapa besar peranan bahasa dalam kebudayaan masyarakat di samping bahasa merupakan kebiasaan terpola yang pertama diperoleh manusia sejak lahir”. Universitas Sumatera Utara Bangsa Melayu dikenal dengan karakter dan sikap masyarakatnya yang ekspresif karena dalam berkomunikasi dan menyampaikan sesuatu selalu secara tidak langsung atau bersifat kiasan. Banyak pertimbangan yang menyebabkan penyampaian maksud itu secara tidak langsung, ini dilakukan salah satunya adalah untuk menghindari ketersinggungan seseorang. Dengan adanya ujaran tertentu yaitu gaya bahasa maka akan dapat menyampaikan pesan dengan pengaburan arti bahasa sehingga menimbulkan efek-efek tertentu, seperti kesantunan dalam berbahasa. Masyarakat Melayu di sepanjang pesisir Timur Sumatera, khususnya di Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, tidak terlepas dari ciri-ciri berbahasa yang bersifat kiasan. Hal ini tercermin dalam tradisi masyarakatnya yang merealisasikan dalam kesenian berbahasa, seperti pantun, senandung, pribahasa, lagu-lagu, dan ungkapan tradisional yang menjadi kearifan lokal masyarakatnya. Kesemuanya tidak terlepas dari semacam gaya bahasa majas yang bertujuan untuk meningkatkan efek dan asosiasi tertentu. Sangat banyak karya-karya tradisi orang Melayu yang benilai estetis dan menonjolkan kesenian yang indah. Tradisi tersebut mereka fahami sebagai wujud dari kebudayaan mereka yang diwariskan secara turun-temurun yang wajib mereka jaga eksistensinya. Pada dasarnya sendi-sendi kehidupan masyarakat Melayu dibatasi oleh adat istiadat dan agama yang mewujudkan etika, kehalusan budi bahasa, bertutur dengan adab dan sopan santun sehingga membuat kata-kata yang dirangkai penuh dengan segala kehalusan Arrasyid dkk, 2008 :3. Universitas Sumatera Utara Oleh karena itulah masyarakat Melayu baik dalam berbahasa maupun dalam berkesenian selalu sarat akan bahasa kias atau majas. Masyarakat Melayu terkesan benar-benar memanfaatkan bahasa kias atau majas tersebut dalam berkomunikasi. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan gagasan-gagasan atau ide mereka terhadap sesuatu dengan memakai figura dalam pengertian ‘bayangan, gambaran, sindiran, atau kiasan. Penggunaan majas dalam prakteknya sering ditemui dalam kehidupan kita. Karena terkadang dalam menyampaikan sesuatu seseorang tidak langsung ingin mengutarakan objeknya, namun mengutarakan dengan gaya bahasa tertentu. Penulis mengkaji majas sebagai suatu kajian linguistik karena majas merupakan kekayaan bahasa dan bagian dari kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Melayu dan perlu dipertahankan kelestariannya. Salah satu caranya adalah dengan cara menginventarisasi kekayaan bahasa tersebut agar tidak hilang tergerus globalisasi dan modernisasi. Dalam skripsi ini penulis akan mengkaji majas yang ada pada masyarakat Melayu Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhanbatu Utara, yang cenderung masih menggunakan bahasa berkias. Karena pada hakikatnya masyarakat Melayu tidak dapat menghindarkan diri dari pemakaian bahasa kias tersebut.

1.2 Rumusan Masalah