Majas Eufemisme Majas Elipsis

Indonesia sehingga sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa zaman penjajahan itu pernah terjadi. 3. Maso Revolusi Sosial ‘Sewaktu Revolusi Sosial itulah runtuh Kesultanan Kualuh itu’. tu la runtuh Kasultanan Kualuh tu. Contoh di atas merupakan majas Alusi karena pada kalimatnya terdapat kata-kata yang merujuk kepada suatu peristiwa yang pernah terjadi. Dan peristiwa tersebut telah diketahui secara bersama pada masyarakatnya. Revolusi Sosial 1945 merupakan suatu peristiwa yang terjadi di Indonesia khususnya di Sumatera Timur pada masa itu. Peristiwa ini diyakini masyarakat menjadi salah satu indikator rutuhnya kekuasaan Kerajaan- kerajaan yang kala itu memerintah di Sumatera Timur. Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sampai ke Sumatera Timur menjadi penyulut pergerakan rakyat untuk membuat makar terhadap kerajaan karena dianggap bekerjasama dengan pihak Belanda serta tidak mendukunng kemerdekaan Indonesia. Aksi massa yang begitu mendadak dan terorganisir membuat Raja dan para kaum bangsawan Kualuh harus mengungsi dan meninggalkan Istana. Peristiwa ini sampai sekarang masih diyakini masyarakat bahkan tidak jarang menjadi kontroversi.

4.1.3.4 Majas Eufemisme

Contoh : 1. Dah malaherkan dio. ‘Sudah melahirkan dia’. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikan bahwa istilah melahirkan merupakan majas eufimisme karena dalam bahasa Melayu makna kata tersebut dirasakan lebih halus dibandingkan dengan kata beranak . Pada masyarakat Melayu istilah melaherkan dianggap memiliki nilai rasa yang paling halus apabila dibandingkan dengan kata atau istilah lain. Artinya setiap penggunaan setiap kata-kata yang dirasakan lebih halus dibandingkan dengan kata-kata lainnya, maka termasuk ke dalam majas eufimisme. 2. Ondak buang ajat ‘Mau buang air besar dia’. dio Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikan bahwa klausa buang ajat tersebut merupakan majas eufimisme karena kalimat tersebut dirasakan lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, atau tidak menyenangkan dibandingkan berak atau beol. Kalimat tersebut dalam masyarakat melayu sampai saat ini masih digunakan dalam berkomunikasi antara masyarakat, karena memiliki nilai rasa yang cenderung positif dan sopan. 3. Buruk makan ‘Rakus dia itu’ nyo tu. Klausa buruk makan merupakan istilah yang dirasakan lebih halus dibandingkan kata atau istilah lainnya. Istilah tersebut sering digunakan oleh masyarakat Melayu untuk menyebutkan seseorang yang rakus dan Universitas Sumatera Utara suka makan. Istilah tersebut digunakan untuk menghindari ketersinggungan seseorang karena dianggap memiliki nilai rasa yang lebih halus. Oleh sebab itulah penulis mengategorikan istilah tersebut ke dalam majas eufimisme.

4.1.3.5 Majas Elipsis

Contoh : 1. Ondak……..ka Medan. ‘Hendak ke Medan’ Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikan kalimat di atas ke dalam majas ellipsis, karena terdapat pembuangan atau penghilangan kata- kata ataupun kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa. Pada kalimat Ondak……. Ka Medan, terdapat penghilangan predikat pergi atau berangkat yang merupakan unsur penting dalam membangun suatu kalimat. 2. Moh……… ka kode. ‘Ayo ke kedai’ Dalam kalimat di atas terdapat pengilangan unsur pembentuk kalimat yaitu kata penghubung -ke, yang seharusnya kalimat tersebut adalah moh pogi ka kode. 3. Dio pogi………kalimaren. ‘dia pergi…… kemarin’ Universitas Sumatera Utara Contoh di atas merupakan maajs elipsis karena terdapat pembuangan atau pengilangan obyek tempat atau dengan kata lain menghilangkan salah satu unsur penting dalam suatu struktur kalimat.

4.1.3.6 Majas Inversi