Majas Metonimia Majas Sinekdoke

3. Ondak lokas ato lamo “Mau sebentar atau lama, dipanggil meninggal juga semua. , nan dipanggil jugo nyo samuo. Kalimat di atas mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan yaitu pada kata lokas dan lamo. Artinya setiap kata-kata yang menggunakan gabungan dua gramatis yang mengandung ciri semantik yang bertentangan dalam satu kalimat maka disebut sebagai majas zeugma. 4. Baju nan batuah basah koring “Baju yang bertuah basah kering di badan”. di badan. Berdasarkan contoh di atas penulis menyatakan bahwa kalimat tersebut termasuk ke dalam kategori majas zeugma karena menggunakan gabungan gramatis dua kata yang mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan yaitu pada kata basah dan koring.

4.1.3 Majas Pertautan

Majas pertautan dalam bahasa Melayu pada Masyarakat Kelurahan Kampung Masjid Kecamatan Kualuh Hilir meliputi majas metonimia, sinekdoke, alusio, eufemisme, ellipsis, inversi dan gradasi. Dan pada halaman-halaman berikutnya akan dijelaskan mengenai contoh-contoh dari majas tersebut satu persatu.

4.1.3.1 Majas Metonimia

Contoh : 1. Kito mudik naek ‘Kita mudik naik Bintang Timur’. Bintang Timur. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikannya ke dalam majas metonimia karena menggunakan nama ciri atau hal yang ditautkan dengan barang sebagai penggantinya. Kata Bintang Timur merupakan metonimia benda yang disamakan dengan sejenis perahu cepat yang sering digunakan sebagai alat transportasi air oleh masyarakat sekitar Kampung Mesjid untuk bepergian. Dengan demikian kalimat tersebut seharusnya bermakna kami mudik naek kapal. 2. Kusarayo ko dulu mamboli ‘Saya suruh kamu dulu membeli rinso’. rinso. Contoh di atas merupakan majas metonimia karena memakai nama ciri atau barang yang berkaitan erat dengannya. kalimat seperti ini sangat sering digunakan. Kata rinso di sini adalah sejenis merek detergen yang sering digunakan untuk penyebutan benda tersebut. 3. Minggu mukak urang tu ‘Minggu depan mereka naik pelaminan’. naek palaminan. Contoh di atas merupakan majas metonimia karena menggunakan nama hal atau istilah yang yang bertautan dengan sesuatu sebagai penggantinya. Istilah naek palaminan dalam konteks dan pemahaman masyarakat Melayu Kampung Masjid bermakna melangsungkan prosesi adat pernikahan. Dikaitkan demikian karena menikah memiliki hubungan semantik dengan istilah naek ka palaminan tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.1.3.2 Majas Sinekdoke

Contoh : 1. Kolo tongah malam nan banyaan la utak-utak ‘Kalau sudah larut malam, banyak lah otak-otak jahil berkeliaran’. jahil bajalani. Contoh kalimat di atas merupakan bentuk majas sinekdoke karena dalam kalimat tersebut terdapat kalimat utak-utak jahil. Kata ulang utak-utak bermakna otak-otak dalam bahasa Indonesia yang artinya organ penting dalam kepala manusia sebagai alat berfikir dan sentral saraf. Kata utak- utak jahil tersebut untuk mewakili manusia-manusia ataupun sekelompok orang yang sering berkeliaran dan berbuat sesuatu yang tidak terpuji. Dengan demikian kalimat harfiahnya adalah kolo dah tonga malam nan banyaan la urang-urang jahil bajalani. 2. Limo ribu lima ribu satu sakapalo. kepala Contoh kalimat di atas merupakan majas sinekdoke karena terdapat kata yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti keseluruhannya yaitu pada kata kapalo. Kata kapalo kepala bermakna bagian atas tubuh setelah leher. Kata ‘kepala’ dalam kalimat tersebut berperan untuk menyatakan manusia bukan hanya kepalanya saja, melainkan dari ujung rambut sampai ujung kaki. Jadi kalimat tersebut seharusnya “limo ribu ’. sorang” Universitas Sumatera Utara 3. Kualuh Hilir Kualuh Hilir sudah tiga kali menang festival bordah’. dah tigo kali monang festival bordah. Contoh di atas merupakan majas sinekdoke karena karena menggunakan nama bagian sebagai pengganti keseluruhannya. Dalam konteks kalimat di atas kenyataannya yang mengikuti lomba bukan Kampung Masjid, melainkan orang yang mewakili lomba dari Kampung masjid. Dengan demikian Kampung Masjid menyatakan keseluruhan untuk sebagian, yaitu salah satu orang yang mewakili lomba atau festival tersebut. 4. Dilakukannyo jualannyo tu ‘Dijajakannya jualannya itu dari pintu ka pintu’. pintu ka pintu. Contoh kalimat di atas merupakan majas sinekdoke karena terdapat kata yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti keseluruhannya yaitu pada kata pintu. Kata pintu secara leksikal bermakana bagian rumah yang berfungsi sebagai tempat keluar masuk kedari ruangan tertentu. Namun dalam konteks kalimat di atas kata pintu dimaksudkan untuk menyatakan rumah. Oleh sebab itu kalimat tersebut seharusnya Dilakukannyo jualannyo tu rumah ka rumah. Universitas Sumatera Utara

4.1.3.3 Majas Alusi