BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Majas dalam Bahasa Melayu pada Masyarakat Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara
Majas dalam bahasa Melayu pada masyarakat Kelurahan Kampung Masjid Kecamatan Kualuh Hilir, Kabupaten Labuhanbatu Utara jika dianalisis menurut
kategori yang dikemukakan oleh Tarigan terdiri atas majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan. Keempat jenis majas
tersebut akan dikemukakan satu persatu sebagai berikut.
4.1.1 Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah jenis majas yang membandingkan sesuatu dengan yang lain. Majas ini meliputi majas simile perumpamaan, metafora
kiasan, personifikasi penginsanan, sindiran, dan antithesis.
4.1.1.1 Majas Perumpamaan Simile
Contoh : 1.
Gayo ‘Seperti orang mengantuk diberikan bantal’.
urang mangantuk disodorkan bantal.
Secara harfiah kalimat di atas menjelaskan tentang orang yang sedang dalam kondisi mengantuk kemudian diberikan bantal yang berfungsi
Universitas Sumatera Utara
sebagai alas kepala. Sedangkan secara makna majasinya kalimat ini mengandung pengertian seseorang yang mendapatkan suatu pemberian
yang sangat diidamkannya dari orang lain pada situasi dan kondisi yang tepat. Berdasarkan contoh tersebut penulis menyatakan bahwa kalimat
tersebut termasuk ke dalam majas perumpamaan karena membandingkan dua hal yang berlainan dan kemudian sengaja dianggap
sama. Majas tersebut juga menggunakan kata gayo yang dapat diartikan seperti atau bagai yang terletak di awal kalimat sehingga majas tersebut
dapat kita kategorikan sebagai majas perumpamaan. 2.
Mocam ‘Seperti membelah bambu, tarik yang di atas injak yang di bawah’.
mambolah buluh, tarek nan di atas pijak nan di bawah.
Secara harfiah kalimat tersebut menjelaskan tentang suatu teknik atau cara membelah bambu dengan cara mengangkatmenarik belahan
bambu bagian atas ke posisi atas dan menahan menginjak belahan bambu lainnya yang berada di posisi bawah. Adapun pengertian dari
majas tersebut menggambarkan seorang pemimpin yang penjilat serta tidak adil. Pemimpin yang dimaksud adalah pemimpin yang rela
merampasmenginjak hak-hak masyarakat melalui kebijakan- kebijakannya dan berbuat semaunya hanya untuk kepentingannya
sendiri dan atasannya.
Universitas Sumatera Utara
Penulis mengkategorikan majas di atas ke dalam majas perumpamaan karena pada awal kalimatnya manggunakan kata mocam yang secara
leksikal kata tersebut bersinonim dengan kata seperti, bak dan ibarat. 3.
Mocam ‘Seperti kapal lapuk di galangan’.
bot lapuk di galangan.
Kalimat di atas jika diartikan secara harfiah mengandung pengertian yang memberikan keterangan sebuah perahu boat yang sudah lapuk
dan ditempatkan di galangan tempat pembuatan kapal. Perahu yang dimaksud di sini sudah tidak dapat dipergunakan lagi karena tidak
pernah difungsikan akibat termakan usia dan mengalami kelapukan. Pengertian dari majas tersebut adalah melambangkan tentang seorang
laki-laki yang sudah berumur tua akan tetapi masih belum mendapatkan pendamping untuk hidupnya atau lebih sering kita kenal dengan sebutan
lajang tua. 4.
Mocam ‘Seperti lepat dengan daun’.
lopat samo daun.
Secara leksikal kalimat di atas mengandung pengertian yang menerangkan sejenis kue kecil khas Melayu dalam bahasa Melayu
disebut lopat yang disandingkan dengan kata daun yang pada kebiasaan orang Melayu sering digunakan sebagai pembungkus kue tersebut.
Adapun makna dari majas tersebut adalah membandingkan tentang hubungan dua insan yang selalu bersama dan tak dapat dipisahkan satu
sama lain. Sama halnya dengan kue lopat dengan daun tadi yang
Universitas Sumatera Utara
merupakan paduan dua benda yang serasi dan tidak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan.
4.1.1.2 Majas Metafora