Majas Paronomasia Majas Paralipsis

Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikan kalimat di atas ke dalam majas oksimoron, karena menggunakan penempatan dua antonim dalam suatu hubungan sintaksis yaitu pada kata kayo dan miskin. Artinya setiap penggunaan kata-kata yang berlawanan maknanya dalam satu kalimat maka disebut sebagai majas oksimoron.

4.1.2.5 Majas Paronomasia

Contoh : 1. Tatengokku tadi urang balanggar di mukak langgar ‘Terlihat saya tadi orang bertabrakan di depan Langgar itu’. tu. contoh di atas merupakan majas paronomasia karena di dalam kalimatnya berisi penjajaran kata-kata yang berbunyi sama tetapi bermakna berbeda yaitu pada kata langgar. Kata langgar pada kata yang pertama bermakna bertabrakan atau berbenturan. Sedangkan kata langgar yang kedua bermakna surau atau musholla yang merupakan tempat ibadah bagi umat muslim. 2. Tanah ku sapancang tu dah kupancang ‘Tanahku sepancang itu sudah kubatasi’. i. Kata pancang pada kata yang pertama dalam bahasa Melayu Kampung Masjid merupakan kata untuk menyatakan ukuran panjang atau lebar tanah. Sedangkan pancang pada kata yang kedua bermakna batas. Universitas Sumatera Utara 3. Biso mati kito dibuat biso ‘Bisa mati kita dibuat bisa ular itu’. ular tu. Contoh di atas merupakan majas paronomasia karena di dalam kalimatnya terdapat penggunaan kata-kata yang berbunyi sama akan tetapi memiliki makna yang berbeda yaitu pada kata biso. Kata biso yang pertama memberikn pengertian mampu atau dapat. Sedangkan kata biso yang kedua bermakna racun yang biasa keluar dari mulut ular atau hewan buas lainnya.

4.1.2.6 Majas Paralipsis

Contoh : 1. Kudongar carito baya rogo padi dah mahal ee.. salah Berdasarkan kalimat yang tertera di atas penulis mengategorikannya ke dalam maja paralipsis karena mengandung suatu maksud yang bertujuan untuk membatalkan ungkapan yang telah diucapkan. turun nyo maksudku. Dapat kita lihat juga dalam kalimat di atas bahwa orang tersebut tidak mengatakan apa yang sempat tersirat dalam kalimat yang diucapkannya. 2. Tak ado urang nan hoji ka kau, ee.. ‘Tidak ada orang yang suka padamu, ee.. maksud saya yang benci’. nan bonci nyo maksudku. Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikannya ke dalam majas paralipsis karena dalam kalimat di atas dapat kita fahami bahwa seseorang yang mengucapkan kalimat tersebut tidak mengatakan apa yang tersirat di Universitas Sumatera Utara dalamnya. Artinya setiap penggunaan kata-kata yang tidak mengatakan apa yang tersirat dalam kalimat itu maka disebut sebagai majas paralipsis.

4.1.2.7 Majas Zeugma