Majas Alusi Majas Pertautan

4.1.3.3 Majas Alusi

Contoh : 1. Kolo ko durhako jadilah ko mocam Si kantan ‘Kalau kamu derhaka jadilah kamu seperti . si Kantan Contoh di atas merupakan majas alusi karena secara tidak langsung menunjuk kepada satu tokoh berdasarkan pra anggapan yang sama yaitu tokoh si kantan. . Dalam pemahaman orang Melayu, si Kantan merupakan tokoh dalam salah satu legenda atau cerita rakyat yang ada di pesisir Sumatera Timur. Ceritanya bertemakan tentang seorang anak durhaka yang tidak mengakui ibu kandungnya sendiri. Sehingga ia disumpahdikutuk mejadi sebuah pulau bernama pulau si kantan. Legenda ini sampai sekarang masih dipercayai keberadaanya dan juga turut andil sebagai alat untuk pendidikan untuk anak agar tidak melawan orang tua seperti halnya si Kantan. 2. Masik takonang atiku pas maso zaman Balando ‘Masih terkenang hatiku ketika masa zaman Belanda dulu, susah semua’. dulu, urang hajab samuo. Contoh kalimat di atas merupakan majas alusi karena mengacu terhadap suatu peristiwa yang pernah dialami bersama, khususnya masyarakat kampong masjid. Zaman Belanda yang dimaksud adalah masa kolonialisme Belanda yang menduduku dan menjajah bangsa Indonesia. Peristiwa ini sampai saat ini masih lekat teringat di benak bangsa Universitas Sumatera Utara Indonesia sehingga sudah menjadi pengetahuan bersama bahwa zaman penjajahan itu pernah terjadi. 3. Maso Revolusi Sosial ‘Sewaktu Revolusi Sosial itulah runtuh Kesultanan Kualuh itu’. tu la runtuh Kasultanan Kualuh tu. Contoh di atas merupakan majas Alusi karena pada kalimatnya terdapat kata-kata yang merujuk kepada suatu peristiwa yang pernah terjadi. Dan peristiwa tersebut telah diketahui secara bersama pada masyarakatnya. Revolusi Sosial 1945 merupakan suatu peristiwa yang terjadi di Indonesia khususnya di Sumatera Timur pada masa itu. Peristiwa ini diyakini masyarakat menjadi salah satu indikator rutuhnya kekuasaan Kerajaan- kerajaan yang kala itu memerintah di Sumatera Timur. Berita Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sampai ke Sumatera Timur menjadi penyulut pergerakan rakyat untuk membuat makar terhadap kerajaan karena dianggap bekerjasama dengan pihak Belanda serta tidak mendukunng kemerdekaan Indonesia. Aksi massa yang begitu mendadak dan terorganisir membuat Raja dan para kaum bangsawan Kualuh harus mengungsi dan meninggalkan Istana. Peristiwa ini sampai sekarang masih diyakini masyarakat bahkan tidak jarang menjadi kontroversi.

4.1.3.4 Majas Eufemisme