Majas Ironi Majas Oksimoron

Kalimat di atas merupakan majas litotes karena mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan. Kalimat tersebut mengandung pengertian bahwa tanah atau sawah yang dimiliki itu tidak luas, sehingga diungkapkan dengan cara yang merendah atau sederhana. 2. Kupake la dulu boras ko tu kiro ‘Kupinjam dulu berasmu kira segenggam’. sajomput. Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikan kalimat di atas ke dalam majas litotes karena dalam pengungkapannya terdapat kata-kata yang mengandung pernyataan yang mengecilkan seperti pada kata sajomput . 3. Upahnyo memang tak sabarapo ‘Gajinya memang tidak seberapa’. . Kalimat di atas menerangkan tentang gaji atau upah yang sedikit, kalimat di atas merupakan majas litotes karena dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu dengan kata-kata yang dapat mengurangi atau melemahkan pernyataan yang sebenarnya seperti pada kata tak sabarapo.

4.1.2.3 Majas Ironi

Contoh : 1. Elok bonar parangemu kutengok, omakmu pun ko hamun. ‘Bagus sekali tindakanmu saya lihat, ibumu pun kamu maki’. Universitas Sumatera Utara Kalimat di atas dikategorikan ke dalam majas ironi karena mengimplikasikan sesuatu yang nyata bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya. Dalam kalimat tersebut mengandung pengertian yang mengolok-olok seseorang walaupun pada awalnya menyatakan pujian dengan cara membalikkan fakta sebenarnya. 2. Pocayo aku kolo ko tu pambongak ‘Percaya saya kalau kamu itu pembohong’ . Kalimat tersebut mengandung pengertian yang konteksnya adalah mengolok-olok seseorang tetapi dengan cara membalikkan fakta sesungguhnya. Dinyatakan di awal kalimat bahwa orang yang dimaksud dapat dipercaya, kemudian diakhir kalimat diolok dengan kalimat yang menyatakan bahwa dia seorang pembohong. 3. Nan paca’an ko malemak, ka magorib pun tak sodar balek. ‘Hebat kau bercerita, sampai hari maghrib pun tak sadar pulang’. Penulis mengategorikan kalimat di atas ke dalam majas ironi karena di dalama kalimatnya mengandung pengertian yang mengindikasikan pertentangan dengan maksud berolok-olok. Kalimat tersebut menjelaskan tentang seseorang yang suka bercerita dan membual sehingga melupakan tanggung jawabnya untuk pulang ke rumah. Universitas Sumatera Utara

4.1.2.4 Majas Oksimoron

Contoh : 1. Api nan kocik gayo kawan, tapi api nan bosar gayo lawan ‘Api yang masih bagai kawan, api yang sudah besar bagai lawan. . Contoh di atas mengandung pengertian bahwa api apabila masih dalam kategori kecil maka dapat digunakan untuk keperluan yang penting seperti memasak, membakar kayu, menyalakan lampu dan oleh sebab itulah dianggap sebagai kawan. Sedangkan apabila api yang dimaksud sudah terlampau besar, maka akan dapat membakar apa saja yang ada dan itulah yang dimaksud sebagai lawa. Majas di atas merupakan majas oksimoron karena terdapat pernyataan yang mengandung pertentangan yaitu pada kata kawan dan lawan. 2. Memang nan laga’an binik ko nan kaduo tu, tapi tak pande ‘Memang cantik istrimu yang kedua itu, tapi tidak pandai mengatur rumah tangga’. mangatur ruma tanggo Contoh kalimat di atas termasuk ke dalam majas oksimoron karena mengandung suatu hubungan sintaksis antara dua antonim. Kata lagak dalam kalimat tersebut bertentangan dengan tak pande. 3. Urang sano nan kayo lo’lap tu memang kocak duitnyo, tapi miskin “Orang sana yang ati nyo kaya raya itu memang banyak uangnya, tapi miskin hatinya”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikan kalimat di atas ke dalam majas oksimoron, karena menggunakan penempatan dua antonim dalam suatu hubungan sintaksis yaitu pada kata kayo dan miskin. Artinya setiap penggunaan kata-kata yang berlawanan maknanya dalam satu kalimat maka disebut sebagai majas oksimoron.

4.1.2.5 Majas Paronomasia