Majas Aliterasi Majas Perulangan

semantik yang diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.

4.1.4 Majas Perulangan

Yang termasuk ke dalam majas perulangan ini ada empat jenis yaitu maja aliterasi, maja antanaklasis, kiasmus, dan repetisi. Berikut aka dijelaskan satu persatu mengenai majas tersebut dalam bahasa Melayu Kampung Masjid Kecamatan Kualuh Hilir.

4.1.4.1 Majas Aliterasi

Contoh : 1. Mananam mako sapokat Mamotik mako sa ‘Menanam sepakat’ dapat ‘Memanen sesuai yang didapat’ Contoh di atas memiliki pengertian secara filosofi tentang kondisi masyarakat Melayu yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan masih sepenuhnya mengandalkan kondisi alam dalam hal bercocok tanam. Majas tersebut mendeskripsikan kearifan lokal orang melayu yang pada realitas sosialnya selalu mengutamakan kerjasama dan gotong royong dalam mengerjakan sesuatu yang bersifat kolektif. Kalimat mananam sapokat berarti melakukan pekerjaan dengan terlebih dahulu bersepakat musyawarah sehingga dapat memetik hasil yang memuaskan. Universitas Sumatera Utara Perilaku seperti ini masih sering kita jumpai sampai sekarang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Kampung Masjid. Berdasarkan contoh di atas penulis mengategorikan majas tersebut ke dalam majas eliterasi karena dalam kalimatnya terdapat kata-kata yang memanfaatkan purwakanti yang permulaannya sama bunyinya. 2. Basimpul kuat ba ‘Bersimpul kuat bontuk elok. Berbentuk indah’. Kalimat di atas memiliki makna filosofis dalam masyarakat Kulauh karena merupakan motto atau semboyan dari Kabupaten Labuhanbatu Utara yang mencerminkan identitas dan kepribadian masyarakatnya. Kalimat basimpul kuat memiliki pengertian akan kondisi sosial masyarakatnya yang memegang teguh nilai-nilai persatuan, kesatuan dan kebersamaan sehingga terwujudnya rasa kebersamaan untuk membentuk suatu masyarakat yang elok. Penulis mengategorikan kalimat di atas ke dalam majas aliterasi karena memanfaatkan purwakanti atau kata-kata yang permulaannya sama bunyinya, seperti pada kata basimpul kuat babontuk elok. 3. Buah la padi baya sulaseh dulang awak manumpang baya ka jawo sajo Universitas Sumatera Utara buah la hati baya kakaseh urang awak manumpang baya katawo sajo si anak sampan baya mamuat goni singgah sakojap baya di sunge palas bilo datang baya urang nan baek budi biso tak biso baya kami ba Contoh di atas merupakan petikan dari senandung Kualuh. Pada bait pertama bertemakan tentang kasih yang tak sampai karena orang yang dicintai telah menjadi milik orang lain, yang diungkapkan dalam kalimat buah lah hati baya kakaseh urang. Sedangkan bait kedua berupa ungkapan terima kasih kepada seseorang baik budi yang memberikan sesuatu luar biasa sehingga tak dapat terbalas lagi. Seperti yang diungkapkan pada kalimat Bilo datang baya urang nan baek budi, Biso tak biso baya kami balas. las Majas ini penulis kategorikan ke dalam majas aliterasi karena kata-kata karena memanfaatkan purwakanti atau kata kata yang permulaannya sama bunyinya. Artinya setiap kata-kata yang permulaannya sama maka disebut sebagai majas aliterasi. Seperti pada bait pertama terdapat kata buah dan awak. Dan pada bait kedua terdapat pada kata si anak dan singgah juga bilo dan bi so. Universitas Sumatera Utara

4.1.4.2 Majas Antanaklasis