11
menulis, berhitung sederhana dan bila dilatih serta dibimbing dengan baik anak tunagrahita ringan dapat menjadi tenaga semi skilled.
Anak tunagrahita ringan dengan kondisi intellegensi yang rendah tentu sangat memiliki karakteristik tersendiri dalam proses belajar.
Menurut Hallahan Kaufman Mumpuniarti, 2007:19 karakteristik tunagrahita yang menonjol adalah mengalami kesulitan dalam bidang
akademik, miskin perbendaharaan bahasa, serta perhatian dan ingatan yang lemah.
Berdasarkan karakteristik tersebut anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam berpikir abstrak sehingga diperlukan
pembelajaran yang bersifat konkret karena anak tungarhita ringan mampu belajar membaca, menulis, berhitung sederhana. Salah satu pembelajaran
konkret yang dapat dilaksnakan adalah melalui pretend play. Pretend play lebih menekankan pada peralatan yang digunakan misalnya simbol-simbol
rambu-rambu lalu lintas, baju dan peralatan, dan lain-lain.
B. Kajian Tentang Pembelajaran Pengembangan Diri
1. Pengertian Pembelajaran Pengembangan Diri
Pembelajaran pengembangan
diri merupakan
salah satu
pembelajaran yang diberikan pada anak tunagrahita, pembelajaran pengembangan diri sering disebut pula dengan pembelajaran bina diri.
Secara garis besar pembelajaran pengembangan diri bertujuan agar anak tunagrahita memiliki kemampuan serta ketrampilan merawat diri dalam
kehidupan dan kegiatan sehari-hari sehingga anak dapat beradaptasi
12
dengan lebih baik di lingkungan masyarakat. Menurut Sri Sawarsih Muh. Basuni, 2012:15 pembelajaran pengembangan diri atau bina diri
merupakan usaha memberikan pendidikan kepada anak tunagrahita agar dapat hidup secara mandiri sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan.
Pembelajaran pengembangan diri atau bina diri yang diberikan pada anak tunagrahita yang memiliki tingkat kecerdasan yang tergolong rendah,
sehingga mengakibatkan kemampuan merawat diri seperti menggosok gigi, mengenakan baju, makan, menghindarkan diri dari bahaya tergolong
rendah. Melalui pembelajaran pengembangan diri atau bina diri diharapan agar anak tunagrahita mampu untuk merawat diri, mengurus dirinya
sendiri sehingga mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi di lingkungan masyarakat melalui pemberian ketrampilan dan latihan-latihan dalam
bentuk pembelajaran pengembangan diri. Pembelajaran pengembangan diri atau bina diri menurut
Mumpuniarti 2007: 160 pembelajaran yang disiapkan untuk anak hambatan mental agar anak mampu menolong diri sendiri dan yang
berkaitan mengenai kebutuhan dirinya. Berdasarkan hal tersebut pembelajaran pengembangan diri atau bina diri menjadi hal yang pokok
untuk diperoleh anak tunagrahita, sebab melalui bina diri atau pengembangan diri anak tunagrahita dibekali ketrampilan untuk dapat
menolong dirinya dalam memenuhi kebutuhan. Pengembangan diri atau bina diri materi yang diberikan meliputi usaha membersihkan dan
merapikan diri, berbusana, makan dan minum, menghindari bahaya.
13
Pengenalan rambu-rambu lalu lintas merupakan salah satu materi dalam bina diri yang termasuk ke dalam materi menghindari bahaya.
Pembelajaran pengembangan diri atau bina diri diberikan agar anak tunagrahita ringan tidak hanya mampu mengurus diri sendiri tetapi melalui
ketrampilan yang diberikan pada pembelajaran pengembangan diri atau bina diri diharapkan anak tunagrahita mampu menyesuaikan diri di
lingkungannya. Menurut Astati tanpa tahun: 4 pengembangan diri atau bina diri adalah usaha membangun diri individu baik sebagai individu
maupun sebagi makhluk sosial melalui pendidikan di keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Berdasarkan beberapa
pengertian mengenai
pembelajaran pengembangan diri atau bina diri dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
pengembangan diri atau bina diri merupakan usaha mengembangkan diri, memperbaiki kemampuan diri dalam sebuah bentuk pembelajaran yang
berupa latihan dan pemberian ketrampilan pada anak dengan retradasi mental agar anak mampu menolong diri sendiri dalam kegiatan sehari-hari
sehingga mampu membangun individu yang mandiri serta menjadi makhluk sosial yang mampu beradaptasi di lingkungan masyarakat.
Ketrampilan hidup yang ada pada pembelajaran pengembangan diri antara lain usaha membersihkan dan merapikan diri, berbusana, makan dan
minum, menghindari bahaya. Ketrampilan menghindari bahaya salah satu materi yang diberikan berupa pengenalan rambu lalu lintas. Melalui
pengenalan rambu lalu lintas, anak tunagrahita diharapkan dapat
14
mengetahui dasar-dasar dalam bertransportasi. Hal tersebut penting karena anak tunagrahita kelak akan hidup dengan masyarakat, bersosialisasi,
memenuhi kebutuhan hidup yang tidak dapat terlepas dari kegiatan berlalu lintas dan bertransportasi. Oleh karena itu, pembelajaran pengembangan
diri mengenal rambu lalu lintas diberikan agar anak mampu berlalu lintas dan bertransportasi yang menunjang berbagai kegiatan sehari-hari secara
mandiri.
2. Tujuan Pembelajaran Pengembangan Diri Anak Tunagrahita Ringan