31
sangat  berpengaruh  untuk  perkembangan  tingkah  laku  sosialnya, kreativitas, dan pengetahuan sosial.
Menurut  Vygotsky  A.M  Bandi  Utama  2006:14  permainan  dapat berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan kognisi kecerdasan.
Hal  ini  disebabkan  anak  dalam  hal  ini  anak  tunagrahita  mengalami hambatan  atau  kesulitan  dalam  berpikir  abstrak,  melalui  permainan
diharapkan  anak  akan  mendapatkan  pengalaman  untuk  berpikir  secara nyata seperti yang terdapat dalam permainan.
E. Kajian Tentang Pretend Play
1. Pengertian Pretend Play
Pretend  play  merupakan  salah  satu  jenis  permainan  yang  biasa dikenal  dengan  permainan  pura-pura.  Pada  permainan  pretend  play  anak-
anak  berpura-pura  seolah  menjadi  seorang  dokter,  polisi,  guru,  dan sebagainya  dengan  dilengkapi  peralatan  yang  mendukung  permainan
tersebut.  Menurut  Purwandari  2003:4pretend  play  adalah  permainan aktif    yang  dahulu  banyak  dilakukan  oleh  anak-anak  yang  dimainkan
dengan  berpura-pura  berpura-pura,  permainan  ini  hampir  serupa  dengan sosiodrama  tetapi  lebih  menekankan  pada  alat  permainannya,  dan
disesuaikan dengan  minat anak serta perkembangan  jaman.    Pretend play menurutRuss  Suci  Fithriya  dan  Sri  Lestari,  2014:167  adalah  permainan
drama  sosial  yang  melibatkan  penggunaan  imajinasi,  membuat  yakin  dan simbolisasi.  Berdasarkan  kedua  pendapat  tersebut    bahwa    pretend  play
merupakan  sebuah  permainan  bersifat  aktif,    sejenis  dengan  sosiodrama
32
namun  lebih  menekankan  pada  peralatan  yang  digunakan,  sehingga membawa  anak  untuk  berimajinasi,  menggunakan  simbol-simbol  yang
sesuai dengan minat dan perkembangan jaman. Pretend  play  merupakan  sejenis  permainan  sosiodrama,  yang
menyerupai  role  play.  Namun,  sebenarnya  pretend  play  dan  role  play berbeda.  Pretend  play  sejenis  permainan  pura-pura  yang  menggunakan
peralatan yang digunakan dalam permainan tersebut. Menurut Dewi Retno Suminar  2009:  5  pretend  play  dan  role  play  berbeda,  dalam  role  play
lebih menekankan pada peran yang dimainkan, namun dalam pretend play yang ditekankan adalah peraturan dalam permainan tersebut dan peralatan
yang  digunakan  yang  menunjang  unsur  “pura-pura”  dalam  permainan. Pada  pengenalan  rambu  lalu  lintas  pada  anak  tunagrahita  kategori  ringan
menerapkan  pretend  play    peralatan  yang  digunakan  berupa  replika berbagai  rambu  lalu  lintas,  diharapkan  dengan  peralatan  yang  digunakan
tersebut  anak  tunagrahita  akan  membantu  dalam  memudahkan  mengenal rambu lalu lintas.
Berdasarkan  beberapa  pendapat  diatas  maka  dapat  disimpulkan pretend  play  adalah  sebuah  permainan  aktif  yang  dimainkan  dengan  cara
berpura-pura    menekankan  pada  peralatan  yang  digunakan    untuk mendukung permainan tersebut sehingga anak  mampu untuk berimajinasi
seolah  menjadi  seorang  dokter,  polisi,  guru,  dan  sebagainya.  Peralatan yang digunakan dalam  penelitian ini berupa replika dan simbol rambu lalu
lintas.
33
2. Tahapan Penerapan Pretend Play