Membersihkan dan merapikan diri Berbusana Makan dan minum Menghindari bahaya

16 dalam kegiatan sehari-hari untuk dapat mengurus dirinya sendiri agar mampu menyesuaikan diri di lingkungan masyarakat. Kemandirian terwujud ketika anak tunagrahita tidak atau hanya sedikit bergantung pada individu lain dalam berbagai kegiatan.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Pengembangan Diri bagi Anak

Tunagrahita Ringan Pengembangan diri atau bina diri bagi anak tunagrahita ringan memberikan berbagai ketrampilan dan kecakapan bagi anak tunagrahita agar mampu melaksanakan berbagai kegiatan sehari-hari secara mandiri. Ketrampilan yang terdapat dalam pembelajaran pengembangan diri atau bina diri memiliki cakupan yang luas. Ruang lingkup pembelajaran pengembangan diri atau bina diri menurut Depdiknas dalam Muh. Basuni 2012: 5 terdiri dari membersihkan dan merapikan diri, kebersihan lingkungan dan kesehatan, berbusana, makan dan minum, dan menghindari bahaya. Kajian lebih lanjut mengenai ruang lingkup pembelajaran pengembangan diri yang meliputi membersihkan dan merapikan diri, berbusana, makan dan minum, dan menghindari bahaya akan dikaji sebagai berikut.

a. Membersihkan dan merapikan diri

Membersihkan dan merapikan diri menjadi hal yang penting dalam pembelajaran pengembangan diri bagi anak tunagrahita ringan. Kebersihan diri merupakan salah satu cara menjaga kesehatan badan. Sehingga kebersihan dan kerapian diri menjadi kebutuhan bagi anak 17 tunagrahita ringan. Selain hal tersebut, ketika bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat kerapian dan kebersihan diri dibutuhkan agara anak tunagrahita tidak dikucilkan dan dihargai oleh masyarakat. Menurut Maria J. Wantah 2007:39 kegiatan- kegiatan yang termasuk dalam kebersihan dan kerapian diri meliputi mencuci tangan atau kaki, menggosok gigi, mandi, mencuci dan menyisir rambut, toiled training, dan merias diri.

b. Berbusana

Pada kegiatan berbusana ini anak tunagrahita diberi latihan atau ketrampilan mengenai cara menggunakan, memakaisegala bentuk pakaian. Pada aspek berbusana ini merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan pokok manusia yaitu menggunakan pakaian dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Maria J. Wantah 2007:39 berbusana meliputi menggunakan pakaian dalam, pakaian luar, berkaos kaki, menggunakan sepatu, dan sandal.

c. Makan dan minum

Makan dan minum merupakan salah satu ketrampilan yang harus diberikan dan harus dikuasai oleh anak tunagrahita kategori ringan. Makan dan minum merupakan kebutuhan pokok bagi manusia tak terkecuali oleh anak tunagrahita ringan. Sehingga kemampuan makan dan minum harus dikuasai agar anak mampu melaksanakan kegiatan 18 untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan mandiri dalam kehidupan sehari-hari.

d. Menghindari bahaya

Anak tunagrahita perlu diberikan latihan untuk menghindari dari bahaya dengan menjaga keselamatan diri. Kemampuan menghindari dari bahaya sangat penting untuk dilatihkan kepada anak tunagrahita ringan mengingat salah satu karakteristiknya adalah kemampuan pengarahan diri yang rendah. Kemampuan pengarahan diri yang rendah dikhawatirkan anak kurang mampu menghindar apabila bahaya terjadi. Hal-hal berbahaya yang perlu dihindari antara lain bahaya listrik, bahaya api, bahaya benda runcing atau tajam, bahaya lalu lintas, bahaya binatang tertentu, bahaya peristiwa atau bencana alam. Ruang lingkup pembelajaran pengembangan diri menurut Astati tanpa tahun: 9 meliputi merawat diri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi, sosialisasi, penggunaan waktu luang, ketrampilan sederhana. Beberapa ruang lingkup pembelajaran pengembangan diri yang terdiri dari merawat diri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi, sosialisasi, penggunaan waktu luang, ketrampilan sederhana akan dikaji sebagai berikut.

a. Merawat diri

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB MELALUI KEGIATAN MEMBACA Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semara

0 0 13

PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang.

0 1 5

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB MELALUI KEGIATAN MEMBACA Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semara

0 0 14

PENGARUH METODE ABJAD UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SDLB DI SLB BANDUNG RAYA KOTA BANDUNG.

0 2 38

KEMAMPUAN BINA DIRI MAKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SDLB DI SLB TUNAS BAKTI PLERET BANTUL.

1 6 113

EFEKTIFITAS METODE PRETEND PLAY TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTISTIK KELAS II SDLB DI SLB MA’ARIF MUNTILAN.

4 12 142

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE ROLE PLAYING BAGI ANAK TUNAGRAHITA TIPE RINGAN KELAS 2 SDLB DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 153

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II SDLB DI SLB C YAYASAN PENDIDIK ASUHAN ANAK LUAR BIASA (YPAALB) PRAMBANAN KLATEN.

0 2 216

MOZAIK SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 SDLB-C SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

4 11 153

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI BAGI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS III SDLB DI SLB C WIYATA DHARMA II TEMPEL.

0 0 115