Tujuan Pembelajaran Tentang Rambu Lalu Lintas untuk Anak

25

d. Rambu Perintah

Rambu Perintah digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan dengan warna dasar biru dengan lambang atau tulisan putih serta merah untuk garis serong sebagai batas akhir perintah dan berbentuk bulat Peraturan Daerah Tanjung Jabung Barat 2013:5. Gambar 5. Wajib Mengikuti Arah Bundaran Sumber: Dishub Surabaya, 2014: 6

3. Tujuan Pembelajaran Tentang Rambu Lalu Lintas untuk Anak

Tunagrahita Ringan Pembelajaran tentang rambu lalu lintas merupakan salah satu dari ruang lingkup dari pembelajaran pengembangan diri yaitu menghindari dan menyelamatkan diri dari bahaya. Secara umum tujuan dari mengenal rambu-rambu lalu lintas ditinjau dari pembelajaran pengembangan diri adalah memberikan ketrampilan dasar bertransportasi. Tujuan khusus dalam pembelajaran mengenal rambu lalu lintas pada anak tunagrahita ringan terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut. 26 Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran Pengembangan Diri Anak Tunagrahita Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Siswa mulai mengembangkan kemampuan dasar mengurus diri dalam kehidupan sehari- hari 2. Siswa dapat menerapkan cara mengurus diri dalam kehidupan sehari-hari 1. Siswa Mengenal rambu lalu lintas di lingkungan Harmini,dkk 2009:53 Tujuan pembelajaran pengembangan diri mengenal rambu lalu lintas terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar memuat kemampuan yang diharapkan akan dicapai, dimana kemampuan tersebut menjadi tujuan dalam pembelajaran ini. Standar kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran ini adalah siswa mulai mengembangkan kemampuan dasar mengurus diri dalam kehidupan sehari-hari, dan siswa dapat menerapkan cara mengurus diri dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar atau kemampuan dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran ini anak tunagrahita ringan mengenal rambu lalu lintas di lingkungan, baik di lingkungan rumah, sekolah, atau lingkungan sekitar yang sering dilalui anak. Diharapkan setelah anak tunagrahita mengenal rambu lalu lintas yang terdapat di lingkungan sekitar, anak akan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan mampu bertransportasi secara mandiri dan menghindari bahaya. 27 D. Kajian Tentang Permainan 1. Pengertian Permainan Permainan merupakan sesuatu hal yang menyenangkan yang tidak bisa lepas dari dunia anak-anak, bahkan dewasa. Permainan menurut Desmita 2005:269 bentuk kegiatan yang menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktifitas itu sendiri, bukan karena menginginkan memperoleh suatu hal yang dihasilkan dari aktivitas tersebut.Sebuah permainan tidak bertujuan untuk memperoleh suatu hal, disebabkan selama proses permainan itu sendiri lebih menarik dan menyenangkan dari hasil yang didapat. Pendapat tersebut sejalan dengan Abu Ahmadi 1991:69 permainan adalah suatu kegiatan yang mengandung keasyikan yang dilakukan tanpa paksaan dengan tujuan memperoleh kesenangan selama kegiatan berlangsung. Sehingga diharapkan apabila sebuah permainan digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran maka akan timbul perasaan senang dan antusias selama proses pembelajaran, sehingga materi dapat diterima dengan baik. Menurut HurlockB. Elizabeth 2002:320 permainan adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya, dilakukan secara suka rela dan dan tanpa paksaan dari pihak luar atau kewajiban, bermain lawan dari bekerja. Sejalan dengan pendapat tersebut melalui sebuah permainan diharapkan akan menimbulkan perasaan senang sehingga selama proses bermain tidak ada keterpaksaan dalam melakukan berbagai aktivitas dalam sebuah 28 permainan. Kegiatan yang dilakukan dengan senang dan tanpa adanya paksaan tentuakan berkesan dalam ingatan atau memori. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai permainan dapat disimpulkan bahwa permainan adalah serangkaian kegiatanyang mengasyikan yang menimbulkan kesenangan pada diri sehingga dalam melakukan kegiatan tidak ada paksaan dan tidak mengharapkan hasil karena bermain lawan dari bekerja.

2. Jenis-jenis Permainan

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB MELALUI KEGIATAN MEMBACA Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semara

0 0 13

PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang.

0 1 5

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III SDLB MELALUI KEGIATAN MEMBACA Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku Cerita Di SLB Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semara

0 0 14

PENGARUH METODE ABJAD UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SDLB DI SLB BANDUNG RAYA KOTA BANDUNG.

0 2 38

KEMAMPUAN BINA DIRI MAKAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SDLB DI SLB TUNAS BAKTI PLERET BANTUL.

1 6 113

EFEKTIFITAS METODE PRETEND PLAY TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK AUTISTIK KELAS II SDLB DI SLB MA’ARIF MUNTILAN.

4 12 142

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE ROLE PLAYING BAGI ANAK TUNAGRAHITA TIPE RINGAN KELAS 2 SDLB DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 153

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA GRAFIS PADA ANAK TUNAGRAHITA KATEGORI RINGAN KELAS II SDLB DI SLB C YAYASAN PENDIDIK ASUHAN ANAK LUAR BIASA (YPAALB) PRAMBANAN KLATEN.

0 2 216

MOZAIK SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 SDLB-C SLB NEGERI 2 YOGYAKARTA.

4 11 153

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI BAGI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS III SDLB DI SLB C WIYATA DHARMA II TEMPEL.

0 0 115