Faktor-Faktor Terjadinya Perceraian Kesadaran hukum dan persepsi masyarakat terhadap perceraian (studi kasus perceraian di desa serdang jaya kecamatan betara kabupaten Tanjab Barat Jambi)

Perceraian dalam ikatan perkawinan adalah sesuatu yang dibolehkan oleh ajaran Islam. Apabila sudah ditempuh berbagai cara untuk mewujudkan kerukunan, kedamaian, dan kebahagiaan, namun harapan dalam tujuan perkawinan tidak akan terwujud atau tercapai sehingga yang terjadi adalah perceraian. Perceraian diatur dalam Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan pasal 115 Kompilasi Hukum Islam KHI. 49 a. Cerai Talak Permohonan Apabila suami yang mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menceraikan istrinya, kemudian istri menyetujuinya disebut cerai talak. Hal ini diatur dalam Pasal 66 UUPA, yaitu: 1. Seorang suami beragama islam yang akan menceraiakan istrinya mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk mengadaka sidang guna menyaksikan ikrar talak. 2. Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman termohon kecuali apabila termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan bersama tanpa izin pemohon. 3. Dalam hal termohon bertempat kediaman di luar negeri, permohonan diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon. 49 Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafik, 2006, Cet, Ke-1, h. 80. 4. Dalam pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka permohonan diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat perkawinan mereka melangsungkan atau Pengadilan Agama Jakarta Pusat. 5. Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak ataupun sesudah ikrar talak. Setelah permohonan cerai talak diajukan kepada Pengadilan Agama, Pengadilan Agama melakukan pemeriksaan mengenai alasan- alasan yang menjadi dasar dijadikannya permohonan tersebut. Hal ini diatur dalam Pasal 68 UUPA, yaitu sebagai berikut:. 1. Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-lambatnya 30 tiga puluh hari setelah berkas atau surat permohonan cerai talak didaftarkan di kepaniteraan. 2. Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan dalam sidang tertutup. 50 b. Cerai Gugat Khulu’ adalah perceraian yang terjadi atas permintaan istri dengan memberikan tebusan atau „iwadl kepada dan atas persetujuan suaminya. Jadi, dengan demikian khulu’ termasuk kategori cerai gugat. Adapun prosedur cerai gugat menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1989 tentang 50 Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 233 Peradilan Agama yang sudah diamandemenkan dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1989 menyatakan sebagai berikut: 1. Gugatan cerai diajukan oleh istri atau kuasanya kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila penggugat dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin penggugat. 2. Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan perceraian diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat. 3. Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar negeri, maka gugatan diajukan kepada pengadilan yang daerah hukumnya meliputi perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada pengadilan agama Jakarta Pusat. Sedangkan mengenai masalah tempat mengajukan gugatan kaitannya dengan alasan-alasannya diatur dalam pasal 21 PP Nomor 9 Tahun 1975. 51

2. Akibat

Perkawinan dalam Islam adalah ibadah dan mitsaqan ghalidhan perjanjian pokok. Oleh katena itu, apabila perkawinan putus atau terjadi perceraian tidak begitu saja selesai urusannya, akan tetapi ada akibat- 51 Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 237.