Akibat Prosedur dan Akibat Perceraian

b. Memberikan nafkah, maskawin dan kiswah tempat tinggal dan pakaian kepada bekas istri selam dalam „iddah, kecuali bekas istri te lah dijatuhi talak ba’in atau nusyuz dan dalam keadaan tidak hamil. c. Melunasi mahar yang masih terutang seluruhnya atau separuhh apabila qabla al-dukhul. d. Memberikan biaya hadlanah pemeliharan, termasuk di dalamnya biaya pendidikan untuk anak yang belum mencapai umur 21 tahun. 2. Akibat cerai gugat Akibat perceraian karena cerai gugat diatur dalam Pasal 156 Kompilasi, yaitu: 54 a. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadlanah dari ibunya, kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan oleh: Wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ibu dan seterusnya. b. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan hadlanah dari ayah atau ibunya. c. Apabila pemegang hadlanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadlanah telah dicukupi, maka atas permintaan kerabat yang 54 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, h. 149. bersangkutan pengadilan dapat memindahkan hak hadlanah kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadlanah pula. d. Semua biaya hadlanah dan nafkah anak akan menjadi tanggungan ayah menurut kemampuanya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus diri sendiri 21 tahun. e. Bilamana terjadi perselisihan mengenai hadlanah dan nafkah anak, Pengadilan Agama memberikan putusannya berdasarkan huruf a, b, c, dan d. f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya mendapatkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut padanya. 3. Akibat Li’an Pasal 162 kompilasi menjelaskan,“Bilamana li’an terjadi maka perkawinan itu putus untuk selamanya dan anak yang dikandung dinasabkan kepada ibunya, sedangkan suaminya terbebas dari kewajiban memberi nafkah”. Karena terputusnya hubungan nasab tersebut dengan bapaknya, maka hubungan pewarisannya pun dapat terjalin dengan ibu dan keluarga ibunya saja. Riwayat Abu Dawud: “Rasulullah SAW. Menjadikan hak waris anak li’an mula’anah kepada ibunya dan ahli waris ibunya”. Riwayat Abu Dawud 55 55 Ahmad Rofiq, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, h. 229. 49 BAB III POTRET MASYARAKAT DESA SERDANG JAYA

A. Sejarah Desa

Pada berdirinya pemukiman baru Dusun Serdang Jaya Desa Pematang Lumut adalah gagasan dari Dandin 0419 Kab Tanjung Jabung yang pada waktu itu di jabat oleh Bapak Mayor Syahrofi Alm yang kemudian dijadikan pemukiman baru, serta diberikan satu lembar sketsa peta wilayah pemukiman Dusun Serdang Jaya Desa Pematang Lumut, dan rencana pembangunan desa baru yaitu Desa Serdang Jaya pada hari senin 26 Februari 1984. Gagasan tersebut di atas, ditindak lanjuti dan mendapat keabsahan dari pemerintah Tanjung Jabung pada tanggal 27 April 1984 melalui rekomendasi dari Bapak Sudirman, yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Desa Pematang Lumut, yang diteruskan kepada Bapak Gafar Masdar, BA selaku Camat Tungkal Ilir. 1 Kemudian pada tanggal 30 Mei 1984 Kepala Desa Pematang Lumut menyampaikan sketsa peta dan izin pembangunan desa baru yakni Desa Serdang Jaya pada tanggal 26 Februari 1984 yang ditandatangani oleh Letkol Drs. Toegino melalui kabag pembangunan Desa Bapak A. Bakar Marsita. Pada tanggal 5 Juni 1984 kepala desa menyerahkan sketsa peta dan izin pemukiman baru, yang masih dalam 1 Data diambil dari Laporan Data Monografi Desa Serdang Jaya Kecamatan Betara Kabupaten Tanjab Barat Jambi Tahun 2015. wilayah Desa Pematang Lumut yaitu Desa Pematanng Lumut I, dan Bapak Darham ditunjuk sebagai penanggung jawab pelaksanaan lapangan pembukaan pemukiman baru Serdang Jaya. Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan daerah, akhirnya Desa Serdang Jaya resmi di mekarkan menjadi Desa Depinitif pada tanggal 29 April 2006 sebagai penanggung jawab sementara adalah Bapak Khairudin, Sos., yang pada saat itu menjabat sebagai Kaur Pemerintahan Desa Pematang Lumut. 2 Dalam setahun di mekarkan masyarakat Desa Serdang Jaya melalui Pilkades pada Tanggal 25 April 2007 yang diketahui oleh saudara Zakaria, S.Hi., dan terpilihlah Bapak Ismail Hanafi sebagai Kepala Desa Depinitif dan dilantik Oleh Bapak Bupati Tanjung Jabung Barat, pada tanggal 30 Mei 2007, dan bapak Sofwana sebagai ketua BPD Desa Serdang Jaya Kecamatan Betara. Penduduk Serdang Jaya lebih kurang 1554 KK, Kepala Desa pertama kali di Serdang Jaya adalah Bapak Ismail Hanafi yang menjabat dari tahun 2007 sampai tahun sekarang. Desa Serdang Jaya adalah desa asli trasmigrasi, terdiri dari 6 dusun, dan 31 RT dengan jumlah penduduk sekarang sebanyak 5898 jiwa. 3

B. Letak Demografi

Desa Serdang Jaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Betara Kabupaten Tanjab Barat-Jambi, luas wilayah desa ini 2 Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015. 3 Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015. adalah 27,65 km2. Adapun batas-batas wilayah desa Serdang dapat dilihat pada table dibawah ini, yaitu: Tabel 1.1 Batas-Batas Wilayah Desa Serdang Jaya 4 No Batas Wilayah Keterangan 1. Sebelah Utara Berbatasan Dengan Desa Mandala Jaya 2. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Desa Muntialo 3. Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Teluk Kulbi 4. Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kecamatan Bram Itam Desa Serdang Jaya dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan dibantu beberapa staf desa, kemudian desa Serdang Jaya terdiri dari 12 RT. Sedangkan jumlah penduduk desa Serdang Jaya 2. 623 Jiwa dan 688 Kepala Keluarga KK. Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Menurut UmurUsia 5 No. UmurUsia Laki-Laki dan Perempuan Jumlah 1. 00-05 Tahun 177 Jiwa 2. 06-12 Tahun 435 Jiwa 3. 13-16 Tahun 274 Jiwa 4 Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015. 5 Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015. 4. 17-60 Tahun 1.572 Jiwa 5. 60 Tahun Keatas 67 Jiwa

C. Kondisi Sosial dan Kependudukan

a. Bidang Keagamaan Dalam bidang keagamaan mayoritas warga desa Serdang Jaya adalah beragama Islam atau bisa dikatakan 99,9 penduduknya beragama Islam, adapun 5 warga lainnya beragama kristen. Untuk mendukung pelaksanaan ibadah di desa Serdang Jaya tersedia fasilitas- fasilitas ibadah yaitu 2 unit masjid dan 4 unit suraulanggar. Selain digunakan sebagai sarana ibadah dalam hal shalat lima waktu, tempat ibadah tersebut juga digunakan oleh warga desa Serdang Jaya sebagai tempat mengadakan pengajian dan peringatan-peringatan hari besar Islam, seperti Isra’Miraj, Maulid Nabi dan lainnya. Hal ini terbukti dengan adanya kelompok-kelompok pengajian yang terdiri dari 15 kelompok Majlis Ta’lim dan 2 kelompok Remaja Masjid. 6 b. Bidang Pendidikan Dalam bidang pendidikan desa Serdang Jaya merupakan salah satu desa yang memiliki fasilitas pendidikan yang belum lengkap, hal ini dapat dilihat dengan hanya adanya beberapa fasilitas pendidikan mulai dari 2 sekolah Pendidikan Anak Usia Dini PAUD, 1 sekolah Taman Kanak- 6 Data Monografi Desa Serdang Jaya Tahun 2015.