0.80 Pendidikan Lingkungan Hidup di

Veronica R. H, Nengsih J. |Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 27-28 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1 dengan menggunakan video ini masih belum dapat diikuti oleh siswa dengan baik. Hal ini sesuai terlihat pada saat awal pemutaran video siswa belum dapat memahami isi video yang ditayangkan hanya dalam satu kali pemutaran video, namun dilakukan pemutaran dua kali dan sedikit penjelasan dari guru. Setelah video ditayangkan belum semua siswa aktif mengomentari isi video, apalagi saat disuruh untuk maju ke depan dan menjelaskan kembali isi video antusias siswa belum terlihat. Pada saat diskusi berlangsung belum semua siswa dalam kelompok aktif, masih terdapat siswa yang masih mengobrol dan berbicara dengan teman dari kelompok lain dan hanya sebagain temannya dalam kelompok yang mengerjakan LKS. Kuis yang diberikan di akhir pembelajaran tidak disambut antusisas siswa dalam menjawab hal ini dikarenakan pengusaaan konsep yang masih rendah saat memahami isi video. Pada siklus II siswa merasa lebih memperhatikan penjelasan yang ditayangkan pada video pembelajaran, mencatat poin-poin penting, siswa merasa lebih berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal dengan cara mengomentari isi video dan mengajukan pertanyaan ketika siswa tidak memahami isi video, saat disuruh untuk maju kedepan dan menjelaskan kembali isi video antusias siswa mulai terlihat dengan adanya kemauan siswa untuk maju ke depan kelas dan menjelaskan kembali isi video menggunakan gambar dan bahasa sendiri. Pada saat diskusi berlangsung belum semua siswa dalam kelompok sudaah aktif dan berbagi tugas untuk mengisi LKS yang diberikan guru dan siswa yang masih mengobrol dan berbicara dengan teman saat diskusi sudah berkurang. Selesai pembelajaran ada kuis untuk melihat ketercapaian indikator siswa dan saat pertanyaan diajukan siswa antusias menjawab dengan mengacungkan tangan saling berebut dan siswa yang bisa menjawab akan mendapatkan reward. Hasil aktivitas guru selama pembelajaran telah menunjukan bahwa guru memperbaiki dan melaksanakan langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya selama proses pembelajaran guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok, sebelum video ditayangkan, guru meminta siswa untuk mengamati video yang akan ditayangkan dengan tenang, guru meminta siswa untuk mengomentari atau mengkritisi video yang telah ditayangkan, guru meminta siswa untuk bertanya terkait materi di video yang belum dipahami, guru meminta siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya, guru meminta siswa menambah informasi tambahan untuk melengkapi LKPD dengan membaca sumber buku atau sumber lain, guru meminta siswa mengerjakan LKS bersama-sama teman sekelompoknya, guru meminta siswa memberikan kesimpulan terkait materi pembelajaran yang telah berlangsung dengan hasil skala penilaian pada rentang skala 4-5, sudah tidak terdapat penilaian skala 3. Berdasarkan hasil tes belajar siswa dari temuan penelitian mengungkapkan bahwa pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa yaitu 27 siswa sebesar 79,4 yang mencapai KKM 75 dan terdapat 7 siswa sebesar 20,6 yang belum mencapai KKM Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus I hasil belajar yang diperoleh sudah mencapai kriteria minimal 75. Namun berdasarkan refleksi pada siklus I, walau sudah mencapai kriteria minimal ketuntasan belajar 75, peneliti perlu melakukan banyak perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I. Sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan belajar siswa yaitu 33 siswa sebesar 97 yang mencapai KKM 75 dan terdapat 1 siswa sebesar 3 yang belum mencapai Dengan demikian maka terlihat jelas dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan persentase hasil belajar siswa dari 79,4 meningkat menjadi 97. Hasil belajar rata-rata pada posttest siklus I juga mengalami peningkatan persentase hasil belajar siswa dari 77,15 meningkat menjadi 86,74. Meningkatnya hasil belajar siswa dikarenakan dengan menggunakan metode diskusi siswa jadi aktif dan tidak individualisme dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut utuk berdiskusi dengan teman sekelompoknya memecahkan pertanyaan diskusi. Dengan video pembelajaran siswa dibiasakan untuk menggunakan panca inderanya secara langsung untuk mengamati dan mendengarkan video yang berkaitan dengan konsep, bertanya mengenai materi yang belum dipahami, dan berdiskusi dengan teman kelompoknya sehingga siswa merasa tidak bosan dengan pelajaran biologi yang terlalu banyak konsep. Dengan pemahaman awal yang sudah terbentuk dari diskusi dan video, siswa tidak kesulitan saat melengkapi informasi dari buku pelajaran dan minat membaca menjadi meningkat. Dengan adanya penggunaan pembelajaran dengan metode diskusi berbantu media video komunikasi yang terbentuk bersifat dua arah sehingga setelah mengamati tayang video yang disajikan, siswa dapat mengkomunikasikan konsep yang didapatnya ke orang lain dan timbulah diskusi sehingga saling melengkapi hasil pengusahaan konsep siswa yang satu dengan siswa lainnya. Pada siklus I, rata-rata nilai aktivitas siswa yaitu 72,5. Sedangkan pada siklus II rata-rata nilai Penggunaan Metode Diskusi Berbantu Media Video untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi…. | Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 28-28 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1 aktivitas belajar siswa yaitu 82,5. Dengan demikian maka terlihat jelas dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan presentasi aktivitas belajar siswa dari 72,5 meningkat menjasi 82,5. Pada siklus I, rata-rata nilai aktivitas mengajar guru yaitu 82,5. Sedangkan pada siklus II rata-rata nilai aktivitas belajar siswa yaitu 85. Dengan demikian maka terlihat jelas dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan presentasi aktivitas mengajar guru dari 82,5 meningkat menjasi 85. Pada siklus I, analisis nilai N-gain diperoleh nilai 0,75, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai hasil belajar siswa dari pretest ke posttest tinggi. Sedangkan pada siklus II, analisis nilai N-gain diperoleh nilai 0,80, hal ini menunjukkan bahwa peningkatan nilai hasil belajar siswa dari pretest ke posttest pada kedua siklus tinggi. Dengan demikian maka terlihat jelas dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan nilai belajar siswa setelah menggunakan media video pembelajaran dari 0,75 ke 0,80. Dari keseluruhan hasil pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi peneliti dapat menemukan kelebihan pembelajaran dengan metode diskusi yaitu siswa dilatih untuk lebih kompak dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama sehingga meminimalisir sikap individualisme, siswa dilatih untuk melakukan proses berpikir, siswa dilatih untuk mengungkapkan pendapat, siswa dilatih untuk berpikir kritis, berpikir sistematis, bersikap terbuka, dan belajar menghargai pendapat orang lain, dengan metode ini, kemungkinan semua siswa aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran lebih tinggi. Adapun kelebihan pembelajaran dengan metode diskusi yaitu video yang telah dilakukan antara lain adalah siswa dapat dengan mudah mengingat materi yang telah disampaikan, serta meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, dapat memberikan variasi media pembelajaran sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung siswa bisa lebih antusias dalam belajar dan tidak cepat bosan, menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang, keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar, dan kontrol sepenuhnya di tangan guru. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dan media video dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada konsep daur biogeokimia di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa di kelas setelah menggunakan metode diskusi dan media video meningkat dari siklus I ke siklus II. Saran Metode diskusi dan media video sebaiknya lebih sering digunakan dalam proses pembelajaran biologi terutama pada konsep daur biogeokimia agar siswa terbiasa dengan proses pembelajaran tersebut dan dapat meningkatkan hasil belajar biologi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Hake, Richard R. 1999. Analyzing ChangeGain Scores. Dept. of Physics, Indiana University. Tersedia online: http:www.physics.indiana.edu...AnalyzingC hange-G... Khikmah, Tri Yuniyatul, “Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif Materi Struktur dan Fungi Sel dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash”, Skripsi pada Pendidikan Biologi: 2013. Tidak dipublikasikan Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2011. Media Pembelajaran: Manual and Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima. Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015 Copyright © 2015, ISBN 978-602-73551-0-1 PENGEMBANGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR BIOLOGI Runtut Prih Utami 1 , Dian Noviar 1 1 Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email koresponden: runtutfalihah_bioeduyahoo.co.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1 Penerapan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi, 2 Hasil belajar mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi dengan menggunakan model project based learning, 3 Tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi, dan 4 ada korelasi antara tanggapan penggunaan model project based learning dengan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi. Penelitian ini merupakan penelitian expost facto. Sampel penelitian adalah mahasiswa semester 4 Program Studi Pendidikan Biologi. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket dan dokumentasi. Analisis data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan teknik korelasi product moment. Hasil penelitian disimpulkan bahwa : 1 model project based learning dapat diterapkan pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi dengan tahapan start with essential question, design a plan for the project, creates a schedule, monitor the students and the progress of the project, assess the outcome, and evaluate the experiences , 2 hasil belajar mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi termasuk kategori baik dengan rata-rata nilai akhir 88.7, 3 mahasiswa memberikan tanggapan sangat baik sebesar 94 dan baik sebesar 6 terhadap penerapan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi, 4 tidak ada korelasi antara tanggapan mahasiswa terhadap penggunaan model project based learning dengan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi ditunjukkan indeks korelasi -0.12. Kata kunci : Project Based Learning, Pengembangan, Media, Sumber Belajar PENDAHULUAN Pendidikan memiliki kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan di Indonesia saat ini memiliki tantangan yang cukup besar. Era globalisasi di abad 21 menuntut pembaharuan pendidikan yang lebih unggul dan kompetitif. Menurut Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk 2003 bahwa “dalam konteks pembaharuan pendidikan ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran dan efektivitas metode pembelajaran.” Merespon tuntutan pembaharuan pendidikan tersebut, program studi pendidikan biologi UIN Sunan Kalijaga pada tahun 2013 telah melakukan pembaharuan kurikulum dan berbagai inovasi pembelajaran sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan penghasil calon guru, program studi pendidikan biologi UIN Sunan Kalijaga memiliki tanggung jawab menghasilkan calon guru yang kompeten. Untuk mencetak lulusan yang kompeten, pembaharuan kurikulum dilakukan dengan redesign kurikulum program studi pendidikan biologi. Matakuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar Biologi merupakan salah satu matakuliah yang ada pada struktur kurikulum program studi pendidikan biologi UIN Sunan Kalijaga. Matakuliah ini merupakan matakuliah baru yang ditawarkan pada kurikulum program studi pendidikan biologi tahun 2013. Matakuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar Biologi memberikan bekal kepada mahasiswa calon guru tentang media dan sumber belajar dalam pembelajaran biologi. Mata kuliah ini dirasa perlu diberikan kepada mahasiswa calon guru karena kelak ketika menjadi guru mereka dituntut mampu merancang dan mengembangkan media dan berbagai sumber belajar yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Disamping itu, teknologi pembelajaran perlu dikuasai oleh calon guru biologi. Mengingat urgensi dari matakuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar Biologi, tentunya dibutuhkan cara yang tepat untuk mengajarkan matakuliah tersebut. Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk menguasai teori tentang media dan sumber Pengembangan Model Project Based Learning pada Matakuliah Pengembangan …. | Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 30-35 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1 belajar biologi saja, tetapi juga memiliki keterampilan dalam mengembangkan produk media dan sumber belajar biologi. Pembelajaran idealnya tidak hanya berbasis pada teori product knowledge saja, tetapi juga berbasis pada proses. Mahasiswa perlu dilatih keterampilan berpikir kritis melalui pemecahan masalah dan dilibatkan dalam mengkonstruk pengetahuan dari serangkaian pengalaman belajar yang bermakna. Model project based learning atau model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan dosen untuk mengajarkan matakuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar Biologi. Project based learning merupakan model pembelajaran yang menekankan pada suatu proyek dalam pembelajarannya. Suratno et al.. . tahun 2007 dalam Sudarya 2008 menyatakan bahwa Project based learning merupakan salah satu pendekatan pengajaran yang dikembangkan berdasarkan prinsip konstruktivisme, problem solving, inquiry riset, integrated studies dan refleksi yang menekankan pada aspek kajian teoritis dan aplikasinya. Penelitian yang dilakukan Sudewi et al... 2013, penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa serta mendapat tanggapan yang positif dari siswa. Penelitian lain dilakukan oleh Rinta et al... 2013 penggunaan model project based learning dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran project based learning melibatkan proyek dalam proses pembelajaran, dimana proyek dapat dikerjakan oleh siswa secara perseorangan maupun kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu secara kolaboratif, menghasilkan sebuah produk, yang hasilnya akan ditampilkan atau dipresentasikan. Pelaksanaan proyek dilaksanakan secara kolaboratif dan inovatif, unik, yang berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan siswa Jagantara et al. , 2014. Berpijak pada uraian di atas, maka peneliti tertarik mengkaji penerapan model pembelajaran Project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah penerapan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi? 2. Bagaimanakah hasil belajar mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi dengan menggunakan model project based learning ? 3. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi? 4. Apakah ada korelasi antara tanggapan penggunaan model project based learning dengan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi? METODE Penelitian ini merupakan penelitian expose facto. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 20142015. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Sampel penelitian adalah mahasiswa program studi pendidikan biologi UIN Sunan Kalijaga Semester 4 yang mengambil matakuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar Biologi. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket dan dokumen. Instrument tes digunakan untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa, sedangkan instrument angket digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa selama menggunakan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi. Data penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan teknik korelasi product moment. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 Penerapan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi, 2 Hasil belajar mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi dengan menggunakan model project based learning, 3 Tanggapan mahasiswa terhadap penerapan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi, dan 4 ada korelasi antara tanggapan penggunaan model project based learning dengan hasil belajar mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi. Runtut P. U, Dian N. |Seminar Nasional Biologi, Lingkungan,dan Pembelajaran, 31-35 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1

1. Penerapan model project based learning pada

matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi Matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi memiliki bobot 4 sks. Pembelajaran matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi selama 1 semester menggunakan model pembelajaran project based learning, dimana mahasiswa tidak hanya dibekali secara teori saja, tetapi juga dilatih soft skillnya melalui proyek media dan sumber belajar yang dibuat secara individu maupun kelompok. Penerapan model project based learning pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi dilakukan dengan tahapan: start with essential question, design a plan for the project, creates a schedule, monitor the students and the progress of the project, assess the outcome, and evaluate the experiences Theresia Widyantini, 2004. Pada tahapan start with essential question, pembelajaran diawali dengan pertanyaan esensial yang diarahkan pada tugas yang harus dikerjakan mahasiswa. Topik tugas disesuaikan dengan materi matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi, disesuaikan dengan permasalahan pembelajaran di dunia nyata Tahap design a plan for the project, pada tahap ini mahasiswa dan dosen secara kolaboratif menentukan aturan main pelaksanaan proyek, pemilihan aktivitas yang mendukung pertanyaan yang esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subyek yang mungkin mendukung pelaksanaan proyek, serta memilih alat dan bahan yang tepat untuk produk yang dibuat. Pada tahap ini mahasiswa membuat perencanaan proyek yang akan dikerjakannya dengan arahan dan bimbingan dosen. Tema produk yang dibuat disesuaikan dengan materi kuliah dan mengikuti perkembangan kebutuhan media dan sumber belajar di sekolah. Pada tahap ini mahasiswa diarahkan untuk membuat media pembelajaran dua dimensi, media pembelajaran tiga dimensi dan alat peraga. Sedangkan bahan ajar diarahkan untuk membuat proyek bahan ajar cetak dan bahan ajar berbasis ICT Information and Communication Technology . Tahap creates a schedule, pada tahap ini mahasiswa dan dosen secara kolaboratif menyusun jadwal berbagai aktivitas dalam rangka penyelesaian proyek. Penjadwalan yang dilakukan diantaranya menentukan timeline alokasi waktu penyelesaian proyek, membuat deadline batas waktu penyelesaikan proyek, dan jadwal konsultasi progress report pembuatan produk. Tahap monitor the students and the progress of the project, pada tahap ini dosen melakukan monitoring terhadap pelaksanaan proyek. Pada tahapan ini dosen juga meminta mahasiswa melaporkan perkembangan proyek yang dibuat sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Tahap assess the outcome, pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap proyek yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Penilaian dilakukan dalam rangka membantu dosen mengukur keberhasilan proses pembelajaran, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang dicapai mahasiswa dan membantu dosen dalam menentukan strategi pembelajaran berikutnya. Tahap evaluate the experiences merupakan tahapan akhir dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek, dimana pada akhir pembelajaran dosen dan mahasiswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek. Refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Penerapan project based learning dalam pembelajaran media dan sumber belajar biologi memberi motivasi kepada mahasiswa untuk terus berkreasi dan inovatif. Model pembelajaran ini memberikan reinforcement kepada mahasiswa akan pentingnya mengembangan media dan sumber belajar biologi bagi calon guru biologi sebagai bekal kelak nanti menjadi guru yang profesional. Berikut ini contoh produk yang dihasilkan dari proyek mahasiswa Gambar 1, 2, dan 3. Gambar 1 Model virus tiga dimensi dan siklus perkembangbiakan virus Pengembangan Model Project Based Learning pada Matakuliah Pengembangan …. | Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 32-35 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1 Gambar 2 Alat peraga proses penyerbukan dan model sel Gambar 3 Peraga jalur neutron untuk penglihatan dan alat peraga perbandingan saluran pencernaan karnivora dan herbivora

2. Hasil

belajar mahasiswa dengan menggunakan model pembelajaran project based learning Hasil belajar mahasiswa merupakan kompetensi yang dimiliki setelah ia mengikuti serangkaian pengalaman belajar. Hasil belajar pada penelitian ini secara keseluruhan dapat dilihat pada nilai akhir, tetapi pada makalah ini juga akan dipaparkan hasil belajar siswa dilihat dari komponen tugas, uts dan uas. Hasil belajar siswa menurut Sudijono 2011 dapat dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu: Tabel 1. Kategori Hasil Belajar Rentang Nilai Kategori 80 – 100 Sangat baik 66 – 79 Baik 56 – 65 Cukup 46 – 55 Kurang 0 – 45 Sangat kurang Dari Gambar 4 dapat dijelaskan nilai rata-rata tugas, nilai rata-rata uas, dan nilai rata-rata nilai akhir berada pada rentang 80-100. Jadi dapat disimpulkan nilai tugas, uas dan nilai akhir mahasiswa pada matakuliah pengembangan media dan sumber belajar biologi yang diajarkan dengan menggunakan model project based learning berada pada kategori sangat baik. Sedangkan nilai rata-rata uts yaitu 77,8 berada pada kategori baik. Hal ini selaras dengan hasil penelitian I Made Jaga Wirasana 2014, bahwa hasil belajar dengan pembelajaran berbasis proyek akan memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan pembelajaran langsung. Model pembelajaran berbasis proyek melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, meningkatkan motivasi, memahami materi secara menyeluruh dan meningkatkan kemampuan proses model project based learning dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. Gambar 4 Hasil belajar mahasiswa 96,1 77,8 83,9 88,7 0,0 50,0 100,0 150,0 tugas UTS UAS NA n il ai r at a- rat a Komponen Penilaian Hasil belajar MK. Pengembangan media dan sumber belajar biologi