Korelasi PROSIDING Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran
Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015
Copyright © 2015, ISBN 978-602-73551-0-1
MEMBANGUN KREATIVITAS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Dian Noviar
1
1
Pendidikan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Email koresponden: diannoviar84yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan gambaran yang jelas mengenai level kreativitas mahasiswa calon guru biologi UIN Sunan Kalijaga dalam rangka implementasi kurikulum 2013, mengetahui korelasi antara
kreativitas mahasiswa calon guru biologi dengan Indeks Prestasi Kumulatifnya, mengetahui cara yang efektif dalam mengembangkan kreativitas mahasiswa calon guru biologi dalam rangka implementasi
kurikulum 2013. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa
pendidikan biologi semester 5, 7, dan 9. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kategori jenis penelitian expost facto. Data
dikumpulkan melalui tiga teknik yaitu angket, observasi, dan wawancara dengan melibatkan mahasiswa dan dosen pendidikan biologi. Analisis data menggunakan uji korelasi sederhana dan regresi linier
sederhana untuk korelasi kreativitas dan IPK mahasiswa calon guru biologi, dilanjutkan triangulasi data. Selain itu, level kreativitas mahasiswa calon guru biologi dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Hasil analisis deskriptif mengungkapkan bahwa persentase tertinggi level kreativitas mahasiswa calon guru biologi berada pada kategori Baik dengan persentase sebesar 67. Selain itu, level kreativitas
mahasiswa dengan kategori Sangat Baik menunjukkan persentase sebesar 19, kategori Cukup Baik dengan persentase sebesar 12, dan kategori Kurang Baik sebesar 2. Hasil analisis korelasi linier
sederhana menunjukkan bahwa korelasi sangat rendah antara kreativitas dan IPK mahasiswa calon guru biologi dengan koefisien korelasi sebesar 0.134, selanjutnya didukung uji regresi linier sederhana bahwa
IPK mahasiswa calon guru biologi memberikan kontribusi hanya sebesar 0.9 untuk dapat menjelaskan kreativitas mahasiswa calon guru biologi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas
mahasiswa calon guru biologi termasuk kategori Baik dan Sangat Baik. Namun, korelasi kreativitas dan IPK mahasiswa calon guru biologi sangat rendah. Oleh sebab itu, perlu dilakukan banyak cara dalam
mengembangkan kreativitas calon guru biologi dalam rangka implementasi kurikulum 2013.
Kata kunci
: Kreativitas, Calon Guru Biologi, Kurikulum 2013
PENDAHULUAN
Guru merupakan pihak yang paling sering dituding sebagai orang yang paling bertanggung
jawab terhadap kualitas pendidikan. Asumsi demikian tidak semuanya benar, mengingat teramat banyak
komponen mikrosistem pendidikan yang ikut menentukan kualitas pendidikan. Namun begitu, guru
memang
merupakan salah
satu komponen
mikrosistem pendidikan yang sangat strategis dan banyak mengambil peran di dalam proses pendidikan
secara luas,
khususnya dalam
pendidikan persekolahan. Menurut Cece dan Tabrani 1991, guru
merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam pendidikan formal pada umumnya
karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi guru. Oleh karena
itu, kita memang banyak menaruh harapan kepada calon guru biologi dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Jika harapan tersebut sulit untuk dipenuhi maka setidaknya guru yang menangani
langsung masalah pendidikan adalah guru-guru yang memiliki kualitas yang cukup memadai. Hoban
2002, dalam melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya, guru perlu
menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya. Untuk memiliki kemampuan tersebut
guru perlu membina diri secara baik. Salah satu usaha untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan penguasaan pembelajaran bagi para guru adalah aktif menghadiri kegiatan seminar. Fungsi
guru itu sendiri adalah membina dan mengembangkan kemampuan siswa secara profesional di dalam proses
belajar-mengajar. Untuk menghasilkan guru yang mempunyai kemampuan, di Indonesia telah
dikembangkan sistem pendidikan guru berdasarkan kompetensi. Artinya, program pendidikan yang
Dian N.
|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 37-44 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1
diberikan pada lembaga pendidikan guru bagi pelaksanaan tugas-tugas keguruan. Demikian halnya
Mc Nergney dan Carrier 1981 mengungkapkan tujuan pendidikan guru haruslah mendorong
perkembangan
guru sebagai
seorang yang
professional. Para guru yang sedang berkembang menjadikan lebih terbuka, lebih memanusiakan, lebih
berkemampuan, lebih kompleks, dan lebih lengkap pendidikan. Menurut Jones 2008, lima prinsip
profesionalisme guru sains dalam mengajar sains diantaranya:
peran guru
dalam membantu
menumbuhkan belajar siswa, guru harus bertanggung jawab
terhadap profesionalitasnya,
adanya komunikasi yang baik dengan guru sains lainnya demi
keberhasilan pembelajaran
sains, pentingnya
menguatkan diri dan etika profesionalitas karena mengajar berkaitan erat dengan pembelajaran dan
keberhasilan mengajar terletak pada siswanya, perlunya dukungan sistem yang kuat untuk
perkembangan profesionalitas guru sains.
Selama ini guru sering dijadikan tumpuan harapan semua orang untuk mampu menjadikan
siswanya berhasil, baik dalam pendidikan formal maupun perihal tingkah laku siswa sendiri. Besarnya
harapan masyarakat kepada guru sebagai hal yang wajar. Oleh karena itu, guru harus berjuang sekuat
tenaga untuk memenuhi harapan itu. Guru juga sebagai sumber daya manusia yang dituntut untuk
kreatif karena kreativitas sangat dibutuhkan dalam kehidupan khususnya dalam kemajuan pendidikan
sekarang ini. Setiap manusia berupaya untuk mengembangkan diri dengan didukung adanya
dorongan, pemikiran, sikap dan perilaku yang kreatif. Hakekat guru, hal ini bertolak dari tujuh hal, yakni: a
Guru merupakan agen pembaharuan, b Guru berperan sebagai pemimpin dan pendukung nilai-nilai
masyarakat,
c Guru
sebagai fasilitator
memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi subjek didik untuk belajar, d Guru bertanggung
jawab atas tercapainya hasil belajar subjek didik, e Guru dituntut untuk menjadi contoh dalam
pengelolaan proses belajar-mengajar bagi calon guru yang menjadi subjek didiknya, f Guru bertanggung
jawab secara profesional untuk terus-menerus meningkatkan kemampuannya, g Guru menjunjung
tinggi kode etik professional Cece dan Tabrani, 1991
Proses membelajarkan siswa sebaiknya dititik beratkan pada upaya guru dalam mendorong dan
membiasakan siswa berpikir kreatif, khususnya pada pembelajaran biologi. Guru harus memikirkan cara-
cara baru agar materi pembelajaran biologi yang diberikan kepada siswa mudah dipahami, dan
menjadikan mata pelajaran itu disukai yang pada akhirnya
akan membantu
siswa mampu
menyelesaikan persoalan-persoalan ilmiah yang sederhana baik di sekolah maupun masyarakat.
Seperti yang dikatakan Freeman 1998, for teachers, these processes focus on the learning of students; the
knowledge established in classroom teaching is what the students learn through the teaching-learning
process
. Maksudnya, guru untuk proses pembelajaran berpusat pada siswa, pengetahuan yang ditumbuhkan
pada kelas mengajarnya apakah siswa dapat memahaminya ketika proses belajar mengajar.
Dalam proses pembelajaran biologi, guru harus tahu keempat unsur yaitu: sikap, proses, produk dan
aplikasi dan diharapkan dapat muncul dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mengalami
proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah,
metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan
pembelajaran biologi pada masa kini adalah siswa hanya mempelajari biologi sebagai produk,
menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada
tes atau ujian. Akibatnya biologi sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam
pembelajaran.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerapkan secara bertahap
kurikulum 2013 untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Hal ini mengindikasikan bahwa para
mahasiswa sebagai calon guru harus mempersiapkan diri dalam rangka menghadapi perubahan kurikulum
yang baru. Mengapa ini dianggap penting, karena titik pusat dari kurikulum 2013 salah satunya adalah
penggunaan pendekatan scientific. Oleh sebab itu, kreativitas seorang calon guru penting untuk
dikembangkan, karena dalam menerapkan pendekatan scientific
membutuhkan kreativitas yang tinggi. Berdasarkan hasil observasi pada mahasiswa prodi
pendidikan biologi tahun akademik 20122013 bahwa mahasiswa belum sepenuhnya memahami tuntutan
kurikulum 2013 yakni semua mata pelajaran menggunakan pendekatan scientific. Ditambah lagi
kurangnya kreativitas mahasiswa calon guru terbukti pada saat mengikuti microteaching, Program Latihan
Profesi, perkuliahan di kelas. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan Mengetahui gambaran yang
jelas mengenai level kreativitas mahasiswa calon guru biologi UIN Sunan Kalijaga dalam rangka
implementasi kurikulum 2013. Mengetahui korelasi antara kreativitas mahasiswa calon guru biologi
dengan Indeks Prestasi Kumulatifnya. Mengetahui cara yang efektif dalam mengembangkan kreativitas
Membangun Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Biologi UIN Sunan Kalijaga dalam….
| Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 38-43
Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1
mahasiswa calon guru biologi dalam rangka implementasi kurikulum 2013. kreativitas yang
dimiliki oleh mahasiswa yang notabene sebagai calon guru biologi di madrasah dan sekolah. Adapun
hasilnya nanti akan dievaluasi secara detail sebab akibat yang ditimbulkan dan solusi yang tepat dalam
pengembangan kreativitas mahasiswa calon guru biologi menjadi lebih baik di prodi pendidikan biologi
fakultas sains dan teknologi UIN Sunan Kalijaga.
METODE
Penelitian ini dikategorikan penelitian ex- postfacto kausal komparatif dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian ex-postfacto kausal komparatif merupakan usaha mengidentifikasi hubungan sebab
akibat dengan cara merunut kembali hubungan variabel tersebut karena mereka telah terjadi dengan
sendirinya dan variabel penyebab tidak dimanipulasi Sukardi, 2003. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa program studi Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa pendidikan biologi semester 5, 7, dan 9
dengan menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono 2010, purposive sampling
merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan tiga macam instrumen yaitu: angket, observasi, dan wawancara. Analisis data
menggunakan uji korelasi sederhana dan regresi linier sederhana untuk korelasi kreativitas dengan IPK
mahasiswa calon guru biologi, dilanjutkan triangulasi data. Selain itu, level kreativitas mahasiswa calon
guru biologi dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Level Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Biologi
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan variabel kreativitas mahasiswa calon guru secara
keseluruhan diperoleh skor tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 155, sedangkan skor terendah 84.
Dari hasil perhitungan statistik diperoleh harga Mean M sebesar 123,93 Standar deviasi Sd sebesar
12,508. Level kreativitas mahasiswa calon guru dikategorikan seperti pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Kategori Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Biologi
No Banyaknya
Mahasiswa
Calon Guru Biologi
Persentase Kategori
Kreativitas 1
23 19
Sangat Baik
2
79 67
Baik
3
14 12
Cukup Baik
4
2 2
Kurang Baik
5
Sangat Kurang baik
Berdasarkan Tabel 1 bahwa persentase tertinggi level kreativitas mahasiswa calon guru biologi berada
pada kategori Baik dengan persentase sebesar 67. Selain itu, level kreativitas mahasiswa dengan
kategori Sangat Baik menunjukkan persentase sebesar 19, kategori Cukup Baik dengan persentase sebesar
12, dan kategori Kurang Baik dengan sebesar 2.
Demikian pula persentase keseluruhan untuk setiap aspek berpikir kreatif dan sikap kreatif
mahasiswa calon guru biologi diperoleh hasil sebagai berikut: aspek berpikir kreatif memiliki persentase
sebesar 50.71 termasuk kategori cukup baik dan aspek sikap kreatif memiliki persentase sebesar
75.54 termasuk kategori baik. Kreativitas mahasiswa calon guru biologi untuk setiap angkatan
dapat dipaparkan berikut ini:
a. Kreativitas mahasiswa angkatan 2009 semester
9 Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan
variabel kreativitas mahasiswa calon guru diperoleh skor tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar
150, sedangkan skor terendah 108. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh harga Mean M
sebesar 127, 09 Standar deviasi Sd sebesar 10,799. Level kreativitas mahasiswa calon guru pada
mahasiswa semester 9 dikategorikan seperti pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2 bahwa persentase tertinggi level kreativitas mahasiswa calon guru biologi berada
pada kategori Baik dengan persentase sebesar 74. Selain itu, level kreativitas mahasiswa dengan
kategori Sangat Baik menunjukkan persentase sebesar 22, kategori Cukup Baik dengan persentase sebesar
4.
Dian N.
|Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran, 39-44 Copyright © 2015 | ISBN 978-602-73551-0-1
Tabel 2. Kategori Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Biologi
No Banyaknya
Mahasiswa Calon Guru
Biologi Persentase
Kategori Kreativitas
1 5
22 Sangat Baik
2 17
74 Baik
3 1
4 Cukup Baik
4 Kurang Baik
5 Sangat
Kurang baik b.
Kreativitas mahasiswa angkatan 2010 semester 7
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan variabel kreativitas mahasiswa calon guru diperoleh
skor tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar 155, sedangkan skor terendah 88. Dari hasil
perhitungan statistik diperoleh harga Mean M sebesar 124,64 Standar deviasi Sd sebesar 13,403.
Level kreativitas mahasiswa calon guru pada mahasiswa semester 7 dikategorikan seperti pada
Tabel 3.
Tabel 3. Kategori Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Biologi
No Banyaknya
Mahasiswa Calon Guru
Biologi Persentase
Kategori Kreativitas
1 10
23 Sangat Baik
2 28
64 Baik
3 5
11 Cukup Baik
4 1
2 Kurang Baik
5 Sangat
Kurang baik Berdasarkan Tabel 3 persentase tertinggi level
kreativitas mahasiswa calon guru biologi semester 7 berada pada kategori Baik dengan persentase sebesar
64. Selain itu, level kreativitas mahasiswa dengan kategori Sangat Baik menunjukkan persentase sebesar
23, kategori Cukup Baik dengan persentase sebesar 11, dan kategori Kurang Baik dengan persentase
sebesar 2.
c. Kreativitas mahasiswa angkatan 2011 semester
5. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan
variabel kreativitas mahasiswa calon guru diperoleh skor tertinggi yang dicapai oleh responden sebesar
149, sedangkan skor terendah 84. Dari hasil perhitungan statistik diperoleh harga Mean M
sebesar 121,90 Standar deviasi Sd sebesar 12,292. Level kreativitas mahasiswa calon guru pada
mahasiswa semester 5 dikategorikan seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Kategori Kreativitas Mahasiswa Calon Guru Biologi
No Banyaknya
Mahasiswa Calon Guru
Biologi Persentase
Kategori Kreativitas
1 5
10 Sangat Baik
2 37
73 Baik
3 8
16 Cukup Baik
4 1
2 Kurang Baik
5 Sangat
Kurang baik
Berdasarkan Tabel 4 bahwa persentase tertinggi level kreativitas mahasiswa calon guru biologi
semester 5 berada pada kategori Baik dengan persentase sebesar 73. Selain itu, level kreativitas
mahasiswa dengan
kategori Sangat
Baik menunjukkan persentase sebesar 10, kategori
Cukup Baik dengan persentase sebesar 16, dan kategori Kurang Baik dengan persentase sebesar 2.
Demikian pula halnya, perbandingan level kreativitas mahasiswa calon guru biologi pada setiap
semester yakni semester 5 angkatan 2011, semester 7 angkatan 2010, dan semester 9 angkatan 2009
dapat dilihat pada gambar 5.