Hasil Lembar Observasi Siswa

Sebaliknya pada aspek kualitas jawaban yang diberikan kelompok ini sudah memperoleh hasil yang cukup baik sesuai dengan indikator yang diharapkan meskipun jawaban yang dihasilkan belum sepenuhnya benar sesuai dengan harapan. Namun, pada penarikan kesimpulan siswa masih harus tetap dalam bimbingan guru agar kesimpulan yang didapat tidak jauh dari yang diharapkan dan sesuai dengan indikator keberhasilan belajar. 4 Kelompok 4 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 4 sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan kriteria baik dan juga sudah cukup efektif dilakukan, meskipun masih ada beberapa kegiatan pembelajaran kelompok yang belum maksimal pelaksanaannya. Pada cara mengemukakan pendapat, kelompok ini sudah cukup baik dilakukan pada kelompoknya. Pada pertemuan akhir siklus I, kelompok ini juga sudah memperoleh penilaian yang baik pada aspek mengemukakan pendapat. Pada cara mengajukan pertanyaan mereka masih belum memahami bagian mana yang perlu ditanyakan, sehingga kelompok ini masih belum maksimal dalam menyampaikan pertanyaan. Apabila ada pertanyaan yang ingin disampaikan mereka lebih memilih memanggil guru dan menanyakannya langsung tanpa mau mengajukan pertanyaan dengan menunjukkan jari sendiri. Sedangkan pada cara menghargai pendapat, kelompok ini sudah cukup baik dengan tidak mencela temannya yang sedang berargumen dan bisa menerima pendapat temannya dengan cukup baik. Pada kualitas jawaban yang diberikan, kelompok ini sudah cukup baik meskipun belum mendapatkan jawaban yang sempurna, serta penarikan kesimpulan yang sudah cukup baik dalam akhir pembelajaran. Siswa dapat berdiskusi bersama teman kelompoknya yang kemudian dapat menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan bimbingan dari guru. 5 Kelompok 5 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 5 sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan kriteria baik, meskipun masih ada beberapa kegiatan pembelajaran yang masih belum efektif dilakukan, namun secara keseluruhan kelompok ini sudah cukup baik dalam melaksanakan pembelajaran secara berkelompok. Pada cara mengemukakan pendapat, kelompok ini masih rendah dalam pelaksanaannya meskipun mengalami peningkatan pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Hal ini dikarenakan kurangnya rasa percaya diri pada siswa sehingga mereka enggan untuk mengemukakan pendapatnya. Pada cara mengajukan pendapat pun masih terdapat penurunan penilaian pada pertemuan berikutnya, hal ini dikarenakan siswa yang diwajibkan untuk mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran berkelompok dibagi secara bergantian. Setiap siswa memiliki tingkat rasa percaya diri yang berbeda. Hingga akhirnya pun guru yang mendatangi kelompok tersebut saat ingin bertanya. Pada kegiatan saat mereka harus menghargai pendapat temannya ini sudah cukup baik. Mereka dapat menghargai hasil jawaban dari setiap kelompok tanpa mencela hasil jawaban kelompok lain. Hasil jawaban yang mereka kerjakan pun sudah hampir mendekati sempurna sesuai dengan yang guru harapkan. Hal ini merupakan hasil yang cukup memuaskan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam menarik kesimpulan siswa masih harus tetap dalam bimbingan guru agar kesimpulan yang didapat sesuai dengan pembelajaran pada hari itu.

d. Refleksi

Setelah melalui tahap kegiatan pembelajaran pada siklus I, peneliti bersama observer melakukan refleksi untuk mencocokkan data yang diperoleh di lapangan. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual yang dilakukan peneliti belum dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan bahwa berdasarkan hasil pengamatan tindakan oleh observer dan tes hasil belajar siswa belum mencapai kriteria yang telah ditentukan. Selain itu terdapat beberapa kekurangan yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dan harus diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus berikutnya. Kegiatan perbaikan akan dilakukan pada siklus II diantaranya yaitu: 1 Guru harus memberikan motivasi kepada setiap siswa agar terbentuk sikap percaya diri dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat tanpa takut salah. 2 Guru harus memberikan motivasi yang dapat menjadikan siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi, juga selalu mengarahkan dan membimbing siswa untuk bekerja sama dengan temannya dalam satu kelompok belajar, serta menghargai pendapat temannya dari kelompok lain, sehingga menghindarkan adanya dominasi dari beberapa siswa dan kegaduhan di dalam kelas saat berlangsungnya proses belajar mengajar. 3 Melakukan pengaturan giliran terhadap yang akan mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dengan memberikan waktu kepada maisng-masing kelompok untuk mepersiapkan secara matang agar ketika kelompok yang ditunjuk untuk mepresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain tidak sibuk dengan kegiatannya sendiri dan antusias untuk mendengarkan dan memberikan tanggapan kepada kelompok yang presentasi. 4 Guru harus menekankan konsep bilangan pecahan dengan cara yang lebih mudah dipahami siswa, sehingga siswa pun dapat menarik kesimpulan dari kegiatan belajarnya meskipun masih dalam bimbingan guru. Berdasarkan hasil refleksi dari beberapa hal yang telah dipaparkan, terlihat bahwa dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan siswa pada siklus I masih kurang optimal dan belum dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian diperlukan tindakan berikutnya sebagai tindak lanjut dari kegiatan siklus I yaitu akan dilaksanakan proses perbaikan pada siklus II.

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Tahap pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan pertama sampai keempat peneliti memberikan pembelajaran materi mengenal pecahan sederhana dan membandingkan pecahan sederhana dengan menggunakan pembelajaran kontekstual, dan pada pertemuan kelima peneliti akan memberikan tes akhir siklus I kepada siswa. Adapun uraian proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut.

a. Pelaksanaan Pembelajaran

1 Pertemuan kelima Rabu, 10 September 2014 Pertemuan ini dilakukan selama dua jam pelajaran, yakni dari pukul 07.50 sampai pukul 09.00. Sebelum pembelajaran, guru mengajak siswa berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa. Guru mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap menerima materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab untuk menggali informasi dan mengetahui kemampuan siswa terkait materi bilangan pecahan yang akan dibahas pada pembelajaran hari ini. Kemudian guru pun melanjutkan dengan menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan, serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini. Saat memulai pembelajaran guru terlebih dulu melakukan tahapan pemodelan dengan menunjukkan kertas berbentuk bangun datar sederhana yang kemudian dipotong menjadi beberapa bagian, seperti lingkaran, segi empat, segitiga, dan sebagainya. Selanjutnya guru menunjukkan bagian- bagian media tersebut sesuai dengan bentuk pecahan sederhana yang selanjutnya dapat dimasukkan ke dalam operasi penjumlahan dan pengurangan. Siswa pun mulai memahami bentuk penjumlahan dan pengurangan yang dipraktikan melalui potongan-potongan kertas yang berbentuk bangun datar tersebut. Kemudian guru menugaskan siswa untuk mengguntingmembagi kertas yang berbentuk segi empat, segi tiga, atau lingkaran sesuai dengan bilangan pecahan yang guru minta dan mengaplikasikannya dalam operasi penjumlahan maupun pengurangan. Selanjutnya siswa mencatat hasil kegiatan dalam buku catatannya sesuai apa yang ia temukan. Pada pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar siswa dengan menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya disebut dengan inkuiri dan konstruktivisme. Guru menjelaskan bagian-bagian dari segi empat, segi tiga, maupun lingkaran yang telah digunting oleh siswa yang apabila dijumlahkan atau dikurangkan maka bentuk potongan kertas bangun datar tersebut tidak lagi menjadi satu buah bangun datar yang utuh bila operasi pengurangan atau penjumlahannya kurang atau melebihi satu bagian utuh bangun datar tersebut. Guru juga menjelaskan istilah-istilah pecahan dalam bahasa Inggris agar siswa lebih memahami konsep, misalnya add, subtract, dan lainnya. Pada kegiatan selanjutnya, guru membagi siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibagi sebelumnya, dalam tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut dengan masyarakat belajar. Guru memberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan secara kelompok. Guru memperhatikan dan membimbing siswa saat mengerjakan soal latihan. Selanjutnya guru meminta beberapa siswa mewakili kelompoknya maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal latihan yang telah dikerjakan. Pada tahapan penilaian atau authentic assessment, guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa serta proses pembelajaran yang telah berlangsung dan hasil soal latihan yang telah dikerjakan serta meluruskan pemahaman siswa tentang pecahan. Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Kelompok

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Tipe TGTdalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII6 MTs Filial Al Iman Adiwerna Tegal pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat

0 34 81

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Dukuhwaru 01 pada Pokok Bahasan Pecahan Melalui Pembentukan Pembelajaran Tutor Sebaya

0 12 127

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Negeri 01 Dukuhwaru Kabupaten Tegal Dalam Pokok Bahasan Operasi Pada Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Diskusi Kelompok

2 17 96

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN (PTK SD Negeri Pabelan III Sukoharjo).

0 0 9

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 2 33

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Dukuhwaru 01 pada Pokok Bahasan Pecahan Melalui Pembentukan Pembelajaran Tutor Sebaya.

0 0 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO YOGYAKARTA.

5 23 150

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SD N UJUNG-UJUNG 03 TAHUN 2017/2018

0 0 5

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 1 23