Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Kemudian mengaplikasikannya dalam operasi penjumlahan ataupun pengurangan. Pada pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar siswa dengan menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya disebut dengan inkuiri dan konstruktivisme. Setelah siswa melakukan kegiatan tersebut kemudian mereka mencatatnya dalam buku catatan apa yang iya temukan, yang selanjutnya guru akan menjelaskan hasil kegiatan siswa tersebut. Selain itu guru juga menjelaskan istilah-istilah Bahasa Inggris yang dipakai dalam pembelajaran ini yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan pecahan, seperti add, subtract, dan lainnya. Gambar 4.6 Aktivitas siswa saat mencatat hasil temuannya dalam buku catatan Pada kegiatan berikutnya guru membagi siswa sesuai kelompoknya yang telah dibentuk pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, dalam tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut dengan masyarakat belajar. Guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. Saat kegiatan diskusi berlangsung, guru membimbing jalannya diskusi dengan mendatangi setiap kelompok tersebut. Guru juga mempersilakan apabila ada siswa yang ingin bertanya mengenai hal-hal yang tidak dipahami saat melangsungkan diskusi kelompok. Selanjutnya guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai pecahan yang merupakan bagian dari sesuatu yang utuh. Setelah selesai, pada tahapan penilaian atau authentic assessment guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan hasil latihan soal yang telah dikerjakan dan proses pembelajaran yang telah berlangsung, serta meluruskan pemahaman siswa tentang pecahan. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengulas kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan penguatan kepada siswa mengenai materi pecahan. Pada tahapan refleksi ini, secara bersama- sama guru dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. 3 Pertemuan ketujuh Selasa, 16 Sepetember 2014 Pertemuan ini dilakukan selama dua jam pelajaran, yakni dari pukul 08.25 sampai pukul 09.35. Sebelum pembelajaran, guru mengajak siswa berdoa bersama, kemudian dilanjutkan mengabsen kehadiran siswa. Guru mengondisikan kelas untuk mempersiapkan siswa agar siap menerima materi pelajaran. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab untuk menggali informasi dan mengetahui kemampuan siswa terkait materi bilangan pecahan yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru pun melanjutkan dengan menginformasikan secara garis besar kegiatan yang akan dilaksanakan, serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini. Pembelajaran diawali dengan melakukan tahapan pemodelan yaitu guru menunjukkan media berbentuk segi empat, segi tiga, lingkaran, dan sebagainya. Kemudian menunjukkan bagian-bagian media tersebut sesuai dengan bentuk pecahan sederhana yang selanjutnya dapat dimasukkan ke dalam operasi penjumlahan dan pengurangan. Guru juga memberikan contoh kegiatan sehari-hari yang disajikan dalam bentuk cerita mengenai penjumlahan dan pengurangan pecahan, misalnya “Apakah kalian pernah memakan pizza? Sekarang ibu tanya, apabila pizza tersebut dibagi menjadi empat bagian kemudian adik kalian memakan satu bagian pizza, maka berapa potongkah pizza yang tersisa? Kemudian berapa nilai pizza yang tersisa tersebut?”. Siswa pun mulai berpikir kritis menanggapi pertanyaan guru tersebut. Sebagian siswa dapat menjawab dengan jawaban ”Saya tau bu, jadi pizza yang tersisa ada tiga bagian dan berarti adik memakan satu bagian pizza dengan jumlah keseluruhan pizza ada empat bagian yang artinya - = ”. Guru pun memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab pertanyaan tersebut. Selanjutnya guru menugaskan siswa untuk mengguntingmembagi kertas yang berbentuk segi empat, segi tiga, atau lingkaran sesuai dengan bilangan pecahan yang guru minta. Kemudian mengaplikasikannya dalam operasi penjumlahan maupun pengurangan. Pada pembelajaran kontekstual, kegiatan belajar siswa dengan menemukan sendiri dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya disebut dengan inkuiri dan konstruktivisme. Gambar 4.7 Siswa Mencatat Hasil Kegiatan dalam Buku Catatannya Guru meminta siswa mencatat hasil kegiatan dalam buku catatannya sesuai apa yang ia temukan dan menjelaskan materi pecahan yang disajikan dalam bentuk soal cerita kepada siswa. Guru juga menjelaskan istilah-istilah dalam pecahan dalam bahasa Inggris agar siswa lebih memahami konsep, misalnya add, subtract, serta istilah-istilah yang biasa digunakan dalam soal cerita. Pada kegiatan belajar selanjutnya, guru membagi siswa menjadi lima kelompok sesuai kelompok yang telah dibentuk dan memberikan latihan soal kepada siswa, dalam tahapan ini pada pembelajaran kontekstual disebut dengan masyarakat belajar. Guru meperhatikan jalannya diskusi kelompok dan membimbing siswa dalam mengerjakan soal latihan. Guru meminta beberapa siswa maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal latihan yang telah dikerjakan untuk mewaikili setiap kelompoknya. Pada tahapan penilaian atau authentic assessment, guru mengevaluasi kegiatan diskusi siswa dan hasil latihan soal yang telah dikerjakan serta meluruskan pemahaman siswa tentang pecahan serta proses pembelajaran yang telah berlangsung. Guru juga mempersilakan siswa untuk bertanya dan melakukan tanya jawab mengenai hal-hal yang belum dipahami siswa serta membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pecahan yang merupakan bagian dari sesuatu yang utuh. Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengulas kembali kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, serta memberikan penguatan kepada siswa mengenai materi pecahan. Pada tahapan refleksi ini, secara bersama- sama guru dan siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan penghargaan kepada siswa dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucap salam. 4 Tes akhir siklus II Rabu, 17 September 2014 Pada pertemuan hari Rabu tanggal 17 September 2014 dilaksanakan tes akhir siklus II. Tujuan dilakukan tes ini adalah untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa mengenai materi bilangan pecahan, apakah mengalami peningkatan dari siklus I atau tidak. Tes akhir siklus II yang diberikan berupa soal berbentuk uraian berjumlah 6 butir soal. Siswa diberikan waktu selama dua jam pelajaran untuk menyelesaikan tes tersebut. Berbeda dengan tes akhir siklus I, sebagian besar siswa terlihat lebih serius dan percaya diri dalam mengerjakan soal tes akhir siklus II. Siswa terlihat sudah mulai terbiasa dalam menyelesaikan permasalahn yang berkaitan dengan bilangan pecahan. Setelah pelaksanaan tes akhir siklus II, peneliti memberikan wawancara secara lisan kepada siswa mengenai pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Gambar 4.8 Kegiatan Tes Akhir Siklus II

b. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus II ini merupakan hasil awal dari penelitian yang telah dilakukan. Untuk mengetahui dilanjutkan atau tidaknya penelitian ini berdasarkan hasil belajar siswa serta ketercapaian nilai KKM yang telah ditentukan. Nilai KKM untuk pelajaran matematika di sekolah ini yaitu 70 serta rata-rata skor hasil belajar matematika siswa dalam penerapan pembelajaran kontekstual lebih dari atau sama dengan 75 . Adapun hasil tes akhir siklus II pada penelitian ini yang berkaitan dengan bilangan pecahan adalah sebagai berikut. Tabel 4.3 Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Siklus II Hasil Tes Nilai Jumlah Siswa 22 Jumlah Siswa yang Tuntas 18 Nilai Terendah 50 Nilai Tertinggi 100 Rata-rata Nilai Tes 81,80 Prosentase Ketuntasan Belajar 81,81 Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa perolehan hasil belajar sebagian besar siswa pada siklus II mengalami peningkatan, yakni mencapai nilai rata-rata 81,80 dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 18 orang dengan prosentase ketuntasan belajar 81,81 siswa yang meperoleh nilai ≥ 70 memenuhi KKM. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II sudah memenuhi criteria keberhasilan yang telah ditentukan, sehingga tidak diperlukan lagi penelitian ke siklus berikutnya.

c. Hasil Lembar Observasi Siswa

Kegiatan observasi dilakukan pada saat melaksanakan tahap pelaksanaan tindakan kelas oleh observer dengan menggunakan lembar pengamatan tindakan siswa yang terdiri dari lima aspek penilaian. Dalam hal ini yang berttindak sebagai observer adalah rekan sejawat selaku guru kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang. Pengamatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya, serta untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang akan dicapai. Adapun informasi yang diperoleh tentang kegiatan belajar siswa menggunakan model pembelajaran kontrekstual berdasarkan pengamatan yang dilakukan melalui lembar observasi kegiatan siswa sebagai berikut. Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II No. Aspek yang diukur Kelompok 1 2 3 4 5 1. Cara mengemukakan pendapat 5 5 6 6 5 2. Cara mengajukan pertanyaan 8 6 5 7 6 3. Cara menghargai pendapat orang lain 9 7 7 6 7 4. Kualitas jawaban yang diberikan 9 8 8 8 8 5. Cara menarik kesimpulan 6 9 7 7 6 Total 37 35 33 34 32 1 Kelompok 1 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 1 sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan kriteria sangat baik. Pada cara mengemukakan pendapat, kelompok ini masih kurang efektif karena mereka mash belum percaya diri dalam menyampaikannya, serta cara mereka mengajukan pertanyaan yang masih harus diminta bertanya oleh guru. Tetapi pada cara mereka menghargai pendapat temannya sudah mendapatkan hasil yang cukup baik dan dapat menerima setiap argumen teman tanpa mencela pendapat temannya. Pada siklus II, kelompok ini sudah baik dalam memberikan jawaban yang dihasilkan bersama kelompoknya. Hasil jawaban dari diskusi kelompok pada setiap pertemuannya mengalami peningkatan. Jawaban yang dihasilkan pun sudah mendekati sempurna sesuai dengan yang diharapkan guru. Pada penarikan kesimpulan siswa masih tetap dalam bimbingan guru meskipun sudah berulang kali melakukan kegiatan belajar kelompok. Hal ini dikarenakan siswa yang kita bimbing merupakan siswa kelas bawah yang masih harus diperhatikan dalam setiap melakukan kegiatan di dalam kelas, terlebih dalam cara menarik kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. Kegiatan belajar yang dapat membuat siswa aktif ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam setiap pertemuannya pada setiap kelompok belajar yang ada. Guru juga selalu menyajikan pembelajaran yang menarik pada setiap pertemuan pembelajaran. 2 Kelompok 2 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 2 sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan kriteria baik. Pada cara mengemukakan pendapat, pada pertemuan kelima dan keenam kelompok ini sudah melakukan kegiatannya dengan baik. Namun, pada pertemuan ketujuh kelompok ini mengalami penurunan sehingga memperoleh nilai lebih rendah. Pada cara mengajukan pertanyaan, kelompok ini sudah memenuhi kriteria baik dan pada setiap pertemuannya mengalami perkembangan yang normal tanpa mengalami penurunan aktivitas belajar pada kelompok tersebut. Pada kegiatan menghargai pendapat temannya, kelompok ini sudah mengalami perkembangan cukup baik juga dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, sehingga pada pertemuan-pertemuan berikutnya mereka sudah bisa menempatkan sikap yang baik untuk menerima pendapat dari kelompok lain. Jawaban yang diberikan saat mengerjakan soal pun sudah mengalami peningkatan yang dapat dikatakan sudah memenuhi kriteria jawaban yang baik dan benar. Jika ada jawaban yang kurang tepat pun dapat dipertanggungjawabkan oleh kelompoknya dan megganti jawaban yang lebih tepat. Pada penarikan kesimpulan siswa masih tetap dalam bimbingan guru meskipun sudah berulang kali melakukan kegiatan belajar kelompok. Hal ini dikarenakan siswa yang kita bimbing merupakan siswa kelas bawah yang masih harus diperhatikan dalam setiap melakukan kegiatan di dalam kelas, terlebih dalam cara menarik kesimpulan hasil belajar yang telah dilakukan. 3 Kelompok 3 Kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok 3 sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan kriteria baik, meskipun masih ada beberapa kegiatan pembelajaran yang masih belum efektif dilakukan. Pada pertemuan kelima sampai dengan keenam, cara mengemukakan pendapat kelompok ini mengalami peningkatan yang cukup baik pada setiap pertemuannya karena sudah memenuhi indikator penilaian yang ditentukan. Pada proses tanya jawab kelompok ini sudah mendapat skor nilai yang cukup. Pada setiap pertemuan keaktifan siswa dalam bertanya sudah meningkat dan setiap anggota kelompok sudah bisa menyampaikan pertanyaan kepada kelompok lain meskipun belum maksimal. Dengan cukup aktifnya siswa dalam berdiskusi kelompok juga memengaruhi bagaimana cara siswa dalam menanggapi pendapat dari temannya. Siswa sudah cukup baik dalam menghargai pendapat temannya dengan tidak mencela hasil jawabannya. Hasil jawaban yang mereka kerjakan pun sudah hampir mendekati sempurna sesuai dengan yang guru harapkan. Hal ini merupakan hasil yang cukup memuaskan dalam pembelajaran. Sedangkan dalam menarik

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Melalui Tipe TGTdalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII6 MTs Filial Al Iman Adiwerna Tegal pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat

0 34 81

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Dukuhwaru 01 pada Pokok Bahasan Pecahan Melalui Pembentukan Pembelajaran Tutor Sebaya

0 12 127

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Negeri 01 Dukuhwaru Kabupaten Tegal Dalam Pokok Bahasan Operasi Pada Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Diskusi Kelompok

2 17 96

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN (PTK SD Negeri Pabelan III Sukoharjo).

0 0 9

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI OPERASI BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.

0 2 33

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Dukuhwaru 01 pada Pokok Bahasan Pecahan Melalui Pembentukan Pembelajaran Tutor Sebaya.

0 0 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN SEDERHANA MELALUI MEDIA KARTU PECAHAN DI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO YOGYAKARTA.

5 23 150

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SD N UJUNG-UJUNG 03 TAHUN 2017/2018

0 0 5

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 1 23