Hasil Wawancara .1 Hasil Wawancara Informan Kunci

3 Effendi Bukit Sabtu, 3 Januari 2015 Pukul 19.45 4 Sulastri Sabtu, 3 Januari 2015 Pukul 20.25 5 Edison Tarigan Minggu, 4 Januari 2015 Pukul 13.00 6 Fitriani Minggu, 4 Januari 2015 Pukul 13.35 7 Syamsul Bahri Minggu, 4 Januari 2015 Pukul 14.05 8 Muhammad Rajali Minggu, 4 Januari2015 Pukul 14.35 9 Idaman Sinuhaji Senin, 5 Januari 2015 Pukul 20.05 10 Adi Hartono Selasa, 6 Januari 2015 Pukul 13.45 Sumber: Hasil Penelitian 2014-2015 4.2 Hasil Wawancara 4.2.1 Hasil Wawancara Informan Kunci Pertanyaan Untuk Semua Informan Kunci: 1. Bagaimanakah pelaksanaan Program Raskin, apakah telah berjalan secara efektif? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Pelaksanaan Raskin ini terbilang sudah efektif, karena pembayaran selalu tepat waktu, dan untuk tahun ini Kecamatan Berastagi sudah lama kita lunasi tagihan Raskin kita, dibulan Oktober kemaren udah lunas semua”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Pelaksanaan Raskin sudah efektif, karena pembayaran tepat waktu dan penyaluran tepat sasaran”. Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Menurut saya pelaksanaan Raskin di desa kita ini belum efektif, karena masih banyak juga yang berhak dan ekonominya berada dibawah orang- orang yang menerima Raskin di desa ini, tapi mereka sama sekali gak dapat, ada juga yang misalnya dulu dia berhak menerima tapi sekarang dia udah kaya tapi dia tetap dapat, karena di data memang tetap namanya yang tertera”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Pelaksanaan Raskin sudah efektif, sudah pas, karena pas tanggal datangnya dari sananya”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Pelaksanaan Raskin di Desa Lau Gumba telah berjalan baik dan efektif. Karena yang dapat Raskin ini betul-betul yang berhak”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Pelaksanaan Raskin di Desa Lau Gumba telah berjalan efektif, karena kalau barangnya masuk ya tetap berjalan lancar”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Pelaksanaan Raskin di Desa Lau Gumba dan di dusun ini khususnya udah berjalan efektif, karena yang mendapatkan Raskin ini sesuai dengan data dari BPS”. Dari hasil wawancara diatas, terlihat bahwa mayoritas informan mengatakan bahwa program Raskin telah berjalan secara efektif, mayoritas mereka memandang keefektifan program itu dari sisi penerima Raskin yang menurut mereka diberikan kepada yang benar-benar memiliki hak untuk Universitas Sumatera Utara menerima manfaat program ini. Hanya ada 1 informan yang berpendapat bahwa pelaksanaan Raskin belum efektif yaitu Kepala Desa. 2. Apakah penyaluran Raskin tepat sasaran sesuai data dari BPS? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Penyaluran Raskin sudah tepat sasaran sesuai data dari BPS” Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Penyaluran Raskin sudah tepat sasaran, karena penerima Raskin sesuai data penerima yang telah diserahkan dari BPS” Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Penyaluran Raskin di Desa Lau Gumba sudah sesuai data dari BPS, tapi kalau masalah tepat sasaran itu belum tepat sasaran, karena ada yang sama sekali gak punya rumah, masih menyewa-nyewa tapi gak dapat, ada pula yang rumahnya tingkat tapi dapat Raskin”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Penyaluran Raskin di dusun ini sudah tepat sasaran, paling satu-satu nya yang salah”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Penyaluran Raskin di dusun ini sudah tepat sasaran sesuai data BPS, yang gak ada di data ya enggak dikasi”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Penyaluran Raskin di dusun ini sudah tepat sasaran sesuai data BPS”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Penyaluran Raskin di dusun ini sudah tepat sesuai nama dari BPS”. Universitas Sumatera Utara Dari hasil wawancara diatas, dapat dilihat bahwa informan berpendapat Program Raskin telah disalurkan secara tepat sasaran sesuai dengan daftar RTS- PM yang telah ditetapkan oleh BPS. 3. Apakah Raskin didistribusikan kepada RTS-PM sebanyak 15kgbulan tanpa ada potongan, dan setiap RTS-PM mendapat 12 kali jatah Raskin tiap tahunnya? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Iya benar Raskin didistribusikan tanpa ada potongan, untuk tahun ini 12 kali selama 1 tahun, tapi tahun lalu ada bonus beras ketiga belas, tahun ini gak ada. Alokasi November sama Desember tahun ini masuk ke percepatan, diterima pada bulan 3 dan bulan 4.” Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Iya, 15 kilo per bulannya, untuk tahun ini 12 kali selama 1 tahun, tapi tahun lalu 13 kali beras masuk, ada bonus beras ketiga belas. Tahun ini untuk beras bulan November sama Desember dia ada percepatan, jadi beras diterima pada bulan 3 dan bulan 4, memang bulan 11 dan 12 gak ada lagi masuk karena udah di double, jadi itu bukan berarti beras gak masuk, karena sudah ada pagu ditetapkan, itu percepatan”. Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Tidak ada dipotong, 15 kilo tiap bulan. Untuk bulan November dan Desember gak ada datang, terakhir bulan 10, kami tanya ke Kecamatan katanya kita tunggu aja, jadi gitu lagi yang kami bilang ke masyarakat.” Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Di dusun ini 15 kilo perbulan untuk 33 Kepala Keluarga, untuk tahun 2014 lancar, bulan November dan Desember gak ada masuk, tapi dari Camat ada katanya, saya gak ingat karena kerja saya bukan cuma itu.” Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Kalau di dusun ini 15 kilo perbulan untuk 17 Kepala Keluarga. Jadi itu 17 dikali 15 kilo. Untuk 2014 ada dua bulan gak masuk, selama bulan 11 sama 12, gak tau juga kenapa itu gak masuk”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Untuk di Dusun ini 15 kilo untuk 11 Kepala Keluarga. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Jumlahnya 12 KK yang dapat, masing-masing 15 kilo, untuk tahun ini bulan 11 seingat saya keluar, bulan 12 ini yang gak keluar. Alasannya kemaren itu, alasan yang gak resmi ya, katanya Raskin itu dibagi untuk pengungsi gunung sinabung, yang didenger-denger gitu”. Berdasarkan hasil dari wawancara diatas, memang benar bahwa setiap RTS- PM mendapatkan jatah Raskin sebanyak 15 kilogram per bulannya tanpa ada pemotongan. Tetapi jawaban mengenai jumlah Raskin yang diberikan ke RTS-PM per tahunnya, jawaban sangat bervariasi. Pihak Kecamatan mengatakan bahwa tahun 2014 sudah direalisasikan sebanyak 12 kali jatah Raskin ke Desa Lau Gumba, untuk bulan November dan Desember telah dialokasikan pada bulan Maret dan April. Tetapi informan di Desa Lau Gumba mengatakan bahwa tidak ada beras yang dialokasikan pada bulan November dan Desember. 4. Apakah tanggal realisasi Raskin sama setiap bulannya? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Mengenai tanggal realisasi Raskin ini gak bisa dibilang sama per bulannya, karena dia sistemnya harus dulu kita lunasi tunggakan kita yang bulan lalu, memang gak harus lunas 100, minimal 80 persen dulu kita bayar, baru pihak Bulog mengantar beras nya kesini. Jadi gak bisa sama setiap bulannya.” Universitas Sumatera Utara Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Tanggal masuk Raskin ini gak selalu sama, kadang-kadang awal, kadang pertengahan, jadi kalau udah ada setoran kita 80 dulu baru di dahulukannya kita, kecamatan mana yang terlebih dulu lunas itu yang duluan diantarnya beras”. Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Gak sama itu, beda-beda tanggalnya, tapi begitu dia datang ke Kantor Camat, langsung diteleponnya kita langsung kita ambil, gak tentu-tentu lah tanggalnya”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Bisa dibilang sama, paling sampai-sampai tanggal 10, cuma beda-beda berapa hari ajanya itu”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Kalau tanggal nya kadang gak tentu-tentu dia masuknya.” Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Kalau tanggal rata-rata awal bulan masuknya”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Gak pernah pula diingat tanggal realisasinya, tapi ya kalau dia berjalan lancar biasanya gak jauh nya tanggal realisasi nya, paling pertengahan gitu”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan berpendapat bahwa tanggal realisasi Raskin tidak sama tiap bulannya, tetapi biasanya Raskin di alokasikan pada awal hingga pertengahan bulan. 5. Berapakah jumlah harga yang harus dibayarkan oleh warga untuk setiap pengambilan Raskin? Universitas Sumatera Utara Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Harga Raskin yang harus dibayar sesuai aturan dari pemerintah 1.600 per kilogram, jadi 1 karung Rp24.000”. Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring ”Harga darisini 1.600 per kilo, tapi kalau udah sampai ke desa kan gak mungkin segitu harga nya, saya nyalurkan dari sini segitu lah, kalau ke desa adalagi ongkos nya, ya itu kesepakatan mereka lah”. Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Harganya berapa dari Kecamatan segitu lah kami jual, tapi sebelum kami salurkan ke masyarakat cuma kami ambil ongkosnya aja, sekitar 31.000 per karungnya”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Harga yang harus dibayar warga 33.000 per karungnya, kalau di Kantor Camat 26.000 per karung”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Ya 33.000 per karung, tapi di dusun ini saya yang ambil ke Kantor Krpala Desa terus langsung saya antar ke rumah masing-masing warga, tapi kadang ada yang ngasi 35.000, ongkosnya lah 2.000”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “37.000, termasuk ongkos ngelangsir, kan dia harus dilangsir dulu itu dari dusun I ke dusun kita, jadi kita ngupahin lagi yang ngelangsir beras nya, sama warga ya gak diminta lagi ongkos langsirnya, udah termasuk itu semua”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Sebetulnya harga nya itu 33.000 itu ya dari dusun I, tapi kalau warga disini kita suruh ngambil sendiri kesana kan gak mungkin, karena begitu beras datang langsung diambil, gak ada nunggu-nunggu, jadi waktu itu sepakat ada yang ngambilkan darisini, sepakat warga bayar 2.000 sama yang ngambilkan, jadi warga bayar 35.000. kalau kesepakatan desa itu 33.000 per karungnya”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara diatas, para informan memberikan jawaban berbeda-beda mengenai harga Raskin yang dijual kepada masyarakat, dengan alasan adanya harga tambahan untuk biaya ongkos angkut dan pelangsiran beras, dan setiap dusun di Desa Lau Gumba memiliki harga jual yang berbeda-beda.” 6. Bagaimanakah kualitas Raskin yang didistribusikan kepada RTS- PM? Apakah ada keluhan dari RTS-PM? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kualitas beras yang didistribusikan ini saya kira cukup baik ya, karena memang untuk Kecamatan kita ini hampir tidak pernah terjadi keluhan- keluhan mengenai kualitas Raskin ini, kalau pun ada keluhan itu kita langsung telepon ke pihak Bulog dan beras langsung diganti dengan yang baru”. Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Jarang sekali ada keluhan warga tentang kualitas beras ini ya, dalam tahun 2014 ini, baru 1 kali ada keluhan karena berasnya udah gak bagus lagi karena berasnya basah kena air, itupun bukan dari Desa Lau Gumba”. Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Kalau kualiitas nya itu beda-beda, gak sama selalu kualitasnya, kadang- kadang bagus, enak, kadang-kadang gak bagus, karena kita kan udah dijatah, jadi gak bisa kita pilih-pilih, kalau kita pilih pun mungkin sama semua”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Yah, nasib-nasiban lah kalo tentang kualitas nya, soalnya kita ngambil kesana bukan bisa dipilih, kita tinggal angkat, sampai sini pun bukan kita periksa lagi, jadi ya nasib siapa bagus ya bagus, nasib siapa gak bagus ya gak bagus”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Bagus kok kualitasnya, pokoknya layak untuk dikonsumsi lah, cuman ya gak enak-enak kali juga lah, jangan disamakan sama beras condong”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Ya liat-liat beras yang masuk lah, kalau yang masuk bagus ya bagus, kadang-kadang ya gak bagus, kalau itu mana bisa kita pilih, kalu jelek ya paling ngomong aja sama kepala desa beras bulan ini jelek, gitu aja”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Kualitasnya kadang baik kadang buruk, gitu aja, ya namanya juga Raskin ya kan, kadang pun warga yang dapat beras jelek gak mau nukarnya, karena kan lama itu, kita antar lagi ke Kecamatan, dari camat ke Bulog, entah kapan lagi sampe ke warga nya, sementara untuk makan kan kita gak bisa nunggu”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan bahwa kualitas Raskin yang didistribusikan kepada masyarakat tidak menentu, terkadang baik dan terkadang buruk, beras kualitas baik tidak sebagus beras condong dan beras yang berkualitas buruk masih layak untuk dikonsumsi. 7. Apakah pihak Kecamatan memberikan sosialisasi mengenai program Raskin kepada aparatur desa Lau Gumba? Bagaimanakah bentuknya? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kalau masalah sosialisasi ini rutin kita lakukan ya,biasanya setiap rapat rapat koordinasi yang dilakukan setiap bulan, selalu diberikan sosialisasi, sosialisasi yang paling sering itu mengenai penyetoran uang Raskin sama sosialisasi tentang DPM-2”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Ada kok, sering malah, setiap rapat tiap bulan atau rapat koordinasi selalu diberikan sosialisasi, baik mengenai penyetoran uang Raskin ataupun pengembalian daftar penerima beras yang telah dibagikan kepada masyarakat”. Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Kalau sosialisasi gak ada, dari dulu gak ada”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Enggak ada, informasi yang diberikan itu Cuma kalau pas datang beras, diteleponnya terus kita ambil kesana, gitu aja”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Gak ada, gak pernah ada datang kesini sosialisasi gitu”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Kalau Raskin ini kan program nya udah lama, udah dari berapa tahun yang lalu, kalau ada sosialisasi itu pun dulu lah diawal-awal, kalu sekarang sosialisasi nya mungkin hanya melalui desa, gak langsung ke dusun-dusun”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Sosialisasi kalau ke dusun gak ada, jadi pihak kecamatan itu cuma memberitahukan berdasarkan data dari BPS, untuk desa kita siapa aja yang terdaftar namanya, lalu kepala desa yang mendistribusikan nama- nama tersebut berdasarkan dusun tempat tinggal warga yang terdaftar, udah sama-sama ngerti lah kita, gak ada sosialisasi lagi”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa informan kecamatan dan informan desa memberikan jawaban yang berbeda, karena memang dari desa hanya 1 atau 2 orang saja yang ditugaskan setiap bulannya untuk mengambil jatah beras ke kecamatan, jadi tidak semua kepala dusun mendapatkan informasi yang sama mengenai program Raskin ini. Universitas Sumatera Utara 8. Apakah setiap tahunnya dilakukan pendataan ulang terhadap masyarakat penerima Raskin di Desa Lau Gumba? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kalau pendataan ulang kita gak ada lagi melakukan setiap tahun, karena ini memang datanya dari pusat, dari Badan Pusat Statistik, jadi sebelum ada perubahan dari atas, kita gak bisa mendata ulang, karena pagu nya udah ditetapkan pertahunnya”. Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Tidak ada, karena sebelum ada perubahan dari pusat dan BPS kita gak bisa merubah data, karena pagu udah ditetapkan, jadi kita gak bisa menambahkan nama-nama baru, karena gak ada jatahnya, kalau BPS mendata dia langsung ke desa, gak melalui kecamatan lagi”. Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Gak ada. Sampai sekarang belum ada pendataan ulang, sudah berapa kali juga kita usulkan baik ke camat, ke dinas sosial, ke kantor bupati juga, tapi tetap gak ada pendataan ulang”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Belum ada, memang itu sudah ada kita rencanakan sama kepala desa sekitar tahun 2013”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Gak ada, cuma kalau diganti orangnya itukan langsung dari BPS, di dusun ini penah ada satu kali pergantian, tapi gak semua, ada yang terganti ada juga yang enggak, sekitar 2 tahun yang lalu”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Belum tentu, karena itukan urusan BPS, kalau di dusun ini pendataan pernah ada tapi udah lama, gak rutin setia tahun”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Setiap tahunnya gak ada pendataan ulang langsung ke dusun ini dari BPS, di dusun ini ada yang berhak menerima, tapi beliau gak dapat raskin, ada juga yang gak berhak tapi dia menerima. Memang saya gak tau ya sistem kerja BPS, tapi sepertinya mereka hanya mengacak aja siapa-siapa yang dapat Raskin ini, seperti udah ada kuota untuk desa kita, terus diacak, seolah-olah seperti itu, karena saya pernah berbicara dengan pihak BPS mengenai masalah ini, mereka malah menyuruh kepala dusun untuk mengalih-alihkan beras ini kepada yang dianggap berhak, sementara mereka gak mau merubah data penerima, ya saya gak mau, itu kan sama aja kayak mengadu saya dan masyarakat”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, semua informan mengatakan bahwa tidak ada pendataan ulang yang dilakukan oleh pihak Badan Pusat Statistik, hal ini juga diakui oleh pihak kecamatan, tidak adanya pendataan ulang per tahunnya ini kemudian menjadi masalah di masyarakat, karena ada pendapat bahwa adanya ketidakadilan dalam penetapan penerima Raskin ini, karena ada warga yang dianggap lebih layak untuk menjadi sasaran program Raskin ini. Pertanyaan Untuk Pihak Kecamatan: 9. Bagaimanakah mekanisme distribusi Raskin yang dilakukan hingga sampai kepada RTS-PM? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Mekanisme Raskin ini setiap bulannya dari pihak Bulog, dari Kabanjahe atau tingkat II, disalurkan ke titik distribusi yaitu kantor camat, selanjutnya di kantor camat kepala seksi kesejahteraan sosial dan lingkungan hidup menyalurkan kepada 6 desa dan 4 kelurahan di Kecamatan Berastagi, melalui Kepala Desa”. Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Mekanisme distribusi Raskin ini dari Kabupaten atau Bulog di Kabanjahe, disalurkan ke kantor camat, masuk ke kepala seksi Universitas Sumatera Utara kesejahteraan sosial dan lingkungan hidup, lalu saya bagikan kepada masyarakat melalui kepala desa masing-masing, titik distribusi kita berada di kator camat Berastagi”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa mekanisme pendistribusian Raskin dimulai dari Tingkat II, disalurkan ke titik distribusi, lalu kemudian dari titik distribusi disalurkan kepada RTS-PM melalui kepala desa setempat. 10. Bagaimanakah bentuk pemantauan atau pengawasan dari Kecamatan atau tim khusus lainnya terhadap pelaksanaan program Raskin ini? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kalau tentang pemantauan ini jarang kita pantau ya, karena kan ada berita acara, biasa kita lihat pelaksanaan Raskin ini dari berita acara tersebut, seandainya dari pihak desa ada yang gak sesuai aturan itu pasti dia kena, karena kan bisa kita lihat dari laporan dan berita acara desa tersebut, kalaupun ada pemantauan itu sekali-sekali, gak rutin”. Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Pemantauan jarang sekali dilakukan, biasanya cuma kita lihat dari berita acara, karena kan kita gak tau pasti juga kapan dari desa dibagikan kepada masyarakat, gak mungkin kita datangi satu-satu, karena kita juga gak kenal masyarakatnya, seandainya kita pantau pun kita gak tau memang dia yang betul-betul dapat atau gak, karena pihak desa lah yang tau siapa masyarakatnya”. Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Kalau pemantauan dan pengawasan ini dari kantor camat aja biasanya, misalnya agar pembagian Raskin ini terhindar dari kekeliruan dan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya menjual beras Raskin kepada pihak lain”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan memeberikan jawaban bahwa pemantauan atau pengawasan terhadap pelaksanaan program Raskin,tidak Universitas Sumatera Utara dilakukan secara formal dari desa ke desa, pemantauan hanya dilakukan melalui berita acara dan laporan yang diberikan dari pihak desa ke kecamatan”. 11. Bagaimanakah bentuk pembinaan yang diberikan kepada petugas pelaksana distribusi Raskin di Desa Lau Gumba? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Pembinaan hanya dilakukan setiap bulannya di setiap rapat koordinasi di kantor camat, disitu kita paparkan masing-masing bidang, apa yang menjadi tugasnya”. Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Pembinaan dilakukan bersamaan dengan rapat koordinasi setiap satu bulan sekali, bentuknya pemaparan tugas masing-masing bidang”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan mengatakan bahwa pembinaan terhadap petugas pelaksana distribusi Raskin Desa Lau Gumba hanya dilakukan satu bulan sekali pada rapat koordiansi, dari Desa Lau Gumba sendiri, yang menghadiri rapat koordinasi adalah kepala desa, jadi hanya kepala desa yang mendapat pembinaan secara langsung dari pihak kecamatan. 12. Bagaimanakah bentuk evaluasi yang dilakukan oleh Kecamatan Berastagi terhadap pelaksanaan program Raskin di Desa Lau Gumba? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Evaluasi terhadap program Raskin di Desa Lau Gumba hanya dilakukan melaui berita acara serah terima Raskin, sampai saat ini kami belum menemui dan belum menerima laporan adanya penyimpangan pelaksanaan program Raskin di desa yang bersangkutan”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Untuk masalah evaluasi program, kita tidak ada melakukan evaluasi secara khusus tentang pelaksanaan Raskin ini, kita hanya melihat dari berita acara serah terima saja”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan mengatakan bahwa memang tidak ada evaluasi khusus yang dilakukan oleh pihak kecamatan mengenai pelaksanaa program Raskin di Desa Lau Gumba, mereka hanya berpatokan pada Berita Acara Serah Terima Raskin yang dibuat setiap bulannya. 13. Apakah pihak Kecamatan rutin menerima laporan realisasi penjualan beras Raskin dari aparatur Desa Lau Gumba? Berapa kali dalam satu tahun? Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kalau laporan dari desa ke kecamatan itu disebut DPM-2, itu sifatnya memang wajib setiap bulannya harus diberikan bersamaan pada saat penyerahan uang setoran penjualan Raskin di desa yang bersangkutan, untuk desa Lau Gumba juga demikian, tapi untuk Desa Lau Gumba saya kira laporan nya tidak begitu lancar, karena ada laporan yang belum dilengkapi hingga bulan Desember”. Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Setiap bulan memang saya yang minta DPM-2 ke masing-masing desa, saya tanya apakah beras sudah habis didistribusikan dan saya suruh mereka antar DPM-2 ke kantor camat. Laporan ini mulai dari Januari hingga Desember, tapi untuk bulan November dan Desember itu ditulis percepatan, karena beras nya udah dialokasikan pada bulan Maret dan April. Untuk desa Lau Gumba, DPM nya belum diserahkan dari bulan April hingga Desember, sudah saya minta tapi belum diantar”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan membenarkan bahwa laporan realisasi penjualan beras memang harus bersifat rutin setiap bulannya, tetapi untuk Desa Lau Gumba, pada tahun 2014, laporan belum lengkap mulai Universitas Sumatera Utara dari April hingga Desember, laporan yang sudah diterima oleh Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Lingkungan Hidup adalah laporan Januari hingga Maret, hal ini juga menjadi salah satu masalah dalam pengimpementasian program Raskin di desa ini. Pertanyaan Untuk Kepala Desa dan Kepala Dusun 14. Sebelum beras didistribusikan? Apakah petugas memeriksa terlebih dahulu kualitas Raskin? Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Tidak, tidak bisa kita periksa kualitas nya satu per satu, karena dia masing-masing sudah dalam goni, jadi gak mungkin kita robek goni nya, tinggal angkat aja, karena di kantor camat pun udah dipisah-pisah jatah setiap desa, jadi kita gak bisa memeriksa atau pun memilih.” Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Gak ada diperiksa, dan tidak ada istilah dipilih-pilih, kita datang ke kantor camat sudah disisihkannya 72 goni yang menjadi jatah Lau Gumba, tanpa diperiksa langsung saya angkat, dan langsung dibagi ke kepala dusun masing-masing, tidak ada diperiksa kualitasnya”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Kalau di sini gak ada diperiksa, tapi kalau di kantor kepala desa atau kantor camat saya gak tau, kalau disini langsung dikasi jatah dusun ini, langsung saya bagi ke masyarakat”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Gak bisa diperiksa, mana mungkin dibuka-buka lagi goninya, karena itukan udah per sak dia, warga pun mana bisa protes, ya terima aja”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Gak pernah diperiksa, tinggal angkut aja karena kan dia udah per goni 15 kilogram, jadi gak pernah diperiksa”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan mengatakan bahwa sebelum beras didistribusikan kepada masyarakat, mereka tidak pernah memeriksa kulitas beras terlebih dahulu, karena beras sudah dikelompokkan berdasarkan banyaknya jatah beras masing-masing desa ataupun kelurahan. 15. Apakah aparatur Desa Lau Gumba melakukan sosialisasi kepada RTS-PM mengenai program Raskin? Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Kalau ke masyarakat sosialisasi kita buat dalam bentuk pengumuman, misalnya udah masuk beras langsung kita informasikan melalui kepala dusun masing-masing”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Sosialisasi kepada masyarakat tidak ada dilakukan, kalau beras sudah datang baru saya informasikan, ambil beras masing-masing dan saya kasih tempo waktu tiga hari, kalau gak diambil saya jual, karena ke kantor camat uang harus diserahkan, harus dilunasi, mereka mana mau tau berasnya laku atau gak, uang harus tetap diserahkan, jadi gitu saya buat sistemnya biar gak ada masalah ke kantor camat”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Gak ada sosialisasi kepada masyarakat, cuma kalau ada datang beras saya ambil ke kantor kepala desa, langsung saya bagi ke rumah masing- masing RTS-PM, karena kondisi rumah saya gak memungkinkan makanya langsung saya antar aja ke rumah masing-masing”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Sosialisasi kepada masyarakat ya gak ada lah, itu kan udah program lama, paling kasih tau ke masyarakat tentang harga nya aja, itu pun warga udah sama-sama tau”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Sosialisasi kepada masyarakat itu gak ada, karena itu dari dulu sebelum desa kita pemekaran, raskin ini memang udah ada, bedanya cuma jumlah penerimanya, dan istilahnya raskin ini udah sama-sama dimengerti karena udah lama programnya”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa di Desa Lau Gumba tidak ada dilakukan sosialisasi yang bersifat resmi kepada seluruh masyarakat mengenai program Raskin, informasi yang diterima masyarakat hanyalah informasi tentang kedatangan beras. 16. Apakah aparatur Desa Lau Gumba rutin memberikan laporan mengenai realisasi penjualan beras kepada pihak Kecamatan? Berapa kali dalam 1 tahun? Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Setiap bulannya, apabila beras masuk ke desa, ada laporan kita ke pihak kecamatan, kalau di desa Lau Gumba, laporan kita dibuat oleh bapak Josua Purba, beliau sekaligus kepala dusun I”. Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Rutin, kita serahkan ke kantor camat sekalian penyerahan uang penjualan berasnya, tapi kadang laporan itu tiga bulan sekali baru diantar ke kantor camat, namanya kita pun sibuk, gak mungkin cuma karena ngantar laporan ke kantor camat saya jadi gak kerja, kalaupun saya disiplin tetap gak ada gaji saya dari situ. Sedikit biar kamu tau, laporan selama dua tahun itu sama, gak ada pengurangan ataupun penambahan warga yang menerima, itu-itu aja orangnya, jadi tiap bulan laporannya sama”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Laporan dari dusun, saya cuma menjual beras kepada masyarakat lalu menyetor uangnya ke desa, gitu aja, gak ada laporan khusus, kalau laporan yang ke kecamatan dibuat dari desa”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Kalau laporan ya tetaplah diberikan setiap bulan, tapi laporan itu kan dari desa bukan dari dusun, kalau dari dusun cuma nyetor uang penjualan aja”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Itu setiap laporan ke kantor camat dibuat oleh desa, kalau dari dusun cuma penyetotan uang penjualan di dusun aja”. Berdasarkan hasil wawanvara diatas, informan kunci yang menangani masalah laporan desa tentang Raskin mengatakan bahwa Desa Lau Gumba tidak rutin setiap bulan menyerahkan laporan realisasi penjualan beras atau yang disebut DPM-2 kepada pihak kecamatan, laporan biasanya diserahkan setiap 3 bulan sekali. 17. Bagaimanakah pelayanan yang diberikan oleh petugas saat penyaluran Raskin kepada RTS-PM? Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Pelayanan nya bagus, sampai sekarang tidak ada kesulitan-kesulitan yang dialami masyarakat unuk mengambil jatah Raskin mereka, dan laporan yang tidak baik pun sampai sekarang tidak ada saya terima, baik mengenai harga, penyaluran ataupun kualitasnya, karena memang sudah saya himbau kepada masyarakat apabila ada keluhan mengenai Raskin ini tolong dilaporkan ke kantor kepala desa”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Sudahlah, sudah baik, karena kalau yang punya jatah beras gak ngambil berasnya, beras itu kita bagi kok kepada yang gak dapat jatah”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Kalau pelayanan ya sudah baiklah ya, karena di dusun ini semua beras saya antar ke tempat, beda kalau di dusun I, disana dikasi tengagang waktu pengambilan berasnya, kan ada juga orang yang gak mau makan Raskin gak diambilnya berasnya, ya beda-beda lah tiap dusun”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Ya sudahlah, kadang-kadang malah yang nerima Raskin yang lama ngambil berasnya”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Kalau di dusun ini, sudah bagus lah, karena misanya ada masyarakat yang belum ada uang untuk menebus raskin nya, saya suruh bawa dulu kerumahnya, nanti pas gajian hari sabtu baru dibayar, karena kan disini banyak buruh bangunan yang gajian nya mingguan, jadi saya kasih aja bawa dulu berasnya duluan”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, semua informan mengatakan bahwa petugas penyaluran Raskin sudah memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat disaat menyalurkan Raskin. Pertanyaan Untuk Kepala Dusun 18. Jika ada warga penerima Raskin yang pindah dari dusun ini, tindakan apa yang diambil oleh petugas mengenai Raskin yang menjadi jatah warga tersebut? Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Ya kita pindahkan ke yang lain yang layak, tapi di data tetap nama nya, mana bisa data di ubah kembali kalau cuma 1 nama yang pindah”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Kalau dia pindah, beras Raskin nya kita alihkan kepada yang lain, yang memang betul-betul membutuhkan beras tersebut, kita lihat juga berdasarkan kondisi ekonominya.” Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Ya harus pake surat pindah lah ngelapor dia pindah kemana, baru bisa dilaporkan Raskin yang jadi jatah warga tersebut, kalu di dusun ini jarang sekali terjadi perpindahan, karena Raskin ini yang menerima penduduk tetap, gak ada penduduk yang pindah-pindah”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Kebetulan memang gak ada ya yang pindah antar desa, kalau pindahnya hanya antar dusun, dia ya tetap aja dapat, tapi kalau keluar dari desa ini, Raskin nya saya alihkan, saya bilang sama yang bersangkutan, dan Raskin tersebut saya berikan kepada yang lebih pantas, bukan dialihkan sama saudara atau keluarganya yang masih ada di dusun ini”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan mengatakan bahwa jika ada warga penerima Raskin yang pindah dari dusun ataupun desa Lau Gumba, tindakan yang diambil adalah mengalihkan Raskin tersebut kepada masyarakat lain yang dianggap membutuhkan beras tersebut. 19. Apakah ada keluhan warga mengenai pelaksanaan program Raskin di dusun ini? Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Gak ada keluhan dari awal sampai sekarang, gak ada pilih-pilih kasih juga”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Kalau keluhan gak ada dari masyarakat dusun ini”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Tidak ada, orang beras jatah kok, daripada warga harus beli beras mahal, kan ini sangat membantu”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Kalau keluhan ada, apalagi yang gak dapat Raskin, cuma kita kan hanya membagikan sama menanggung jawabin aja, saya ya gak berhak bilang apa-apa, ya mereka pun gak bisa bilang apa-apan juga, karena memang nama mereka gak ada di daftar penerima”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa tidak ada keluhan dari warga penerima Raskin di Desa Lau Gumba yang disampaikan kepada kepala dusun, tetapi keluhan yang ada adalah keluhan dari masyarakat yang tidak menerima Raskin, mereka umumnya mengeluh karena mereka merasa mereka juga pantas untuk mendapatkan Raskin.

4.2.2 Hasil Wawancara Informan Utama Standar dan Sasaran Kebijakan

1. Apakah BapakIbu mendapatkan Raskin dan memiliki kartu Raskin? Jawaban Ibu Mulyani “Iya, saya mendapatkan Raskin sejak kira-kira hampir 2 tahun yang lalu, kalau kartu Raskin saya tidak punya”. Jawaban Ibu Yusni “Iya dapat sejak kira-kira hampir 2 tahun bersamaan dengan BLSM, tapi kartu Raskin gak ada, kalau mau ngambil Raskin pun gak pake kartu itu”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Effendi Bukit “Iya saya mendapatkan Raskin sejak tahun 2014 ini kayaknya, lupa juga sejak kapan, tapi kalau kartu raskin itu saya gak ada dapat”. Jawaban Ibu Sulastri “Iya, saya dapat Raskin ini udah kurang lebih 2 tahun lah, kalau kartu raskinnya saya gak punya”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Iya dapat sejak dua tahun yang lalu, kartu nya gak ada”. Jawaban Ibu Fitriani “Iya dapat sejak sekitar tiga tahun lah, kalau kartu raskin gak ada, gak ada pake kartu juga dari dulu”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Iya dapat, udah kurang lebih 2 tahun dapatnya, kalau kartu nya belum ada sampai sekarang “. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Iya, saya mendapatkan raskin kurang lebih udah 4 tahunan, kartu nya gak ada dikasi dari dulu”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Iya dapat nya mungkin dari 2011 kayaknya, karena saya sebelum desa ini pemekaran saya memang udah dapet bulog, kalau kartu raskin ini dari dulu memang gak ada dikasi”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Dapat sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu, karena saya dari desa kita masih sempajaya memang udah dapat, tapi kalau kartu raskin nya gak ada memang dari dulu nya”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa seluruh informan mendapatkan raskin dan mereka mendapatkan Raskin dalam kurun waktu yang bervariasi, antara 4 sampai 2 tahun, hal ini berkaitan dengan dilakukannya pemekaran Desa Lau Gumba dari Desa induk yaitu Desa Sempajaya pada tahun 2011 lalu, pada saat itu memang terjadi pengurangan RTS-PM sehingga ada pengurangan data penerima. Diketahui pula bahwa semua informan tidak ada satu pun yang memiliki kartu raskin dan mereka tidak memakai kartu raskin dalam pengambilan raskin setiap bulannya. 2. Apakah BapakIbu menerima Raskin setiap sebulan sekali atau 12 kali dalam 1satu tahun? Jawaban Ibu Mulyani “Iya setiap sebulan sekali, tapi tahun ini gak ada keluar lagi sejak bulan November, jadi tahun ini cuma 10 kali dapet, katanya kemarin mungkin karena ada pergantian presiden, ada juga yang bilang dikasi ke pengungsi gunung sinabung”. Jawaban Ibu Yusni “Setiap satu kali dalam sebulan, tapi tahun ini seingat saya mulai dari bulan 11 sama 12 gak ada, tapi katanya dimana-mana memang gak ada masuk, mungkin karena pergantian presiden itu. Tapi kan kemaren memang ada berapa kali dia dapet jatah double, 2 atau 3 bulan berturut- turut itu dapet beras bonus 10 goni di dusun ini, tapi kebijakan kepala dusun beras tersebut gak dikasi sama kami yang udah dapet jatah, tapi dijual sama masyarakat yang dianggap layak menerima, tapi harga nya sama kok, itulah bagus nya bapak kadus disini, kalau di dusun 1 itu denger-denger harganya bisa sampai 50.000”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Iya benar raskin ini memang setiap satu kali dalam sebulan, tapi sekarang ini udah gak ada lagi, mulai bulan November sampai Desember Universitas Sumatera Utara itu gak ada lagi, alasannya itu kemaren katanya memang gak ada datang beras dari Bulog, ya apa lagi mau dibilang”. Jawaban Ibu Sulastri “Iya, dapetnya setiap sebulan sekali, tapi ini terakhir dapet pas bulan September atau November gitu, saya pun lupa, pokoknya udah gak dapat lagi”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Iya setiap bulan, tapi tahun ini mulai bulan November udah gak ada lagi dapet, katanya denger-denger untuk pengungsi sinabung, tapi gak tau juga kepastiannya”. Jawaban Ibu Fitriani “Iya, tapi inikan udah lama juga gak dapat, sekitar bulan November sampai sekarang udah gak ada dapet lagi”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Iya, tahun ini yang gak dapet lagi mulai bulan November, katanya denger-denger karena Jokowi udah punya program baru, mau dialihkan ke program itu, ya tunggu aja lah”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Iya setiap sebulan sekali, tapi tahun ini ada berapa bulan juga udah gak dapet lagi, sejak naik Jokowi kayaknya”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Iya, setiap sebulan sekali, tapi tahun 2014 sejak bulan November udah gak ada dapat sampai sekarang”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Iya, tapi saya udah gak pernah mengambil raskin ini lagi, paling ada berapa kali cuma saya ambil, udah bertahun-tahun memang gak diambil, karena saya alihkan sama kawan saya yang lebih butuh, tapi di data tetap nama saya, kalau masalah tahun ini ada berapa bulan beras gak masuk saya kurang tahu juga”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara diatas, semua informan mengatakan bahwa raskin memang didistribusikan kepada RTS-PM setiap satu bulan sekali, tetapi untuk tahun 2014, sejak bulan November dan Desember tidak ada raskin yang dibagikan kepada masyarakat, hal ini juga dibenarkan oleh masing-masing kepala dusun dan kepala desa di Desa Lau Gumba, tetapi menurut pihak kecamatan, hal ini tidak benar, karena alokasi beras raskin untuk bulan November dan Desember menurut mereka sudah diberikan pada bulan Maret dan April 2014 dalam rangka percepatan, jadi pada Maret dan April telah dialokasikan 4 kali jatah raskin untuk setiap RTS-PM. 3. Apakah BapakIbu menerima Raskin sebanyak 15kgbulan tanpa ada pemotongan? Jawaban Ibu Mulyani “Jumlahnya 15 kilogram tiap dapet, gak pernah ada dipotong”. Jawaban Ibu Yusni “Iya, 15 kilo gak pernah ada potongan”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Jumlahnya memang 15 kilogram setiap bulan dan memang tidak pernah ada pengurangan ataupun pemotongan”. Jawaban Ibu Sulastri “Iya, jumlahnya 15 kilo per bulan, kalau dipotong kayaknya gak ada, tapi seingat saya kemaren ada juga gak dapet waktu disini ada pengungsi sinabung, ada 3 atau 4 bulan gitu gak dapet di dusun ini katanya memang gak keluar, tapi pas pengungsi nya udah pulang udah dapet lagi”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Edison Tarigan “Iya, 15 kilo per bulan, gak pernah ada dipotong”. Jawaban Ibu Fitriani “Iya, gak pernah ada dipotong dari dulu memang”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Iya, gak pernah dikurangi dari kadus, tapi kadang saya yang bagi-bagi sama tetangga yang gak dapet, kalau misalnya punya saya masih ada dirumah saya bagi sama yang lain, tapi tetep pake nama saya, gantian lah namanya juga persaudaraan”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Iya, 15 kilogram per bulan, gak pernah ada dipotong”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Iya, memang per goni yang 15 kilogram masuknya, gak pernah ada dibuka atau dipotong dari sananya”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Iya, 15 kilogram perbulan, kalau potongan pun saya gak tau karena gak pernah lagi diambil, tapi kayaknya gak adalah karena kan dia di dalam goni”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, seluruh informan membenarkan bahwa setiap bulannya Raskin didistribusikan sebanyak 15 kilogram kepada setiap RTS-PM, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada dilakukaan pemotongan ataupun penyelewengan oleh aaparatur Desa Lau Gumba dalam pembagian jumlah Raskin kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara 4. Berapa harga Raskin yang harus BapakIbu bayar? Jawaban Ibu Mulyani “Harganya 37.000 per sak yang 15 kilo, dari kepala dusun III, ya mungkin itu termasuk uang rokoknya juga lah ya”. Jawaban Ibu Yusni “35.000 per sak, dibayar sama kepala dusun IV”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Kalau harganya di dusun I ini 37.000 per karungnya”. Jawaban Ibu Sulastri “Harga di dusun II ini 1 karungnya 40.0000, tapi kami semua berasnya diantar sampai rumah masing-masing”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Harga di dusun II ini 40.000 diantar ke tempat sama kepala dusunnya, memang udah sepakat ngasi uang jalan ke kepala desa karena kan repot juga kalau harus ngambil sendiri ke kantor kepala desa”. Jawaban Ibu Fitriani “Di dusun IV ini harganya 35.000 per karung, dulu sih harganya sekitar 30.000, baru-baru ini ajalah nambah yang 5.000”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “35.000 per sak di dusun IV, tapi dulu gak segitu harganya, lupa saya berapa, pokonya sekarang segitu lah”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Harganya 35.000 per karung nya, kita yang ngambil sendiri ke rumah kadus”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Kalau di dusun III ini harganya 37.000, kita ngambil sendiri ke rumah kepala dusun”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Kalau di dusun ini sekarang katanya 37.000, tapi kayaknya disini ada selisih harga juga sama dusun-dusun yang lain”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa iforman dari setiap dusun memberikan jawaban yang berbeda mengenai harga Raskin yang harus dibayarkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak kecamatan, mereka mengatakan bahwa Raskin dari titik distribusi dijual seharga Rp.24.000 per karung, tetapi harga berbeda ditemui di masyarakat, di dusun I harga Raskin adalah Rp.37.000, harga di dusun II adalah Rp.40.000, harga di dusun III adalah Rp.37.000 dan harga di dusun IV adalah Rp.35.000. Untuk pengambilan Raskin juga ada perbedaan di setiap dusunnya, dimana warga dusun I, III dan IV harus mengambil sendiri raskin ke rumah kepala dusun masing-masing, sedangkan di dusun II raskin diantar oleh kepala dusun ke setiap rumah RTS-PM. 5. Apakah setiap bulannya BapakIbu menerima Raskin pada tanggal yang sama? Jawaban Ibu Mulyani “Kalau tanggal nya gak tentu lah tiap bulannya, seringnya tanggal- tanggal 10 keatas lah, pertengahan bulan, kalau agak lama ya dibilang kadus aja berasnya belum datang”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Ibu Yusni “Kalau tanggalnya lupa tanggal berapa, tapi kurang lebih sama lah kira- kira akhir bulan, kalau gak salah tanggal 25 ke atas, gak sama tiap bulan, tergantung yang ngangkat juga lah”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Kalau tanggalnya itu gak sama tiap bulan, kapan beras itu datang ke kepala desa, disitulah dibagikannya, disitu lah kita terima, biasanya kira- kira pertengahan bulan lah datangnya”. Jawaban Ibu Sulastri “Beda-beda tanggalnya, gak pernah sama tiap bulan, beda berapa hari gitu, lagian kan kami terima di tempat ya kapan datang disitu lah diterima”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Kadang-kadang lari-lari sikit jugalah, gak tepat-tepat kali juga tanggalnya, kalau lambat dari camat lambat juga lah sampai sini, biasanya awal ke petengahan bulan datangnya”. Jawaban Ibu Fitriani “Enggak, kadang-kadang diawal kadang-kadang diakhir, gak tentu juga”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Kalau tanggalnya gak bisa dipastikan tanggal berapa, biasanya gak diawal kali, paling lama pertengahan bulan”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Gak, beda-beda tanggalnya, tergantung kapan datang berasnya, kadang awal bulan udah datang dia, kadang akhir baru datang, gak tentu-tentu juga”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Tanggal nya gak bisa sama, beda-beda tergantung udah datang apa belum dari sananya, biasanya pertengahan bulan lah”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Adi Hartono “Beda-bedalah gak sama ini kalau tanggalnya”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, semua informan mengatakan bahwa pendistribusian Raskin setiap bulannya dilakukan pada tanggal yang berbeda, hal ini juga dikatakan oleh kepala desa dan masing-masing kepala dusun, dan juga dibenarkan oleh pihak kecamatan, mereka mengatakan bahwa distribusi raskin baru bisa dilakukan jika setoran pembayaran raskin bukan sebelumnya telah diserahkan minimal 80 kepada pihak Bulog, jika masih ada tunggakan yang terjadi, maka distribusi raskin belum bisa dilkakukan, hal inilah yang menyebabkan perbedaan tanggal realisasi raskin setiap bulannya, semakin cepat setiap desa menyelesaikan administrasi nya makan semakin cepat pendistribusian raskin dilakukan. 6. Menurut BapakIbu apakah kualitas Raskin layak untuk dikonsumsi? Jawaban Ibu Mulyani “Kadang-kadang layak, kadang-kadang enggak lah, tapi kan tetap dimakan juga, kalau dapet yang jelek terus ditukar tukarannya pun sama aja.” Jawaban Ibu Yusni “Gimana ya, ya layak juga lah, dibilang gak layak nanti sombong kali lah, kadang dapat yang kuning, jelek, udah bau, mungkin itu beras yang udah lama kali jadi dia udah kayak berbubuk gitu berasnya, tapi belakangan ini lumayan bagus juga berasnya”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Effendi Bukit “Sebagian layak kualitasnya sebagian enggak layak juga, kadang tiga bulan sekalinya baru bagus bisa dimakan, kalau udah hancur kali berasnya itu gak bisa lagi dimakan”. Jawaban Ibu Sulastri “Cemana ya dibilang, kalau saya orang gak mampu ini ya layak lah dikonsumsi, pernah juga 4 kali dapat yang udah hancur berasnya, tapi gak bau dan gak berkutu”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Kadang layak kadang enggak, beda-beda juga, kadang enak kadang enggak, tapi kami selalu kami campur sama beras yang bagus, kalau gak dicampur payah juga makannya”. Jawaban Ibu Fitriani “Sebetulnya gak layak juga karena seringan yang jelek, mau makannya pun berat, jadi dicampur sama beras yang bagus, lebih banyak campurannya daripada raskinnya, kadang pun dibagi-bagi sama kawan yang gak dapet, nanti kami bagi 3 orang jadi masing-masing 5 kilo, tapi di data tetap atas nama saya”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Masih layak lah, tapi seenak-enak nya beras bulog itu ya seberapa lah, kalau dibilang jelek kali pun enggak juga, masih bisa lah dimakan, kadang dicampur juga makannya, kasian anak-anak, kalau saya udah biasa makan beras gitu dari kecil”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Layak lah, karena kan gak ada yang lain juga”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Layak lah kalau yang sekarang ini, sejak dua tahun belakangan ini kualitas nya bagus, tapi kalau yang dulu gak layak, kadang bauk apek, patah-patah berasnya warnanya pun udah kuning”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Adi Hartono “Layak lah, waktu dulu saya ambil pun saya makan, tapi itupun anak- anak saya masih kecil-kecil, kasian juga melihatnya makan beras gitu, makanya gak saya ambil lagi”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan memberikan jawaban yang berbeda, sebagian informan mengatakan beras raskin layak untuk dikonsumsi, tetapi sebagian lagi mengatakan bahwa kualitas raskin tidak layak konsumsi, ada juga yang mengatakan bahwa kualitas raskin kadang layak dan kadang tidak layak konsumsi, tergantung kondisi beras yang didistribusikan. 7. Apakah BapakIbu pernah mengetahui adanya penerima Raskin yang tidak tepat sasaran? Jawaban Ibu Mulyani “Enggak pernah tau lah saya kalu masalah gak tepat sasaran, kayaknya disini sih gak ada”. Jawaban Ibu Yusni “Kayaknya disini gak ada, kami semua sama gak ada yang terlalu menonjol kali ekonominya”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Kalau gak tepat sasaran gak adalah, lagian sekarang rumah kami udah jauh dari sana, kami pun sibuk tiap hari, jadi gak pernah lagi kesana, gak tau lagi siapa-siapa aja yang dapat beras ini”. Jawaban Ibu Sulastri “Saya rasa adalah, karena lihat lah rata-rata orang dusun I itu kaya nya semua, tapi paling banyak dusun I yang dapat, kami pun mungkin karena suami saya orang lama disini makanya dapat, orang yang kenal sama kepala desa banyak yang dapat”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Edison Tarigan “Itu gak tau lah, karena kan di daerah sini layak juga lah semua yang dapat, kalau dusun lain gak tau juga siapa-siapa aja yang dapat”. Jawaban Ibu Fitriani “Kayaknya kalau di dusun sini semua sama tepat sasaran yang dapet”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Saya rasa kalau didusun ini gak adalah, masih biasa-biasa aja, kalaupun dibilang gak layak berarti semua nya lah gak layak, karena disini gak adanya yang susah kali, kalau masih mau kerja masih bisanya makan”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Ada lah kalau disini ada juga beberapa juga yang gak layak, tapi dapet beras raskin”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Tidak ada kalau di dusun ini”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Ada lah kalau menurut saya, kalau di dusun ini gak banyak kali yang gak tepat sasaran, tapi ada lah beberapa”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan memeberikan jawaban yang berbeda, sebagian mengatakan bahwa raskin pendistribusian sudah tepat sasarn sebagain lagi mengatakan bahwa ada penerima raskin yang tidak tepat sasaran, hal ini juga dibenarkan oleh kepala Desa Lau Gumba, beliau membenarkan bahwa distribusi raskin yang dilakukan memang sudah sesuai dengan data BPS, tetapi data BPS ada juga yang tidak sesuai kriteria, karena ada warga yang memiliki rumah bagus dengan kondisi ekonomi yang bagus juga tetapi beliau masih tertera di data BPS hingga saat ini. Universitas Sumatera Utara 8. Menurut BapakIbu apakah ada warga yang seharusnya berhak menerima raskin, tetapi ia tidak termasuk sebagai sasaran penerima raskin ? Jawaban Ibu Mulyani “Gak ada jugalah, karena kan disini rata-rata kayaknya orangnya mampu lah ya, mungkin pun saya dapat Raskin ini karena masih banyak tanggungan anak sekolah, makanya kami diutamakan”. Jawaban Ibu Yusni “Ada, kalau menurut saya ya gimana ya datanya, karena disini ada ibu warni itu ia sangat membutuhkan tapi dia gak dapat raskin, tapi kata kadus data yang dapat ini bukan dari sini, tapi dari pusat, jadi gimana mau disalahkan, karena kadus nya pun gak dapet raskin juga”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Gimana ya saya bilangnya, program Raskin ini kan berkelanjutan dari dulu hingga sekarang,jadi mungkin dia sistemnya digilir dan dialihkan, jadi gantian yang dapat. Memang belum tepat sasaran, tapi ada keadilan, karena menurut saya, saya pun gak layak untuk dapat Raskin, tapi kalau kita lihat lagi secara keseluruhan di Tanah karo ini gak ada yang layak menerima Raskin ini”. Jawaban Ibu Sulastri “Kalau ini saya gak tau, karena saya nerima di tempat, jadi gak tau siapa-siapa yang gak dapat”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Ya banyak lah, namanya juga kita tinggal di rumah petak sewaan kayak gini, tapi payahnya disini kadang banyak juga yang pindah-pindah, gak ada KTP tetap, jadikan gak mungkin dapat, kalau kami memang udah penduduk tetap”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Ibu Fitriani “Adalah, banyak juga yang mau raskin ini tapi dia gak dapet, namanya gak ada di data, kadang ada juga yang suka minta ke kami yang dapet jatah, yaudah berasnya dibagi-bagi lah, namanya pun kawan, kasian juga yang gak dapet”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Saya rasa gak ada disini, walaupun istilahnya dia di data gak dapet, tapi kan bisa gantian sama kami yang dapet, kadang kami bagi-bagi juga biar rata, ganti-gantian lah”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Ada juga kalau itu, lumayan banyak juga disini yang seharusnya dapet beras murah tapi malah gak dikasi ”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Memang ada beberapa orang yang sekarang ini dia gak dapat raskin, tapi dia dulu pernah dapat kok, karena sekarang saya lihat raskin ini berdasarkan kartu BLSM, karena kan BLSM berdasarkan BLT, BLT itukan yang mendata dari pusat statistik, jadi mungkin datanya sama, mungkin pas di data kerumah dia rumahnya udah bagus, jadi gak dapat raskin lagi”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Iya, ada juga kalau disini beberapa rumah tangga yang gak dapet raskin padahal harusnya dapat”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa informan memberikan jawaban beragam mengenai adanya warga yang seharusnya berhak menerima raskin tetapi tidak menerima raskin, sebagian informan mengatakan ada dan sebagian informan mengatakan tidak ada. Diketahui pula di dusun IV, masyarakat yang di data tidak mendapatkan raskin masih bisa membeli raskin ini, yaitu dengan adanya rasa sosial yang tinggi di dusun tersebut, setiap bulannya Universitas Sumatera Utara selalu ada warga yang berbagi raskin dengan warga lain yang dianggap membutuhkan beras tersebut. Sumber Daya a. Sumber Daya Manusia 9. Menurut BapakIbu apakah pendistribusian Raskin di Desa Lau Gumba telah berjalan dengan efektif? Jawaban Ibu Mulyani “Ya sudah efektif, lancarnya yang saya tau, walaupun telat tapi pasti dapet, cuma tahun inilah yang gak ada dapet lagi, ”. Jawaban Ibu Yusni “Ya gimana lah dibilang ya, sedang-sedang lah, kadang penerima Raskin nya juga yang payah, pas berasnya jelek dia gak mau beli, pas berasnya bagus dibelinya, ada juga satu-satu yang kayak gitu”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Sudah baik dan efektif, karena semua sama rata dibuat, gak dibedakan”. Jawaban Ibu Sulastri “Cemana lah dibilang ya, dibilang baik tapi gak baik, kalau misalnya memang baik kan ini tetap ada sampai sekarang”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Baiklah, karena kan kalau memang ada berasnya setiap bulan dibagi, kadang kadus kami malam-malam pun tetap diantarkannya”. Jawaban Ibu Fitriani “Iya, sudah baiklah karena kalau berasnya datang memang terus dibagikan kepada masyarakat”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Iya, sudah efektif lah, karena lancar nya selalu, tiap bulannya dapet kalau memang berasnya ada”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Menurut saya sepertinya kurang efektif, karena masih banyak yang gak dapet raskin”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Sudah baik dan bagus, karena pendistribusiannya gak lama-lama kali tanggalnya, langsung dibagikan kepada masyarakat”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Karena selama dua bulan ini katanya gak masuk beras, cemana ya bilangnya, dulu pun ada juga memang beras ini gak masuk kayak gini, tapi kembali lagi lah kalau memang beras ini ada, pasti mereka langsung mendistribusikan, jadi ya bisa juga lah dibilang efektif”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan bahwa pendistribusian Raskin di Desa Lau Gumba telah berjalan secara efektif, mereka memberikan alasan karena setiap bulannya beras selalu didistribusikan kepada masyarakat selama beras tersebut masuk dari kantor camat, tetapi ada juga yang mengatakan pendistribusian raskin di desa ini belum efektif karena masih banyak warga yang belum menerima raskin dan karena beberapa bulan terakhir raskin tidak didistribusikan. 10. Menurut BapakIbu, apakah aparatur Desa Lau Gumba telah mampu melaksanakan program Raskin dengan sebaik-baiknya? Universitas Sumatera Utara Jawaban Ibu Mulyani “Mungkin mampu lah, karena tiap bulannya dapet, cuma akhir-akhir ini aja yang gak dapet”. Jawaban Ibu Yusni “Sudah mampu lah, sudah bagus karena di dusun ini kadus nya memang baik, setiap beras masuk langsung di informasikan kepada masyarakat”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Aparatur nya sudah baik, karena semua diusahakan dapat dan digilir biar adil dan sama rata”. Jawaban Ibu Sulastri “Kurang tau juga saya, tapi ya saya bilang baik lah ya, karena kan saya dapat raskin ini”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Iya, sudah mampu dan sudah baik”. Jawaban Ibu Fitriani “Gimana ya, kalau menurut saya kurang baik juga, karena disini banyak juga yang belum tepat sasaran, tapi kalau dibilang gak baik saya gak enak juga”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Sudah mampu melaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena kalau saya gak tau beras udah datang, langsung ditanya sama kadus mau diambil berasnya apa gak, jadi memang selalu diinformasikan”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Iya, sudah, karena kan mereka cuma membagikan aja, kalau berasnya datang dari kantor kepala desa ya dibagi sama yang memang dapet, kalau yang gak dapet kan gak mungkin dibagi”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Iya, betul, sudah baik memang aparaturnya semua”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Iya, sudah karena sekarang udah beda sama yang dulu, kalau dulu kita masih gabung sama desa sempajaya, kita seperti dusun yang tertinggal, karena kita teramasuk ke dusun X, jadi yang diutamakan itu biasanya dusun yang dekat dengan mereka yaitu dusun I sampai dusun berapa gitu, kita jarang diperhatikan, kalau sekarang sejak kita berdiri sendiri pelayanan nya udah lumayan baik lah”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan bahwa aparatur Desa Lau Gumba telah mampu melaksanakan program raskin dengan sebaik-baiknya, karena beras selalu didistribusikan sesuai data dari BPS dan jika beras sudah datang masyarakat selalu mendapat informasi, tetapi ada satu informan yang mengatakan aparatur belum mampu mendistribusikan raskin dengan sebaik-baiknya karena penerima raskin masih banyak yang belum tepat sasaran. 11. Apakah setiap tahunnya ada pendataan mengenai Raskin yang dilakukan oleh pihak Badan Pusat Statistik BPS? Jawaban Ibu Mulyani “Gak ada pendataan setiap tahun, tapi seneng juga lah kalau gak ada pendataan, jadi kan tetap dapet beras, kalau diganti kan mungkin saya gak dapet lagi”. Jawaban Ibu Yusni “Kayaknya gak pernah ada pendataan, makanya datanya gak berubah- ubah, itu aja udah bertahun-tahun, warga protes pun kadus nya gak bisa disalahkan”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Effendi Bukit “Kalau pendataan ini setau saya gak pernah ada dilakukan, apalagi yang langsung ke masyarakat”. Jawaban Ibu Sulastri “Gak ada pendataan dari dulu”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Kayaknya gak pernah ada, tapi gak tau jugalah kalau pendataan nya diacak terus kami gak kena”. Jawaban Ibu Fitriani “Gak pernah ada pendataan Raskin, tapi kalau tentang BLSM ada di data kerumah, berapa tahun yang lalu kan saya gak dapet raskin ini, terus ada orang pusat yang mendata, dilihat kondisi rumah saya yang dulu, disuruh ngisi data, terus bulan depannya langsung dapet, tapi itu dulu sebelum desa kita pemekaran”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Gak tau juga saya, tapi sepertinya disini gak ada pendataan dari Badan Pusat Statistik”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Gak pernah ada di data kalau disini, tapi kalau di desa tempat anak saya tinggal, ada didata kerumah masing-masing sama pemerintah dan kepala lingkungannya”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Gak setiap tahun juga kalau pendataan ini, gak tentu lah berapa tahun sekali, dulu pertamanya memang saya di data kerumah, dilihat kondisi rumah, penghasilan, jumlah anak, baru kemudian saya dapat raskin, kalau sekarang ini memang gak ada lagi pendataan kayak gitu”. Jawaban Bapak Adi Hartono Universitas Sumatera Utara “Gak ada, kalau dulu pertama kali dapat raskin ada di data memang, tapi itu dari dusun diajukan ke desa waktu kita masih sempajaya, tapi itu dulu sistemnya kita kumpulkan semua masyarakat, saya bersama kepala dusun X dulu mengajukan semua aja diusulkan, tapi setelah ada nama-nama yng mau diusulkan itu, saya udah gak diajak lagi sama kepala dusun, jadi kepala dusun itu main sendiri dan saya gak tau lagi kelanjutannya, tapi nama yang seharusnya ada di data udah gak ada lagi, bahkan yang janda pun udah gak dapat lagi sekarang, tapi saya gak tau lagi itu data nya sistemnya cemana ya, tapi itulah yang terjadi dulu sebelum desa kita pemekaran, disitu memang ada masyarakat ribut karena banyak nama yang gak keluar sebagai penerima raskin, karena memang ada pengurangan”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, seluruh informan mengatakan bahawa di Desa Lau Gumba tidak ada pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik mengenai program Raskin setiap tahunnya, hanya ada beberapa warga yang pernah mengalami pendataan yang dilakukan sebelum terjadinya pemekaran Desa Lau Gumba. Hal ini menunjukkan bahwa pihak BPS belum melakukan apa yang menjadi tugasnya, karena seharusnya warga didata setiap satu tahun sekali. Hal ini juga dibenarkan oleh bapak Kepala Desa yang menyatakan bahwa data penerima Raskin di Desa Lau Gumba masih merupakan data yang berasal dari desa induk yaitu Desa Sempajaya, meskipun sudah dilakukan beberapa kali pengajuan daftar penerima Raskin yang baru, tetapi belum ada dilakukan pendataan hingga saat ini.

b. Sumber Daya Finansial 12. Apakah BapakIbu pernah tidak menebus atau tidak membeli jatah

Raskin yang ada? Jawaban Ibu Mulyani “Enggaklah, beli lah selalu, rugi lah kalau gak dibeli”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Ibu Yusni “Tidak pernah, tetaplah dibeli kalau bisa pun double maulah, karena kan harus beli beras lain juga, mungkin yang tukang angkat Raskin inilah yang enak, dia kan dapat jatah, terus dapat bonus angkatnya satu karung, jadi gak beli beras lagi”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Gak pernah lah, kalau saya sama ibuk selalu kami beli Raskin ini”. Jawaban Ibu Sulastri “Beli lah, mana mungkin gak dibeli, ini aja pas gak datang gini ditunggu- tunggu kenapa gak datang”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Tetap dibeli lah, walaupun kita gak tau isinya bagus atau gak tapi tetap dibeli juga”. Jawaban Ibu Fitriani “Tetep dibeli, berebut pun kadang-kadang sama yang gak dapet jatah, makanya kadang dibagi-bagi”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Tidak pernah tidak beli, selalu dibeli walaupun kadang dibagi-bagi sama yang lain yang gak dapet”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Pernah juga, karena kemaren udah kelewatan tanggal nya, saya gak tau beras nya udah dateng, mungkin difikir sama kepaa dusun saya memang gak mau ngambil beras, jadi udah dijual sama warga yang lain”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Gak lah, tetap diambil setiap bulannya”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Adi Hartono “Ya sering lah, bahkan selama dapat saya cuma ambil 1 kali, karena saya rasa memang ada kawan yang lebih pantas dapat raskin itu jadi dulu saya alihkan ke beliau, ternyata setelah saya lihat data yang baru , nama kawan saya yang dulu saya alihkan sebagai penerima jatah saya, namanya sekarang sudah tertera di data, jadi saya sekarang gak tau selama ini beras saya sama siapa dikasi kepala dusun”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan bahwa mereka tidak pernah tidak membeli jatah Raskin yang ada, mereeka selalu membeli setiap bulannya, tetapi ada 2 informan yang menyatakan pernah tidak membeli raskin karena terlambat membeli sehingga raskin sudah dijual kepada pihak lain dan 1 informan lainnya mengatakan memang sengaja tidak membeli dengan alasan pengalihan nama kepada warga yang dianggap lebih membutuhkan raskin tersebut, dan selama 4 tahun menjadi penerima raski beliau hanya membeli Rakin sebanyak 1 kali saja. 13. Apakah BapakIbu merasa terbebani dengan harga Raskin yang harus ditebus? Jawaban Ibu Mulyani “Tidak terbebani, malahan sangat membantu pun , kalau beli beras siudang udah berapa harganya 1:4 harganya”. Jawaban Ibu Yusni “Tidak, kalaupun harganya 50.000 tapi sekarang ada berasnya pun saya beli juga, soalnya terasa kali gini gak ada beras”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Tidak terbebani, karena gimana ya harga nya kalau dibilang wajar ya wajar, tapi kalau dibilang gak wajar ya gak wajar juga, tapi tetap gak terbebani”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Ibu Sulastri “Gak terbebani karena kan terbantu dengan harganya, kalau beli beras di grosir itu udah 160.000, tapi setau saya di Medan harga nya gak semahal kayak disini Raskin nya”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Enggak lah, gak terbebani”. Jawaban Ibu Fitriani “Enggak sih, murah juga ya harganya dibandingkan beras yang kualitas bagus dipasaran, apalagi kalau berasnya enak ya seneng kali lah”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Enggak lah, gak ada merasa terbebani”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Enggak, daripada saya harus membeli beras yang bagus, harga nya kan mahal”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Gak lah, beras yang bagus pun mahal kali, selama dua bulan gak ada raskin ini terpaksa beli beras yang 10 kilogram harganya 110.000 kan beda kali, kalau untuk sebulan udah 400.000 juga mungkin selama gak ada raskin ini”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Kalau masalah harga ini sebenarnya pro kontra juga karena raskin ini kan membantu, dari camat itu harga 24.000 per karung, kenapa disini 37.000, itu kan jauh kali selisihnya, mnurut saya selisih harga 13.000 itu berlebian kalau hanya untuk ongkos, kalau 1 bulan dapat 13.000, per tahunnya udah berapa? Dikalikan berapa karung lagi, itukan jadinya udah membebani masyarakat”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan tidak terebani dengan harga Raskin yang harus ditebus, karena masyarakat merasa Universitas Sumatera Utara terbantu dengn adanya beras ini, sedangan 1 informan lain mengatakan harga beras raskin ini menjadi pro kontra bagi dirinya, karena perbedaan harga raskin dari titik distribusi hingga sampai kepada masyarakat yang mencapai Rp.13.000 per karung nya dianggap memberatkan masyarakat, karena selisih harga tersebut dianggap terlalu besar jika hanya digunakan untuk biaya transportasi pengangkutan Raskin. Komunikasi dan Koordinasi Antar Instansi 14. Apakah BapakIbu mengetahui apa yang menjadi maksud dan tujuan dari program Raskin? Jawaban Ibu Mulyani “Enggak tau maksud dan tujuannya program Raskin ini, mungkin ya tujuannya membantu masyarakat”. Jawaban Ibu Yusni “Kalau maksud dan tujuan gak tau, karena gak pernah dijelaskan, mungkin pun yang menjelaskan itukan yang melakukan pendataan itu, tapi disini gak ada pendataan”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Tidak tahu, yang saya tau cuma kalau ada beras ya dibeli.” Jawaban Ibu Sulastri “Gak tau saya maksud dan tujuannya”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Gak tau lah, paling taunya tujuannya untuk membantu, kalau tujuan khususnya gak tau lah, kalau atasan itukan politik nya semua, kalau rakyat kecil ini maunya semua bagus, UMR dinaikkan gitu ajalah”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Ibu Fitriani “Kalau tujuan dan manfaat nya saya gak tau”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Meringankan beban masyarakat lah ya saya rasa tujuan program raskin ini”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Setahu saya, tujuannya ini untuk membantu masyarakat,untuk mengurangi beban biar gak terlalu mahal beli beras”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Ya tujuannya meringankan beban masyarakat yang gak mampu”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Kalau tujuannya saya gak tau pasti, tapi kalau orang awam bilang tujuannya membantu orang miskin tapi kalau tujuan sebenarnya saya gak mengerti”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, seluruh informan mengatakan tidak mengetahui dengan pasti apa yang menjadi tujuan khusus dari program Raskin, karena mereka memenag tidak pernah diberi tahu oleh aparatur pelaksana program Raskin mengenai maksud dan tujuan program ini. Ada juga informan yang mengatakan bahwa tujuan dari program ini secara umum adalah untuk membantu dan mengurangi beban masyarakat miskin. 15. Apakah BapakIbu mendapatkan informasi dari Desa Lau Gumba mengenai jumlah beras yang diterima, harga beras yang seharusnya dibayarkan, serta berapa kali jumlah pembagian Raskin dalam 1 satu tahun? Universitas Sumatera Utara Jawaban Ibu Mulyani “Tidak tau, informasi nya cuma ya kalau datang beras, pak kadus nyuruh ambil, kalau harga nya kan udah memang udah tau” Jawaban Ibu Yusni “Ya enggaklah kalau dari desa gak ada dibilang-bilang, cuma dengar- dengar dari masyarakat aja tentang harganya”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Ada kemarin disampaikan sama sekretaris desa, itu kemaren memang pas ada rapat sama pengurus Raskin, disitu kemaren ada bongkar- bongkaran harga awal Raskin ini dari kecamatan, tapi kalau secara resmi gak ada informasi nya”. Jawaban Ibu Sulastri “Gak tau juga, tau nya beras kalau datang langsung diantar kepala dusun kerumah, gak ada dibilang apa-apa”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Gak ada informasinya, tau nya kalau beras datang diantar, kalau jumlah keseluruhannya gak tau, harga nya pun kalau dari pemerintah gak nya segitu, kawan kami ada yang ngambil langsung ke kantor camat harganya 30.000 per karung nya”. Jawaban Ibu Fitriani “Ada, kalau disini disampaikan sama kepala dusun langsung, apalagi pas kemaren harga nya naik, dijelaskan harga sama jumlah berasnya, dijelaskan juga ongkos angkutnya berapa, udah trasnsparan lah”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Enggak pernah kalau dari desa, kalau dari kadus dapat informasi tentang harganya aja, kalau jumlahnya saya gak tau, karena saya juga gak mau urus lah sama jumlah seluruhnya yang dapet siapa aja, yang punya saya aja saya ambil saya bayar”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Iya, ada dikasi tahu sama kepala dusun, beliau bilang setiap kepala rumah tangga dapat berasnya 15 kilo, harga nya sekian, kalau jumlahnya kan kalau dapetnya setiap sebulan sekali, berarti satu tahun 12 kali”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Iya, tahu itukan ada memang penyuluhannya dulu, dari kepala desa kayaknya penyuluhannya”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Ini gak tau juga saya kalau sekarang ini, karena gak pernah lagi saya ikuti perkembangan raskin yang sekarang”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan tidak pernah mendapat informasi dari aparatur desa mengenai harga beras dan jumlah beras yang diterima dan yang harus dibayarkan, mereka biasanya hanya mendapat informasi ketika beras sudah datang, masalah harga mereka sudah menganggap sama-sama mengetahui. Ada juga informan yng mengatakan pernah mendapatkan informasi mengenai harga dan jumlah beras dari kepala dusun III, dari kepala desa dan dari sekretaris desa. Disposisi Implementator 16. Bagaimanakah pelayanan yang diberikan oleh aparatur Desa Lau Gumba pada saat penyaluran Raskin? Jawaban Ibu Mulyani “Pelayanan nya baik, aparaturnya pun semuanya baik-baik juga saat penyaluran beras ini”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Ibu Yusni “Kalau kami kan gak dari desa langsung, tapi melalui kadus pembagiannya, ya baik memang”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Kalau pelayanan menurut saya seadanya aja, kalau kita minta beras dikasi, kalau gak kita minta dijualnya sama yang lain. Ada juga batasnya 3 hari untuk pengambilan, kalau lewat itu udah gak bisa lagi”. Jawaban Ibu Sulastri “Pelayanan nya udah bagus lah, soalnya kan diantar sampai tempat, kalai di dusun lain mana ada yang diantar kayak disini”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Baiklah pelayanannya, lancar juga semua”. Jawaban Ibu Fitriani “Ya bagus sih, karena misalnya lah ya di dusun ini kan ada yang gak dapet, kalau misalnya dari sananya ada jatah lebih langsung dibagi-bagi kepada yang gak dapet, dibagi rata, misanya satu karung bagi 3 orang, jadi kalau misalnya ada 10 karung yang lebih, berarti kadus udah bisa nolong 30 orang kan, jadi adil semua, kan bagus gitu. Saya juga jarang dapet penuh 1 goni karena seringan dibagi, tapi ya ada juga yang gak mau bagi-bagi”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Kalau menurut saya pelayanan nya sudah baik ya, karena kalau beras datang kita langsung dipanggil kadang kerumah, ditanya berasnya mau diambil apa enggak, kalau gak diambil biar tau kadusnya mau bagi sama yang gak dapet jatah”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Pelayanan nya baik lah gimana mau gak baik lagian kan kita bayar, kalau kita ambi beras yaudah kita kasi uang nya.” Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Sudah berjalan baik dan bagus lah aparatur desa kita, karena kan semua yang dibagikan beras ini udah sesuai sama datanya”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Baik-baik lah, wajar aja pelayanannya”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparatur Desa Lau Gumba sudah baik saat penyaluran Raskin kepada RTS-PM, karena aparatur dianggap selalu memberikan informasi apabila beras raskin sudah datang, ada pula yang memberi alasan karena kepala dusun selalu mengantarkan raskin sampai ke rumah masing-masing warga, tetapi ada satu informan yang mengatakan pelayanan aparatur desa saat penyaluran Raskin ini hanya seadanya saja, karena menurut beliau, mereka diberi tempo 3 hari untuk pengambilan Raskin, apabiala lebih dari batas waktu maka raskin sudah dijual kepada pihak lain. 17. Menurut BapakIbu, bagaimanakah kinerja dan tanggung jawab aparatur Desa Lau Gumba dalam penyaluran Raskin kepada masyarakat setempat? Jawaban Ibu Mulyani “Kalau aparaturnya ya udah bertanggung jawab, karena ya bagus juga mereka, kalau pas gak dapet gini pun ada alasannya, dibilang mungkin berasnya untuk pengungsi”. Jawaban Ibu Yusni “Saya rasa ya baik dan bertanggung jawab lah, buktinya kan kalau misalnya ada beras ya tepat waktu sampai kepada masyarakat, kalau pas Universitas Sumatera Utara gak masuk gini memang gak ada penjelasan dari kadus, kadus hanya memberikan informasi tiap beras datang”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Kalau kinerja nya saya rasa cukup bagus dan bertanggung jawab”. Jawaban Ibu Sulastri “Bagus dan bertanggungjawab lah, karena kadus disini setiap ada beras memang langsung diantarnya”. Jawaban Bapak Edison Tarigan “Kalau menurut saya sudah baik dan bertanggungjawab, karena saya kan , tapi setiap ketemu kepala desa, kepala dusun semua baik-baik, ramah- ramah juga”. Jawaban Ibu Fitriani “Sudah baik dan sudah bertanggung jawab menurut saya”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Menurut saya di dusun ini kepala dusunnya sudah baik dan bertanggung jawab, karena kadus nya pun baik, kalau ada yang gak ngambil beras, berasnya gak dijual sesuka hati, tapi digilir biar adil kesemua, jadi kan bagus gitu”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Menurut saya sudah bagus, karena siapa yang dapat beras pasti disalurkannya”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Ya sudah bertanggungjawab dan sudah bagus lah”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Kalau masalah tanggung jawab, saya kira termasuk juga kepala dusun ini kurang baik, karena tidak terbuka dan tidak transparan”. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan bahwa aparatur Desa Lau Gumba sudah memiliki kinerja yang baik dan bertanggung jawab saat penyaluran Raskin kepada masyarakat, dan satu informan mengatakan bahwa aparatur termasuk kepala dusun belum bertanggungjawab dalam penyaluran Raskin karena alasan adanya ketidakterbukaan dalam penyaluran raskin ini baik mengenai harga juga mengenai jumlah raskin yang disalurkan kepada masyarakat. 18. Apa harapan BapakIbu terhadap pelaksanaan Raskin kedepannya? Jawaban Ibu Mulyani “Harapannya ya terus berjalan lancar, jangan macet-macet kayak sekarang ini”. Jawaban Ibu Yusni “Kalau harapannya ya yang terbaiklah, kalau bisa ditambah jumlahnya biar gak harus beli beras lagi”. Jawaban Bapak Effendi Bukit “Harapannya ya jumlahnya ditambahi lagi, biar adil dan semua bisa dapat, kualitasnya dijaga, itu yang paling penting, kalau dari masyarakat ini harapan selalu nya ada bagaimana yang terbaik maunya itulah yang dibuat. Kalau misalnya menteri nya gak sanggup bahagia kan rakyat lebih baik mundur aja”. Jawaban Ibu Sulastri “Harapan saya mudah-mudahan ada bantuan kayak gini lagi, karena saya masih ada anak sekolah pengeluaran banyak, jadi mohon dibantu lagi, sama harganya itu juga jangan jauh kali lah kalau bisa diturunin”. Universitas Sumatera Utara Jawaban Bapak Edison Tarigan “Harapannya kalau bisa raskin ini terus adalah jangan kayak sekarang, kualitasnya pun lebih bagus lagi, kalau masalah harga ya maunya 15.000 per karung tapi kan gak mungkin juga karena ada ongkosnya ya”. Jawaban Ibu Fitriani “Ya harapannya raskin ini lancar-lancar aja, karena kalau lancar kan ngurangin beban yang gak mampu, kualitasnya pun diperbaiki lah, karena kita udah nunggu-nunggu sebulan rupanya berasnya jelek, kadang kalau udah jelek gitu jadi nyesel kan beli nya, mendingan uangnya ditambah untuk beli beras yang bagus”. Jawaban Bapak Syamsul Bahri “Ya seterusnya raskin ini terus adalah, kualitas nya dijaga agar layak untuk dikonsumsi, harganya kalau bisa lebih murah lagi pun gak apa-apa, lebih bagus malah, karena kan membantu apalagi saya yang anaknya banyak”. Jawaban Bapak Muhammad Rajali “Harapan saya raskin ini maunya terus ada kedepannya, kualitasnya juga diperbaiki biar layak dimakan”. Jawaban Bapak Idaman Sinuhaji “Harapannya raskin ini ya tetap ada dan berjalan seterusnya, kualitas nya tetap dipertahankan dan paling penting kalau bisa 30 kilogram lah dapatnya jadi gak harus nambah beli beras bagus lagi, karena kan kalau 15 kilo itu gak cukup untuk sebulan”. Jawaban Bapak Adi Hartono “Kalau harapan saya haruslah raskin ini tepat sasaran , betul-betullah dilihat mana yang harus dan yang tidak harus dapat raskin ini”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan memiliki harapan yang beragam terhadap pelaksanaan program Raskin kedepannya, diantara harapan tersebut adalah informan berharap program Raskin terus ada dan terus berjalan Universitas Sumatera Utara hingga kedepannya, harga Raskin yang disesuaikan lagi, jangan terlalu mahal ketika samapi kepada masyarakat, kualitas raskin harus diperbaiki lagi karena warga sering kecewa dengan kualitas yang buruk dan jumlah raskin yang diperbanyak lagi karena menurut mereka jumlah raskin 15 kilogram tidak bisa mencukupi kebutuhan beras selama satu bulan. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS DATA

Dalambabini akan dianalisis semuadatayang diperoleh dari hasil penelitian seperti yangsudah disajikan dalambab terdahulu.Adapunanalisayang dilakukanadalah dengan analisadeskriptifkualitatif dimana data dan fakta yang didapatkan di lapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan penafsiran dan analisa yang rasional. Dari seluruhdatadaninformasiyangtelahdikumpulkan,baikmelaluistudipustaka, wawancara mendalam depth interview dengan informan, studi dokumentasi maupun catatan-catatan penulissewaktumelakukan penelitian selamadilapangan,makadapat diberikan suatuanalisatentang Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi. Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Lau Gumba menunjukkan bahwa Program Raskin merupakan program yang berpihak kepada masyarakat miskin dan sangat membantu masyarakat. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan Kepala Desa, Kepala Dusun dan Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat yang mengatakan bahwa program ini mempunyai tujuan yang baik untuk membantu masyarakat miskin.

5.1 Implementasi Program Beras Untuk Masyarakat Miskin

Universitas Sumatera Utara