Model-model Implementasi Kebijakan Implementasi Kebijakan Publik .1 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik

3. Jadi, implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus-menerus untuk mencari usaha apa yang akan dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program kedalam tujuan kebijakan yang diinginkan.

1.6.2.2 Model-model Implementasi Kebijakan

Pada prinsipnya terdapat 2 pemilahan jenis atau model implementasi kebijakan. Pemilahan pertama adalah implementasi yang berpola “dari atas ke bawah” top-bottomer versus “dari bawah ke atas” bottom-topper dan pemilahan implementasi yang berpola paksa command-and-control dan mekanisme pasar economic incentive. Sekalipun banyak dikembangkan model- model tentang implementasi kebijakan, namun dalam hal ini hanya akan menguraikan beberapa model implementasi kebijakan yang relative baru dan banyak mempengaruhi berbagai pemikiran maupun tulisan para ahli.

a. Model yang dikembangkan oleh Van Meter dan Van Horn

Model kebijakan ini berpola “dari atas ke bawah” dan lebih berada di “mekanisme paksa” daripada di “mekanisme pasar”. Proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi kebijakan yang pada dasarnya sengaja dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Model ini mengandalkan bahwa Universitas Sumatera Utara implementasi kebijakan berjalan linear dari keputusan politik, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik. 13 Menurut Van Meter dan Van Horn ada enam variabel yang memepengaruhi kinerja, yakni 14 1. Standar dan Sasaran Kebijakan : Standar dan Sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan. Apabila tujuan dan ukuran kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interpretasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen pelaksana. 2. Sumber Daya Keberhasilan implementasi kebijakan sangat bergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan. Setiap tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkannya oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara politik. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu menjadi perhitungan penting dalam implementasi kebijakan. 3. Komunikasi Antar Organisasi dan Penguatan Aktivitas Dalam implementasi sangat penting terdapat dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu kebijakan. 13 Budi Winarno, op. cit, hal 156 14 Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Jakarta : Pustaka Pelajar. Hal 99 Universitas Sumatera Utara 4. Karakteristik Agen Pelaksana Karakteristik agen ini dibutuhkan agar pelaksanaan mencakup semua struktur birokrasi, norma-norma dan pola-pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu kebijakan. 5. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik Variabel ini mencakup sumberdaya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok- kelompok kepentingan dapat memeberikan dukungan bagi implementasi kebijakan, karakteristik para partisipan yakni mendukung atau menolak, bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan, dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan. 6. Disposisi Implementator Disposisi implementator ini mencakup tiga hal, yakni : a respon implementator terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, b kognisis, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan c intensitas disposisi implementator, yakni prefesisi nilai yang dimiliki oleh implementator.

b. Model yang Dikembangkan Oleh George C.Edwars III

Dalam pandangan George C.Edwars III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat faktor, yakni: Universitas Sumatera Utara 1. Komunikasi Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementator mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi sasaran dan tujuan harus dikomunikasikan kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. 2. Sumber Daya Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tapi apabila implementator kekurangan sumber daya untuk melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi implementator dan sumber daya finansial. Sumber daya adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar berjalan efektif. Tanpa sumber daya, kebijakan hanya akan tinggal dikertas menjadi dokumen saja. 3. Disposisi Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementator, seperti komitmen, kejujuran dan sikap demokratis. Apabila implementator memiliki disposisi yang baik, maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementator memiliki sikap atau persfektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak akan efektif. Universitas Sumatera Utara 4. Struktur Birokrasi Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu aspek struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya prosedur operasi yang disusun secara standard. SOP menjadi pedoman bagi setiap impementator dalam bertindak, struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, ini pada gilirannya akan menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel. 1.6.3 Beras Untuk Keluarga Miskin RASKIN 1.6.3.1 Pengertian RASKIN