Apakah tanggal realisasi Raskin sama setiap bulannya? Berapakah jumlah harga yang harus dibayarkan oleh warga untuk setiap pengambilan Raskin?
Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Kalau di dusun ini 15 kilo perbulan untuk 17 Kepala Keluarga. Jadi itu
17 dikali 15 kilo. Untuk 2014 ada dua bulan gak masuk, selama bulan 11 sama 12, gak tau juga kenapa itu gak masuk”.
Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Untuk di Dusun ini 15 kilo untuk 11 Kepala Keluarga.
Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Jumlahnya 12 KK yang dapat, masing-masing 15 kilo, untuk tahun ini
bulan 11 seingat saya keluar, bulan 12 ini yang gak keluar. Alasannya kemaren itu, alasan yang gak resmi ya, katanya Raskin itu dibagi untuk
pengungsi gunung sinabung, yang didenger-denger gitu”.
Berdasarkan hasil dari wawancara diatas, memang benar bahwa setiap RTS- PM mendapatkan jatah Raskin sebanyak 15 kilogram per bulannya tanpa ada
pemotongan. Tetapi jawaban mengenai jumlah Raskin yang diberikan ke RTS-PM per tahunnya, jawaban sangat bervariasi. Pihak Kecamatan mengatakan bahwa
tahun 2014 sudah direalisasikan sebanyak 12 kali jatah Raskin ke Desa Lau Gumba, untuk bulan November dan Desember telah dialokasikan pada bulan
Maret dan April. Tetapi informan di Desa Lau Gumba mengatakan bahwa tidak ada beras yang dialokasikan pada bulan November dan Desember.
4. Apakah tanggal realisasi Raskin sama setiap bulannya?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Mengenai tanggal realisasi Raskin ini gak bisa dibilang sama per
bulannya, karena dia sistemnya harus dulu kita lunasi tunggakan kita yang bulan lalu, memang gak harus lunas 100, minimal 80 persen
dulu kita bayar, baru pihak Bulog mengantar beras nya kesini. Jadi gak bisa sama setiap bulannya.”
Universitas Sumatera Utara
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Tanggal masuk Raskin ini gak selalu sama, kadang-kadang awal, kadang
pertengahan, jadi kalau udah ada setoran kita 80 dulu baru di dahulukannya kita, kecamatan mana yang terlebih dulu lunas itu yang
duluan diantarnya beras”.
Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Gak sama itu, beda-beda tanggalnya, tapi begitu dia datang ke Kantor
Camat, langsung diteleponnya kita langsung kita ambil, gak tentu-tentu lah tanggalnya”.
Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Bisa dibilang sama, paling sampai-sampai tanggal 10, cuma beda-beda
berapa hari ajanya itu”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring
“Kalau tanggal nya kadang gak tentu-tentu dia masuknya.” Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul
“Kalau tanggal rata-rata awal bulan masuknya”. Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo
“Gak pernah pula diingat tanggal realisasinya, tapi ya kalau dia berjalan lancar biasanya gak jauh nya tanggal realisasi nya, paling pertengahan
gitu”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan berpendapat bahwa tanggal realisasi Raskin tidak sama tiap bulannya, tetapi biasanya Raskin di alokasikan
pada awal hingga pertengahan bulan.
5. Berapakah jumlah harga yang harus dibayarkan oleh warga untuk setiap pengambilan Raskin?
Universitas Sumatera Utara
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Harga Raskin yang harus dibayar sesuai aturan dari pemerintah 1.600
per kilogram, jadi 1 karung Rp24.000”. Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring
”Harga darisini 1.600 per kilo, tapi kalau udah sampai ke desa kan gak mungkin segitu harga nya, saya nyalurkan dari sini segitu lah, kalau ke
desa adalagi ongkos nya, ya itu kesepakatan mereka lah”.
Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Harganya berapa dari Kecamatan segitu lah kami jual, tapi sebelum
kami salurkan ke masyarakat cuma kami ambil ongkosnya aja, sekitar 31.000 per karungnya”.
Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Harga yang harus dibayar warga 33.000 per karungnya, kalau di Kantor
Camat 26.000 per karung”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring
“Ya 33.000 per karung, tapi di dusun ini saya yang ambil ke Kantor Krpala Desa terus langsung saya antar ke rumah masing-masing warga,
tapi kadang ada yang ngasi 35.000, ongkosnya lah 2.000”.
Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “37.000, termasuk ongkos ngelangsir, kan dia harus dilangsir dulu itu
dari dusun I ke dusun kita, jadi kita ngupahin lagi yang ngelangsir beras nya, sama warga ya gak diminta lagi ongkos langsirnya, udah termasuk
itu semua”.
Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Sebetulnya harga nya itu 33.000 itu ya dari dusun I, tapi kalau warga
disini kita suruh ngambil sendiri kesana kan gak mungkin, karena begitu beras datang langsung diambil, gak ada nunggu-nunggu, jadi waktu itu
sepakat ada yang ngambilkan darisini, sepakat warga bayar 2.000 sama yang ngambilkan, jadi warga bayar 35.000. kalau kesepakatan desa itu
33.000 per karungnya”.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil wawancara diatas, para informan memberikan jawaban berbeda-beda mengenai harga Raskin yang dijual kepada masyarakat, dengan
alasan adanya harga tambahan untuk biaya ongkos angkut dan pelangsiran beras, dan setiap dusun di Desa Lau Gumba memiliki harga jual yang berbeda-beda.”
6. Bagaimanakah kualitas Raskin yang didistribusikan kepada RTS- PM? Apakah ada keluhan dari RTS-PM?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kualitas beras yang didistribusikan ini saya kira cukup baik ya, karena
memang untuk Kecamatan kita ini hampir tidak pernah terjadi keluhan- keluhan mengenai kualitas Raskin ini, kalau pun ada keluhan itu kita
langsung telepon ke pihak Bulog dan beras langsung diganti dengan yang baru”.
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Jarang sekali ada keluhan warga tentang kualitas beras ini ya, dalam
tahun 2014 ini, baru 1 kali ada keluhan karena berasnya udah gak bagus lagi karena berasnya basah kena air, itupun bukan dari Desa Lau
Gumba”.
Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Kalau kualiitas nya itu beda-beda, gak sama selalu kualitasnya, kadang-
kadang bagus, enak, kadang-kadang gak bagus, karena kita kan udah dijatah, jadi gak bisa kita pilih-pilih, kalau kita pilih pun mungkin sama
semua”.
Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Yah, nasib-nasiban lah kalo tentang kualitas nya, soalnya kita ngambil
kesana bukan bisa dipilih, kita tinggal angkat, sampai sini pun bukan kita periksa lagi, jadi ya nasib siapa bagus ya bagus, nasib siapa gak bagus ya
gak bagus”.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Bagus kok kualitasnya, pokoknya layak untuk dikonsumsi lah, cuman ya
gak enak-enak kali juga lah, jangan disamakan sama beras condong”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul
“Ya liat-liat beras yang masuk lah, kalau yang masuk bagus ya bagus, kadang-kadang ya gak bagus, kalau itu mana bisa kita pilih, kalu jelek ya
paling ngomong aja sama kepala desa beras bulan ini jelek, gitu aja”.
Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Kualitasnya kadang baik kadang buruk, gitu aja, ya namanya juga
Raskin ya kan, kadang pun warga yang dapat beras jelek gak mau nukarnya, karena kan lama itu, kita antar lagi ke Kecamatan, dari camat
ke Bulog, entah kapan lagi sampe ke warga nya, sementara untuk makan kan kita gak bisa nunggu”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, mayoritas informan mengatakan bahwa kualitas Raskin yang didistribusikan kepada masyarakat tidak menentu,
terkadang baik dan terkadang buruk, beras kualitas baik tidak sebagus beras condong dan beras yang berkualitas buruk masih layak untuk dikonsumsi.
7. Apakah pihak Kecamatan memberikan sosialisasi mengenai program Raskin kepada aparatur desa Lau Gumba? Bagaimanakah
bentuknya?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kalau masalah sosialisasi ini rutin kita lakukan ya,biasanya setiap rapat
rapat koordinasi yang dilakukan setiap bulan, selalu diberikan sosialisasi, sosialisasi yang paling sering itu mengenai penyetoran uang Raskin sama
sosialisasi tentang DPM-2”.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Ada kok, sering malah, setiap rapat tiap bulan atau rapat koordinasi
selalu diberikan sosialisasi, baik mengenai penyetoran uang Raskin ataupun pengembalian daftar penerima beras yang telah dibagikan
kepada masyarakat”.
Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Kalau sosialisasi gak ada, dari dulu gak ada”.
Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Enggak ada, informasi yang diberikan itu Cuma kalau pas datang beras,
diteleponnya terus kita ambil kesana, gitu aja”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring
“Gak ada, gak pernah ada datang kesini sosialisasi gitu”. Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul
“Kalau Raskin ini kan program nya udah lama, udah dari berapa tahun yang lalu, kalau ada sosialisasi itu pun dulu lah diawal-awal, kalu
sekarang sosialisasi nya mungkin hanya melalui desa, gak langsung ke dusun-dusun”.
Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Sosialisasi kalau ke dusun gak ada, jadi pihak kecamatan itu cuma
memberitahukan berdasarkan data dari BPS, untuk desa kita siapa aja yang terdaftar namanya, lalu kepala desa yang mendistribusikan nama-
nama tersebut berdasarkan dusun tempat tinggal warga yang terdaftar, udah sama-sama ngerti lah kita, gak ada sosialisasi lagi”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa informan kecamatan dan informan desa memberikan jawaban yang berbeda, karena memang dari desa
hanya 1 atau 2 orang saja yang ditugaskan setiap bulannya untuk mengambil jatah beras ke kecamatan, jadi tidak semua kepala dusun mendapatkan informasi yang
sama mengenai program Raskin ini.
Universitas Sumatera Utara
8. Apakah setiap tahunnya dilakukan pendataan ulang terhadap masyarakat penerima Raskin di Desa Lau Gumba?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kalau pendataan ulang kita gak ada lagi melakukan setiap tahun, karena
ini memang datanya dari pusat, dari Badan Pusat Statistik, jadi sebelum ada perubahan dari atas, kita gak bisa mendata ulang, karena pagu nya
udah ditetapkan pertahunnya”.
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Tidak ada, karena sebelum ada perubahan dari pusat dan BPS kita gak
bisa merubah data, karena pagu udah ditetapkan, jadi kita gak bisa menambahkan nama-nama baru, karena gak ada jatahnya, kalau BPS
mendata dia langsung ke desa, gak melalui kecamatan lagi”.
Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Gak ada. Sampai sekarang belum ada pendataan ulang, sudah berapa
kali juga kita usulkan baik ke camat, ke dinas sosial, ke kantor bupati juga, tapi tetap gak ada pendataan ulang”.
Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Belum ada, memang itu sudah ada kita rencanakan sama kepala desa
sekitar tahun 2013”. Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring
“Gak ada, cuma kalau diganti orangnya itukan langsung dari BPS, di dusun ini penah ada satu kali pergantian, tapi gak semua, ada yang
terganti ada juga yang enggak, sekitar 2 tahun yang lalu”.
Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Belum tentu, karena itukan urusan BPS, kalau di dusun ini pendataan
pernah ada tapi udah lama, gak rutin setia tahun”.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Setiap tahunnya gak ada pendataan ulang langsung ke dusun ini dari
BPS, di dusun ini ada yang berhak menerima, tapi beliau gak dapat raskin, ada juga yang gak berhak tapi dia menerima. Memang saya gak
tau ya sistem kerja BPS, tapi sepertinya mereka hanya mengacak aja siapa-siapa yang dapat Raskin ini, seperti udah ada kuota untuk desa kita,
terus diacak, seolah-olah seperti itu, karena saya pernah berbicara dengan pihak BPS mengenai masalah ini, mereka malah menyuruh kepala
dusun untuk mengalih-alihkan beras ini kepada yang dianggap berhak, sementara mereka gak mau merubah data penerima, ya saya gak mau, itu
kan sama aja kayak mengadu saya dan masyarakat”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, semua informan mengatakan bahwa tidak ada pendataan ulang yang dilakukan oleh pihak Badan Pusat Statistik, hal ini
juga diakui oleh pihak kecamatan, tidak adanya pendataan ulang per tahunnya ini kemudian menjadi masalah di masyarakat, karena ada pendapat bahwa adanya
ketidakadilan dalam penetapan penerima Raskin ini, karena ada warga yang dianggap lebih layak untuk menjadi sasaran program Raskin ini.
Pertanyaan Untuk Pihak Kecamatan: 9. Bagaimanakah mekanisme distribusi Raskin yang dilakukan hingga
sampai kepada RTS-PM?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Mekanisme Raskin ini setiap bulannya dari pihak Bulog, dari Kabanjahe
atau tingkat II, disalurkan ke titik distribusi yaitu kantor camat, selanjutnya di kantor camat kepala seksi kesejahteraan sosial dan
lingkungan hidup menyalurkan kepada 6 desa dan 4 kelurahan di Kecamatan Berastagi, melalui Kepala Desa”.
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Mekanisme distribusi Raskin ini dari Kabupaten atau Bulog di
Kabanjahe, disalurkan ke kantor camat, masuk ke kepala seksi
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraan sosial dan lingkungan hidup, lalu saya bagikan kepada masyarakat melalui kepala desa masing-masing, titik distribusi kita
berada di kator camat Berastagi”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, diketahui bahwa mekanisme pendistribusian Raskin dimulai dari Tingkat II, disalurkan ke titik distribusi, lalu
kemudian dari titik distribusi disalurkan kepada RTS-PM melalui kepala desa setempat.
10. Bagaimanakah bentuk pemantauan atau pengawasan dari Kecamatan atau tim khusus lainnya terhadap pelaksanaan program Raskin ini?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kalau tentang pemantauan ini jarang kita pantau ya, karena kan ada
berita acara, biasa kita lihat pelaksanaan Raskin ini dari berita acara tersebut, seandainya dari pihak desa ada yang gak sesuai aturan itu pasti
dia kena, karena kan bisa kita lihat dari laporan dan berita acara desa tersebut, kalaupun ada pemantauan itu sekali-sekali, gak rutin”.
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Pemantauan jarang sekali dilakukan, biasanya cuma kita lihat dari
berita acara, karena kan kita gak tau pasti juga kapan dari desa dibagikan kepada masyarakat, gak mungkin kita datangi satu-satu, karena
kita juga gak kenal masyarakatnya, seandainya kita pantau pun kita gak tau memang dia yang betul-betul dapat atau gak, karena pihak desa lah
yang tau siapa masyarakatnya”.
Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Kalau pemantauan dan pengawasan ini dari kantor camat aja biasanya,
misalnya agar pembagian Raskin ini terhindar dari kekeliruan dan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya menjual beras Raskin kepada pihak lain”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan memeberikan jawaban bahwa pemantauan atau pengawasan terhadap pelaksanaan program Raskin,tidak
Universitas Sumatera Utara
dilakukan secara formal dari desa ke desa, pemantauan hanya dilakukan melalui berita acara dan laporan yang diberikan dari pihak desa ke kecamatan”.
11. Bagaimanakah bentuk pembinaan yang diberikan kepada petugas pelaksana distribusi Raskin di Desa Lau Gumba?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Pembinaan hanya dilakukan setiap bulannya di setiap rapat koordinasi
di kantor camat, disitu kita paparkan masing-masing bidang, apa yang menjadi tugasnya”.
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Pembinaan dilakukan bersamaan dengan rapat koordinasi setiap satu
bulan sekali, bentuknya pemaparan tugas masing-masing bidang”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan mengatakan bahwa
pembinaan terhadap petugas pelaksana distribusi Raskin Desa Lau Gumba hanya dilakukan satu bulan sekali pada rapat koordiansi, dari Desa Lau Gumba sendiri,
yang menghadiri rapat koordinasi adalah kepala desa, jadi hanya kepala desa yang mendapat pembinaan secara langsung dari pihak kecamatan.
12. Bagaimanakah bentuk evaluasi yang dilakukan oleh Kecamatan Berastagi terhadap pelaksanaan program Raskin di Desa Lau
Gumba?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Evaluasi terhadap program Raskin di Desa Lau Gumba hanya dilakukan
melaui berita acara serah terima Raskin, sampai saat ini kami belum menemui dan belum menerima laporan adanya penyimpangan
pelaksanaan program Raskin di desa yang bersangkutan”.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Untuk masalah evaluasi program, kita tidak ada melakukan evaluasi
secara khusus tentang pelaksanaan Raskin ini, kita hanya melihat dari berita acara serah terima saja”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan mengatakan bahwa memang tidak ada evaluasi khusus yang dilakukan oleh pihak kecamatan mengenai
pelaksanaa program Raskin di Desa Lau Gumba, mereka hanya berpatokan pada Berita Acara Serah Terima Raskin yang dibuat setiap bulannya.
13. Apakah pihak Kecamatan rutin menerima laporan realisasi penjualan beras Raskin dari aparatur Desa Lau Gumba? Berapa kali
dalam satu tahun?
Jawaban Camat Bapak Drs. Edison Karo-Karo “Kalau laporan dari desa ke kecamatan itu disebut DPM-2, itu sifatnya
memang wajib setiap bulannya harus diberikan bersamaan pada saat penyerahan uang setoran penjualan Raskin di desa yang bersangkutan,
untuk desa Lau Gumba juga demikian, tapi untuk Desa Lau Gumba saya kira laporan nya tidak begitu lancar, karena ada laporan yang belum
dilengkapi hingga bulan Desember”.
Jawaban Kasi Kessos LH Ibu Yustince Sembiring “Setiap bulan memang saya yang minta DPM-2 ke masing-masing desa,
saya tanya apakah beras sudah habis didistribusikan dan saya suruh mereka antar DPM-2 ke kantor camat. Laporan ini mulai dari Januari
hingga Desember, tapi untuk bulan November dan Desember itu ditulis percepatan, karena beras nya udah dialokasikan pada bulan Maret dan
April. Untuk desa Lau Gumba, DPM nya belum diserahkan dari bulan April hingga Desember, sudah saya minta tapi belum diantar”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan membenarkan bahwa laporan realisasi penjualan beras memang harus bersifat rutin setiap bulannya,
tetapi untuk Desa Lau Gumba, pada tahun 2014, laporan belum lengkap mulai
Universitas Sumatera Utara
dari April hingga Desember, laporan yang sudah diterima oleh Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Lingkungan Hidup adalah laporan Januari hingga Maret,
hal ini juga menjadi salah satu masalah dalam pengimpementasian program Raskin di desa ini.
Pertanyaan Untuk Kepala Desa dan Kepala Dusun 14. Sebelum beras didistribusikan? Apakah petugas memeriksa terlebih
dahulu kualitas Raskin?
Jawaban Kepala Desa Sampai Ginting “Tidak, tidak bisa kita periksa kualitas nya satu per satu, karena dia
masing-masing sudah dalam goni, jadi gak mungkin kita robek goni nya, tinggal angkat aja, karena di kantor camat pun udah dipisah-pisah jatah
setiap desa, jadi kita gak bisa memeriksa atau pun memilih.”
Jawaban Kepala Dusun I Bapak Josua Purba “Gak ada diperiksa, dan tidak ada istilah dipilih-pilih, kita datang ke
kantor camat sudah disisihkannya 72 goni yang menjadi jatah Lau Gumba, tanpa diperiksa langsung saya angkat, dan langsung dibagi ke
kepala dusun masing-masing, tidak ada diperiksa kualitasnya”.
Jawaban Kepala Dusun II Bapak Sumardi Sembiring “Kalau di sini gak ada diperiksa, tapi kalau di kantor kepala desa atau
kantor camat saya gak tau, kalau disini langsung dikasi jatah dusun ini, langsung saya bagi ke masyarakat”.
Jawaban Kepala Dusun III Bapak Dahrul “Gak bisa diperiksa, mana mungkin dibuka-buka lagi goninya, karena
itukan udah per sak dia, warga pun mana bisa protes, ya terima aja”.
Universitas Sumatera Utara
Jawaban Kepala Dusun IV Bapak Siswoyo “Gak pernah diperiksa, tinggal angkut aja karena kan dia udah per goni
15 kilogram, jadi gak pernah diperiksa”. Berdasarkan hasil wawancara diatas, informan mengatakan bahwa sebelum
beras didistribusikan kepada masyarakat, mereka tidak pernah memeriksa kulitas beras terlebih dahulu, karena beras sudah dikelompokkan berdasarkan banyaknya
jatah beras masing-masing desa ataupun kelurahan.
15. Apakah aparatur Desa Lau Gumba melakukan sosialisasi kepada RTS-PM mengenai program Raskin?