Tujuan dan Sasaran Program RASKIN

1.6.3.2 Tujuan dan Sasaran Program RASKIN

1. Tujuan

Tujuan Program Raskin adalah mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Lebih jauh, program raskin bertujuan untuk membantu kelompok miskindan rentan miskin mendapat cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala.

2. Sasaran

Sasaran dari program RASKIN ini adalah Rumah tangga yang dapat menerima beras Raskin, atau juga disebut Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat RTS-PM Program Raskin, yaitu rumah tangga yang terdapat dalam daftar nama dan alamat RTS-PM program Raskin.

1.6.3.3 Penentuan Pagu

Pagu Raskin adalah alokasi jumlah Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat Raskin RTS-PM atau jumlah beras yang dialokasikan bagi RTS-PM Raskin untuk tingkat nasional, provinsi atau kabupatenkota pada tahun tertentu. Pagu Raskin nasional dialokasikan ke provinsi di seluruh Indonesia oleh Tim Koordinasi Raskin Pusat berdasarkan data RTS dari BPS. Pagu Raskin nasional merupakan hasil kesepakatan pembahasan antara pemerintah dan DPR yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN Tahun Anggaran 2014.Besaran Pagu Universitas Sumatera Utara Raskin Nasional tahun 2014 yaitu 2,79 juta ton beras selama 12 bulan untuk 15.530.897 RTS-PM atau sebanyak 15 kgRTSbulan atau 180 kgRTStahun. Pagu Raskin untuk setiap provinsi ditetapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Pagu Raskin untuk setiap KabupatenKota ditetapkan oleh Gubernur.Pagu Raskin untuk setiap Kecamatan dan DesaKelurahanPemerintahan setingkat ditetapkan oleh BupatiWalikota.Apabila terjadi pemekaran wilayah administrasi pemerintahan Provinsi, KabupatenKota, Kecamatan dan DesaKelurahan, maka Menko Kesra, atau Gubernur, atau BupatiWalikota segera mengalokasikan Pagu Raskin sesuai dengan alamat RTS- PM di wilayah administrasi pemerintahan yang baru, dan melaporkan ke Tim Koordinasi Raskin secara berjenjang.

1.6.3.4 Pengelolaan dan Pengorganisasian

Prinsip pengelolaan Raskin adalah suatu nilai-nilai dasar yang selalu menjadi landasan atau acuan dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan Raskin. Nilai- nilai dasar tersebut diyakini mampu mendorong terwujudnya tujuan Raskin. Keberpihakan kepada Rumah Tangga Miskin RTM, yang maknanya mendorong RTM untuk ikut berperan aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelestarian seluruh kegiatan Raskin baik di desa dan kecamatan, termasuk menerima manfaat atau menikmati hasilnya. Transparansi, yang maknanya membuka akses informasi kepada lintas pelaku Raskin terutama masyarakat penerima Raskin, yang harus tahu, memahami dan mengerti. Adapun prinsip- Universitas Sumatera Utara prinsip dalam pengelolaan dan pengorganisasian Raskin tersebut adalah sebagai berikut: a. Keberpihakan kepada RTS-PM Raskin, bermakna mengusahakan RTS-PM Raskin dapat memperoleh beras kualitas baik, cukup sesuai alokasi dan terjangkau. b. Transparansi, bermakna membuka akses informasi kepada pemangku kepentingan Raskin terutama RTS-PM Raskin, yang harus mengetahui dan memahami adanya kegiatan Raskin serta dapat melakukan pengawasan secara mandiri. c. Partisipatif, bermakna mendorong masyarakat terutama RTS-PM Raskin berperan secara aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan program Raskin, mulai dari tahap perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan dan pengendalian. d. Akuntabilitas, bermakna bahwa setiap pengelolaan kegiatan Raskin harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat setempat maupun kepada semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku atau yang telah disepakati. Dalam pelaksanaan program Raskin dipandang perlu mengatur organisasi dari pelaksana program Raskin tersebut. Untuk mengefektifkan pelaksanaan program dan pertanggungjawabannya, dibentuk Tim Koordinasi Raskin di tingkat pusat sampai kecamatan dan Pelaksana Distribusi Raskin di tingkat DesaKelurahan serta tim lainnya sesuai kebutuhan yang diatur dan ditetapkan melalui keputusan pejabat yang berwenang. Penanggung jawab pelaksanaan Universitas Sumatera Utara program Raskin di pusat adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, di Provinsi adalah Gubernur, di KabupatenKota adalah BupatiWalikota, di Kecamatan adalah Camat dan di DesaKelurahan adalah Kepala DesaLurah .

1.6.3.5 Tim Koordinasi Raskin Pusat

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin Nasional dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Pusat. a. Tugas Melakukan koordinasi, sinkronisasi, harmonisasi dan pengendalian dalam perumusan kebijakan, perencanaan, penganggaran, sosialisasi, penanganan pengaduan, serta monitoring dan evaluasi. b. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Pusat mempunyai fungsi: 1. Koordinasi perencanaan dan penganggaran Program Raskin. 2. Penetapan Pagu Raskin 3. Penyusunan Pedoman Umum Penyaluran Raskin. 4. Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin 5. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin Provinsi. 6. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di provinsi dan kabupatenkota. c. Struktur Tim Koordinasi Raskin Pusat Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kepmenko Kesra No.57 Tahun 2012, Tim Koordinasi Raskin Pusat terdiri dari Pengarah, Pelaksana dan Sekretariat. Pengarah terdiri atas: Ketua dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Anggota terdiri dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, Kementerian Perencanaan Pembangunan NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Badan Pusat Statistik BPS, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan BPKP dan Perum BULOG.

1.6.3.6 Tim Koordinasi Raskin Provinsi

Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Provinsi sebagai berikut:

a. Kedudukan

Tim Koordinasi Raskin Provinsi adalah pelaksana Program Raskin di provinsi, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.

b. Tugas

Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan, anggaran, sosialisasi, pelaksanaan distribusi, monitoring dan evaluasi, menerima dan menangani pengaduan dari masyarakat serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin Pusat. Universitas Sumatera Utara

c. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai fungsi: 1. Koordinasi perencanaan dan penyediaan APBD untuk mendukung pelaksanaan Program Raskin di provinsi. 2. Penetapan Pagu Raskin kabupatenkota. 3. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Juklak Program Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah 2014 Raskin. 4. Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin. 5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di kabupatenkota. 6. Penanganan Pengaduan di provinsi. 7. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota. 8. Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Pusat. d. Struktur Tim Koordinasi Raskin Provinsi Tim Koordinasi Raskin Provinsi terdiri dari penanggungjawab, ketua, sekretaris, dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi, serta pengaduan, yang ditetapkan dengan keputusan Gubernur.

1.6.3.7 Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota

BupatiWalikota bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Kedudukan Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota adalah pelaksana Program Raskin di kabupatenkota, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada BupatiWalikota.

b. Tugas

Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan, anggaran, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi, penanganan pengaduan, memilih dan menentukan salah satu dari empat alternatif pola penyaluran Raskin Penyaluran Raskin Reguler, Warung Desa, Kelompok Masyarakat, Padat Karya Raskin, serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi. c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota mempunyai fungsi: 1. Koordinasi perencanaan dan penyediaan APBD untuk mendukung pelaksanaan Program Raskin di KabupatenKota. 2. Penetapan Pagu Raskin Kecamatan. 3. Pelaksanaan validasi dan pemutakhiran daftar RTS-PM. 4. Penyusunan Petunjuk Teknis Juknis Pelaksanaan Program Raskin di KabupatenKota 5. Sosialisasi Program Raskin di wilayah KabupatenKota. 6. Perencanaan penyaluran Raskin. 7. Penyelesaian HTR dan administrasi. Universitas Sumatera Utara 8. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di kecamatan, desakelurahanpemerintahan setingkat. 9. Penanganan pengaduan. 10. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin Kecamatan dan Pelaksana Distribusi Raskin di desa kelurahanpemerintahan setingkat. 11. Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi. d. Struktur Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota terdiri dari penanggungjawab, ketua, sekretaris, dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi, serta pengaduan, yang ditetapkan dengan keputusan BupatiWalikota.

1.6.3.8 Tim Koordinasi Raskin Kecamatan

Camat bertanggungjawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Kecamatan, sebagai berikut: a. Kedudukan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah pelaksana Program Raskin di kecamatan, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat. b. Tugas Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring dan evaluasi Universitas Sumatera Utara Program Raskin di tingkat kecamatan serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota. c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai fungsi: 1. Perencanaan penyaluran Raskin di kecamatan. 2. Sosialisasi Raskin di wilayah kecamatan. 3. Pendistribusian Raskin. 4. Penyelesaian HTR dan administrasi. 5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Raskin di desakelurahanpemerintahan setingkat. 6. Pembinaan terhadap Pelaksana Distribusi Raskin di desakelurahanpemerintahan setingkat. 7. Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupatenkota, termasuk pelaporan hasil pemutakhiran data dari tingkat desakelurahan dan pelaporan realisasi penyaluran Raskin dari Pelaksana Distribusi Raskin kepada RTS-PM. d. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari penanggungjawab, ketua, sekretaris, dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi, serta pengaduan, yang ditetapkan dengan keputusan Camat. Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari unsur-unsur instansi terkait di tingkat Kecamatan Universitas Sumatera Utara antara lain Sekretariat Kecamatan, Seksi Kesejahteraan Sosial, Kepala Seksi PMD dan Koordinator Statistik Kecamatan KSK.

1.6.3.9 Pelaksana Distribusi Raskin di DesaKelurahan

Kepala DesaLurahKepala pemerintahan setingkat bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya, dan membentuk Pelaksana Distribusi Raskin di wilayahnya, sebagai berikut: a. Kedudukan Pelaksana Distribusi Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala DesaLurahPemerintahan setingkat. b. Tugas Pelaksana Distribusi Raskin mempunyai tugas memeriksa, menerima dan menyerahkan beras, menerima uang pembayaran HTR, dan menyelesaikan administrasi. c. Fungsi Pelaksana Distribusi mempunyai fungsi: 1. Pemeriksaan dan penerimaanpenolakan Raskin dari Perum BULOG di TD. Untuk desakelurahanpemerintahan setingkat yang TD-nya tidak berada di desakelurahanpemerintahan setingkat, maka petugas yang memeriksa dan menerimamenolak Raskin diatur dalam Petunjuk Teknis Juknis. 2. Pendistribusian dan penyerahan Raskin kepada RTS-PM yang terdapat dalam DPM-1 di Titik Bagi TB. 3. Penerimaan HTR Raskin dari RTS-PM secara tunai untuk disetorkan ke rekening Bank yang ditunjuk oleh Perum BULOG. Universitas Sumatera Utara Apabila tidak tersedia fasilitas perbankan maka dapat disetor langsung secara tunai kepada Perum BULOG. 4. Penyelesaian administrasi penyaluran Raskin yaitu penanda tanganan Berita Acara Serah Terima BAST beras di TD. 5. Membuat Daftar Realisasi Penjualan Beras sesuai Model DPM-2 dan melaporkan ke Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota melalui Tim Koordinasi Raskin Kecamatan.

1.6.3.10 Satker Raskin

a. Kedudukan Satker Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG sesuai tingkatannya. b. Organisasi Satker Raskin terdiri dari : 1. Ketua 2. Anggota : a. Pegawai Perum BULOG yang ditetapkan melalui Surat Perintah SP KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG. b. Tenaga bantuan yang ditetapkan oleh ketua satker atas sepengetahuan KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG. c. Tugas dan Kewenangan Satker Raskin mempunyai tugas, kewenangan dan tanggung jawab : 1. Ketua : Universitas Sumatera Utara a. Mempunyai kewenangan mengangkat dan memberhentikan tenaga bantuan di wilayah kerjanya atas sepengetahuan KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG. b. Mempunyai tugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan distribusi, penyelesaian HPB, dan administrasi Raskin. 2. Anggota mempunyai tugas membantu dan bersama ketua sebagai berikut: a. Mendistribusikan beras dari gudang Perum BULOG sampai dengan TD dan menyerahkan kepada Pelaksana Distribusi Raskin di TD. b. Menerima uang HPB atau bukti setor bank dari Pelaksana Distribusi Raskin dan menyetorkan ke rekening HPB Bulog. c. Menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yaitu Delivery Order DO, BAST, Rekap BAST di kecamatan model MBA- 0 dan pembayaran HPB Tanda Terimakuitansi dan Bukti Setor Bank serta mengumpulkan DPM-2 dari TD. d. Melaporkan pelaksanaan tugas antara lain : realisasi jumlah distribusi beras, setoran HPB dan BAST di wilayah kerjanya kepada KadivreKasubdivre Kakansilog Perum BULOG secara periodik setiap bulan.

1.6.3.11 Mekanisme Distribusi Raskin

Berdasarkan Buku Petunjuk Umum Raskin tahun 2010, berikut adalah mekanisme distribusi raskin: Universitas Sumatera Utara 1. BupatiWalikota mengajukan Surat Permintaan Alokasi SPA kepada kepala Sub Divisi Regional Perum Bulog berdasarkan alokasi pagu Raskin dan rumah tangga sasaran penerima manfaat di masing-masing KecamatanDesaKelurahan. 2. SPA yang tidak dapat dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu 3 tiga bulan, maka pagu dapat direlokasikan ke daerah lain dengan menerbitkan SPA baru yang menunjuk pada SPA yang tidak dapat dilayani. 3. Berdasarkan SPA, Sub Divre menerbitkan SPPB DO beras untuk masing- masing KecamatanDesaKelurahan kepada pelaksana Raskin. Apabila terdapat tunggakan Harga Penjualan Beras HPB pada periode sebelumnya maka penerbitan SPPB DO periode berikutnya ditangguhkan sampai ada pelunasan. 4. Berdasarkan SPPB DO, pelaksana Raskin mengambil beras di gudang penyimpanan Perum Bulog, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin kepada pelaksana distribusi di titik distribusi. Kualitas beras yang diserahkan, sesuai dengan standar kualitas Bulog. Apabila tidak memenuhi standar kualitas Bulog. Apabila tidak memenuhi standar kualitas maka beras dikembalikan kepada pelaksana Raskin untuk ditukardiganti. 5. Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana distribusi di titik distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima BAST yang merupakan pengalihan tanggung jawab. 6. Pelaksana distibusi menyerahkan beras kepada Rumah Tangga Miskin. Universitas Sumatera Utara 7. Mekanisme distribusi secara rinci diatur dalam Pedoman Teknis Raskin KabupatenKota dengan kondisi objektif masing-masing daerah.

1.6.3.12 Pembiayaan Operasional

Pemerintah Provinsi menyediakan anggaran untuk pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi Raskin dari APBD setempat. Pemerintah KabupatenKota mengalokasikan anggaran untuk biaya operasional dari Titik Distribusi sampai di tangan Rumah Tangga Miskin Penerima Manfaat Raskin yang bersumber dari APBD dengan tetap mendorong keterlibatan atau partisipasi masyarakat. Disamping itu, anggaran daerah hendaknya diarahkan juga untuk pembinaan UPM, koordinasi, monitoring dan evaluasi Raskin di tingkat KabupatenKota. Sedangkan sesuai pedoman umum Raskin tahun 2014, pembiayaan Raskin diatur dengan: 1. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK tentang Tata Cara Penyediaan, Penghitungan, Pembayaran dan Pertanggung jawaban Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah, Kuasa Pengguna Anggaran KPA mengatur mekanisme pembayaran subsidi Raskin. 2. Biaya penyelenggaraan dan pelaksanaan Program Raskin, seperti: biaya distribusi, sosialisasi, koordinasi, monev, dan pengaduan bersumber dari APBN, APBD danatau Perum BULOG. Universitas Sumatera Utara

1.7 Defenisi Konsep

Konsep adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Sehingga dengan konsep, maka peneliti dapat memahami unsur-unsur yang ada dalam penelitian baik variabel, indikator, parameter, maupun skala pengukuran yang dikehendaki di dalam penelitian 15 1. Kebijakan publik adalah suatu keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah dan diangkat berdasarkan isu-isu krusial yang terjadi di masyarakat. . Adapun defenisi konsep dari penelitian ini, yaitu: 2. Implementasi kebijakan publik adalah proses pengaplikasian atau pelaksanaan suatu kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan tujuan mendapat dampak yang positif dan merata ke seluruh target kebijakan. 3. Program Beras Miskin RASKIN adalah suatu program nasional yang bertujuan membantu rumah tangga miskin dalam memenuhi kecukupan kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial melalui penyediaan beras bersubsidi. Jadi, pengertian implementasi program beras untuk keluarga miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi adalah proses pelaksanaan program Raskin yang dilaksanakan oleh Desa Lau Gumba yang dibuat oleh pemerintah dan ditujukan kepada rumah tangga miskin dan rentan miskin. Adapun yang menjadi indikator dari implementasi Program Raskin adalah: 15 Singarimbun, Masri Effendi Sofian. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta. LP3ES Universitas Sumatera Utara 1. Standar dan Sasaran Kebijakan meliputi: a. Tingkat kesesuaian data RTS Rumah Tangga Sasaran penerima raskin sesuai dengan daftar penerima manfaat yang dikeluarkan BPS. b. Tingkat kesesuaian jumlah raskin yang diterima RTS-PM berdasarkan pedoman umum raskin yakni sebesar 15KgRTS-PMBulan selama 12 bulan. c. Tingkat kesesuaian harga tebus raskin oleh RTS-PM berdasarkan standar pedoman umun Raskin yakni Rp. 1600Kg atau Rp. 24.000Karung. d. Kelayakan Beras Raskin untuk dikonsumsi, yaitu beras berkualitas baik yang tidak berbau dan tidak berkutu. 2. Sumber Daya, yaitu meliputi: a. Sumber daya manusia yaitu kemampuan para pengelola Program Raskin untuk melaksanakan tugas dan fungsinya. b. Sumber daya finansial yaitu merupakan dana yang disediakan pemerintah untuk pengadaan Raskin dan ketersediaan dana dari masyarakat penerima manfat itu sendiri untuk menebus Beras Raskin ini. 3. Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas yaitu meliputi sosialisasi internal komunikasi antara pelaksanapengelola Program Raskin, dan sosialisasi eksternal sosialisasi antara pelaksanan program dengan masyarakat penerima raskin, serta koordinasi antara instansi terkait. Universitas Sumatera Utara 4. Disposisi yaitu karakteristik yang dimiliki oleh implementor seperti kejujuran dan kemauan dalam menjalankan dan mengimplementasikan kebijakan Raskin. Mengenai teori implementasi yang saya gunakan dalam penelitian ini merupakan teori Implementasi yang dikemukakan oleh Van Mater dan Van Horn, beliau menyatakan ada 6 indikator yang mempengaruhi implementasi, dan pada kesempatan kali ini saya membatasi penelitian dengan hanya menggunakan 4 indikator, yaitu Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumber Daya, Komunikasi, dan Dispososisi Implementator. Universitas Sumatera Utara

1.8 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari Latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan sistematika penulisan. BAB II : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan data tentang gambaran umum, karakteristik lokasi penelitian yang relevan dengan topik penelitian. BAB IV : PENYAJIAN DATA Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian dilapangan dan dokumentasi yang akan dianalisis. BAB V : ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang kajian dan analisa data yang diperoleh pada saat penelitian dilapangan dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diteliti. Universitas Sumatera Utara BAB VI : PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi kebijakan. Universitas Sumatera Utara

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskiptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba menganalisis untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. 16 16 Danin, Sudarman. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung. Pustaka Setia. Hal 41 Dalam penelitian ini, bentuk yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara secara mendalam. Peneliti memilih penelitian ini karena bersifat menyeluruh holistic, dinamis dan tidak menggeneralisasi. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian dalam melihat bagaimana implementasi program beras untuk keluarga miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi yang merupakan fenomena sosial yang memerlukan informasi mendalam dan menyeluruh dari masing-masing informan agar terlihat jelas apa yang sebenarnya terjadi dilapangan.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini karena Desa Lau Gumba merupakan salah satu daerah target program Raskin. Universitas Sumatera Utara

2.3 Informan Penelitian

Adapun informan yang menjadi objek penelitian ini dibedakan menjadi dua jenis yaitu informan kunci dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti. 17 1. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Camat Berastagi, Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Lingkungan Hidup Kecamatan Berastagi, Kepala Desa Lau Gumba, Kepala Dusun di Desa Lau Gumba. 2. Sedangkan yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah masyarakat yang mendapat Raskin karena mereka adalah orang-orang yang terlibat langsung dan merasakan program Raskin. Penentuan jumlah informan dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling atau teknik bola salju. Teknik sampling bola salju adalah teknik penarikan sampel yang pada awalnya sangat kecil jumlahnya, lalu kemudian jumlah responden semakin banyak 18 Dalam penelitian ini, yang akan dijadikan informan kunci adalah Camat Berastagi selaku penanggung jawab kegiatan pengimplementasian Raskin di . Hal ini ibarat bola salju yang menggelinding semakin lama semakin besar. Penarikan sampel dilakukan secara berantai, mulai dari responden yang dianggap paling tahu mengenai masalah yang akan diteliti oleh peneliti. 17 Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Kencana Prenada Media Group 18 Singarimbun, op. cit, hal 173 Universitas Sumatera Utara wilayah penelitian, dan Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial dan Lingkungan Hidup selaku pelaksana distribusi Raskin di wilayah penelitian, setelah itu dilanjutkan dengan Kepala Desa Lau Gumba yang dan Kepala Dusun di Desa Lau Gumba selaku pelaksana program Raskin di wilayah ini dan dilanjutkan dengan menarik informan utama yaitu masyarakat yang menerima Raskin di Desa Lau Gumba untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam mendukung penelitian.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. 1. Metode pengumpulan data primer yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung di lokasi penelitian. Pengumpulan data primer ini dilakukan melalui: a. Metode wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang secara langsung terkait dengan penyelenggaraan program beras miskin. b. Pengamatan observasi, yaitu teknik pengumpula data dengan melakukan kegiatan pengamatan secara langsung dengan mencatat gejala-gejala yang ditemukan dalam interaksi sosial di lapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. 2. Metode pengumpulan data sekunder yaitu metode teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui kepustakaan yang dapat Universitas Sumatera Utara mendukung data primer. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrument sebagai berikut: a. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data yang menggunakan catatan-catatan atau foto dan rekaman video yang ada di lokasi penelitian atau sumber lain yang terkait dengan obyek penelitian. b. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah serta pendapat ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.

2.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metodologi penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik kualitatif. Analisa kualitatif adalah analisa terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informasi.Jadi, teknik analisa data kualitatif, yaitu dengan menyajikan hasil wawancara, observasi dan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan.Sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan . Universitas Sumatera Utara

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 3.1.1 Luas dan Batas Wilayah Desa Lau Gumba merupakan salah satu desa baru yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Sempajaya pada tahun 2011. Secara administratif, desa ini tercakup dalam Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Luas Desa Lau Gumba secara keseluruhan adalah 160 Ha, letak ketinggian dari permukaan laut sekitar 1200 meter serta memiliki koordinat Garis Lintang UtaraSelatan 03.2029 dan koordinat Garis Bujur Timur 098.5108. Desa ini terdiri dari 4 dusun, yang masing-masing memiliki kepala dusun yaitu: 1. Dusun I 2. Dusun II 3. Dusun III 4. Dusun IV Desa Lau Gumba memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Hutan Negara 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tambak Lau Mulgap I 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sempajaya 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gundaling. Universitas Sumatera Utara Desa Lau Gumba merupakan daerah yang beriklim tropis seperti daerah lainnya di Indonesia yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kondisi inilah yang membuat daerah ini berpotensi sebagai daerah pertanian dan perkebunan sehingga sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani maupun buruh tani, karena memang sebagian besar tanah di Kabupaten Karo merupakan tanah yang sangat subur dan sangat cocok untuk dijadikan tanah pertanian. Sedangkan orbitrasi dan jarak tempuh di Desa Lau Gumba berjarak 2 km dari Ibukota Kecamatan, 13 km dari Ibukota Kabupaten dan 62 km dari Ibukota Provinsi. 3.2 Demografi Penduduk 3.2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.2.1.1 Disribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa 1 Laki-laki 696 2 Perempuan 731 Jumlah 1427 Sumber : Kantor Kepala Desa Lau Gumba Tahun 2014 Berdasarkan data pada Kantor Kepala Desa Lau Gumba tahun 2014, jumlah penduduk Desa Lau Gumba adalah sebanyak 1.427 jiwa, terdiri dari laki- laki berjumlah 696 jiwa dan perempuan 731 jiwa, dengan jumlah kepala keluarga 352 KK dan kepadatan penduduk 3,36 per km. Universitas Sumatera Utara 3.2.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Tabel 3.2.2.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia