Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kepmenko Kesra No.57 Tahun 2012, Tim
Koordinasi Raskin Pusat terdiri dari Pengarah, Pelaksana dan Sekretariat. Pengarah terdiri atas: Ketua dari unsur Kementerian
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Anggota terdiri dari unsur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Sosial, Kementerian Perencanaan Pembangunan
NasionalBadan Perencanaan Pembangunan Nasional BAPPENAS, Badan Pusat Statistik BPS, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan BPKP dan Perum BULOG.
1.6.3.6 Tim Koordinasi Raskin Provinsi
Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Provinsi sebagai berikut:
a. Kedudukan
Tim Koordinasi Raskin Provinsi adalah pelaksana Program Raskin di provinsi, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Gubernur.
b. Tugas
Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan, anggaran, sosialisasi, pelaksanaan distribusi, monitoring dan
evaluasi, menerima dan menangani pengaduan dari masyarakat serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin Pusat.
Universitas Sumatera Utara
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai fungsi:
1. Koordinasi perencanaan dan penyediaan APBD untuk mendukung pelaksanaan Program Raskin di provinsi.
2. Penetapan Pagu Raskin kabupatenkota. 3. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Juklak Program Subsidi Beras
Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah 2014 Raskin. 4. Fasilitasi lintas pelaku dan sosialisasi Program Raskin.
5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di kabupatenkota.
6. Penanganan Pengaduan di provinsi. 7. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi
Raskin KabupatenKota. 8. Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Pusat.
d. Struktur Tim Koordinasi Raskin Provinsi Tim Koordinasi Raskin Provinsi terdiri dari penanggungjawab, ketua,
sekretaris, dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi, serta pengaduan, yang
ditetapkan dengan keputusan Gubernur.
1.6.3.7 Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota
BupatiWalikota bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Kedudukan Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota adalah pelaksana Program Raskin
di kabupatenkota, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada BupatiWalikota.
b. Tugas
Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota mempunyai tugas melakukan koordinasi perencanaan, anggaran, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran,
monitoring dan evaluasi, penanganan pengaduan, memilih dan menentukan salah satu dari empat alternatif pola penyaluran Raskin
Penyaluran Raskin Reguler, Warung Desa, Kelompok Masyarakat, Padat Karya Raskin, serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin
Provinsi. c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota mempunyai fungsi:
1. Koordinasi perencanaan dan penyediaan APBD untuk mendukung pelaksanaan Program Raskin di KabupatenKota.
2. Penetapan Pagu Raskin Kecamatan. 3. Pelaksanaan validasi dan pemutakhiran daftar RTS-PM.
4. Penyusunan Petunjuk Teknis Juknis Pelaksanaan Program Raskin di KabupatenKota
5. Sosialisasi Program Raskin di wilayah KabupatenKota. 6. Perencanaan penyaluran Raskin.
7. Penyelesaian HTR dan administrasi.
Universitas Sumatera Utara
8. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program Raskin di kecamatan, desakelurahanpemerintahan setingkat.
9. Penanganan pengaduan. 10. Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi
Raskin Kecamatan dan Pelaksana Distribusi Raskin di desa kelurahanpemerintahan setingkat.
11. Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin Provinsi.
d. Struktur Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota terdiri dari penanggungjawab,
ketua, sekretaris, dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi, serta pengaduan, yang
ditetapkan dengan keputusan BupatiWalikota.
1.6.3.8 Tim Koordinasi Raskin Kecamatan
Camat bertanggungjawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya dan membentuk Tim Koordinasi Raskin Kecamatan, sebagai berikut:
a. Kedudukan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah pelaksana Program Raskin di
kecamatan, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat.
b. Tugas Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring dan evaluasi
Universitas Sumatera Utara
Program Raskin di tingkat kecamatan serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota.
c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan
mempunyai fungsi: 1. Perencanaan penyaluran Raskin di kecamatan.
2. Sosialisasi Raskin di wilayah kecamatan. 3. Pendistribusian Raskin.
4. Penyelesaian HTR dan administrasi. 5. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Raskin di
desakelurahanpemerintahan setingkat. 6. Pembinaan terhadap Pelaksana Distribusi Raskin di
desakelurahanpemerintahan setingkat. 7. Pelaporan pelaksanaan Raskin kepada Tim Koordinasi Raskin
Kabupatenkota, termasuk pelaporan hasil pemutakhiran data dari tingkat desakelurahan dan pelaporan realisasi penyaluran Raskin dari
Pelaksana Distribusi Raskin kepada RTS-PM. d. Struktur dan Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan
Tim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari penanggungjawab, ketua, sekretaris, dan beberapa bidang antara lain: perencanaan, sosialisasi,
pelaksanaan penyaluran, monitoring dan evaluasi, serta pengaduan, yang ditetapkan dengan keputusan Camat. Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin
Kecamatan terdiri dari unsur-unsur instansi terkait di tingkat Kecamatan
Universitas Sumatera Utara
antara lain Sekretariat Kecamatan, Seksi Kesejahteraan Sosial, Kepala Seksi PMD dan Koordinator Statistik Kecamatan KSK.
1.6.3.9 Pelaksana Distribusi Raskin di DesaKelurahan
Kepala DesaLurahKepala pemerintahan setingkat bertanggung jawab atas pelaksanaan Program Raskin di wilayahnya, dan membentuk Pelaksana
Distribusi Raskin di wilayahnya, sebagai berikut: a. Kedudukan
Pelaksana Distribusi Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala DesaLurahPemerintahan setingkat.
b. Tugas Pelaksana Distribusi Raskin mempunyai tugas memeriksa, menerima
dan menyerahkan beras, menerima uang pembayaran HTR, dan menyelesaikan administrasi.
c. Fungsi Pelaksana Distribusi mempunyai fungsi:
1. Pemeriksaan dan penerimaanpenolakan Raskin dari Perum BULOG di TD. Untuk desakelurahanpemerintahan setingkat
yang TD-nya tidak berada di desakelurahanpemerintahan setingkat, maka petugas yang memeriksa dan menerimamenolak
Raskin diatur dalam Petunjuk Teknis Juknis. 2. Pendistribusian dan penyerahan Raskin kepada RTS-PM yang
terdapat dalam DPM-1 di Titik Bagi TB. 3. Penerimaan HTR Raskin dari RTS-PM secara tunai untuk
disetorkan ke rekening Bank yang ditunjuk oleh Perum BULOG.
Universitas Sumatera Utara
Apabila tidak tersedia fasilitas perbankan maka dapat disetor langsung secara tunai kepada Perum BULOG.
4. Penyelesaian administrasi penyaluran Raskin yaitu penanda tanganan Berita Acara Serah Terima BAST beras di TD.
5. Membuat Daftar Realisasi Penjualan Beras sesuai Model DPM-2 dan melaporkan ke Tim Koordinasi Raskin KabupatenKota
melalui Tim Koordinasi Raskin Kecamatan.
1.6.3.10 Satker Raskin
a. Kedudukan Satker Raskin berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG sesuai tingkatannya. b. Organisasi
Satker Raskin terdiri dari : 1. Ketua
2. Anggota : a. Pegawai Perum BULOG yang ditetapkan melalui Surat Perintah
SP KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG. b. Tenaga bantuan yang ditetapkan oleh ketua satker atas
sepengetahuan KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG. c. Tugas dan Kewenangan
Satker Raskin mempunyai tugas, kewenangan dan tanggung jawab : 1. Ketua :
Universitas Sumatera Utara
a. Mempunyai kewenangan mengangkat dan memberhentikan tenaga bantuan di wilayah kerjanya atas sepengetahuan
KadivreKasubdivreKakansilog Perum BULOG. b. Mempunyai tugas dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
distribusi, penyelesaian HPB, dan administrasi Raskin. 2. Anggota mempunyai tugas membantu dan bersama ketua sebagai
berikut: a. Mendistribusikan beras dari gudang Perum BULOG sampai
dengan TD dan menyerahkan kepada Pelaksana Distribusi Raskin di TD.
b. Menerima uang HPB atau bukti setor bank dari Pelaksana Distribusi Raskin dan menyetorkan ke rekening HPB Bulog.
c. Menyelesaikan administrasi distribusi Raskin yaitu Delivery Order DO, BAST, Rekap BAST di kecamatan model MBA-
0 dan pembayaran HPB Tanda Terimakuitansi dan Bukti Setor Bank serta mengumpulkan DPM-2 dari TD.
d. Melaporkan pelaksanaan tugas antara lain : realisasi jumlah distribusi beras, setoran HPB dan BAST di wilayah kerjanya
kepada KadivreKasubdivre Kakansilog Perum BULOG secara periodik setiap bulan.
1.6.3.11 Mekanisme Distribusi Raskin
Berdasarkan Buku Petunjuk Umum Raskin tahun 2010, berikut adalah mekanisme distribusi raskin:
Universitas Sumatera Utara
1. BupatiWalikota mengajukan Surat Permintaan Alokasi SPA kepada kepala Sub Divisi Regional Perum Bulog berdasarkan alokasi pagu Raskin
dan rumah tangga sasaran penerima manfaat di masing-masing KecamatanDesaKelurahan.
2. SPA yang tidak dapat dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu 3 tiga bulan, maka pagu dapat direlokasikan ke daerah lain dengan
menerbitkan SPA baru yang menunjuk pada SPA yang tidak dapat dilayani.
3. Berdasarkan SPA, Sub Divre menerbitkan SPPB DO beras untuk masing- masing KecamatanDesaKelurahan kepada pelaksana Raskin. Apabila
terdapat tunggakan Harga Penjualan Beras HPB pada periode sebelumnya maka penerbitan SPPB DO periode berikutnya ditangguhkan
sampai ada pelunasan. 4. Berdasarkan SPPB DO, pelaksana Raskin mengambil beras di gudang
penyimpanan Perum Bulog, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin kepada pelaksana distribusi di titik distribusi. Kualitas beras yang
diserahkan, sesuai dengan standar kualitas Bulog. Apabila tidak memenuhi standar kualitas Bulog. Apabila tidak memenuhi standar kualitas maka
beras dikembalikan kepada pelaksana Raskin untuk ditukardiganti. 5. Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana
distribusi di titik distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima BAST yang merupakan pengalihan tanggung jawab.
6. Pelaksana distibusi menyerahkan beras kepada Rumah Tangga Miskin.
Universitas Sumatera Utara
7. Mekanisme distribusi secara rinci diatur dalam Pedoman Teknis Raskin KabupatenKota dengan kondisi objektif masing-masing daerah.
1.6.3.12 Pembiayaan Operasional
Pemerintah Provinsi menyediakan anggaran untuk pembinaan, koordinasi, monitoring dan evaluasi Raskin dari APBD setempat. Pemerintah
KabupatenKota mengalokasikan anggaran untuk biaya operasional dari Titik Distribusi sampai di tangan Rumah Tangga Miskin Penerima Manfaat Raskin
yang bersumber dari APBD dengan tetap mendorong keterlibatan atau partisipasi masyarakat. Disamping itu, anggaran daerah hendaknya diarahkan juga untuk
pembinaan UPM, koordinasi, monitoring dan evaluasi Raskin di tingkat
KabupatenKota.
Sedangkan sesuai pedoman umum Raskin tahun 2014, pembiayaan Raskin diatur dengan:
1. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK tentang Tata Cara Penyediaan, Penghitungan, Pembayaran dan Pertanggung jawaban
Subsidi Beras Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah, Kuasa Pengguna Anggaran KPA mengatur mekanisme pembayaran subsidi
Raskin. 2. Biaya penyelenggaraan dan pelaksanaan Program Raskin, seperti:
biaya distribusi, sosialisasi, koordinasi, monev, dan pengaduan bersumber dari APBN, APBD danatau Perum BULOG.
Universitas Sumatera Utara
1.7 Defenisi Konsep
Konsep adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu
sosial. Sehingga dengan konsep, maka peneliti dapat memahami unsur-unsur yang ada dalam penelitian baik variabel, indikator, parameter, maupun skala
pengukuran yang dikehendaki di dalam penelitian
15
1. Kebijakan publik adalah suatu keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah dan diangkat berdasarkan isu-isu krusial yang terjadi di masyarakat.
. Adapun defenisi konsep dari penelitian ini, yaitu:
2. Implementasi kebijakan publik adalah proses pengaplikasian atau pelaksanaan suatu kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
tujuan mendapat dampak yang positif dan merata ke seluruh target kebijakan.
3. Program Beras Miskin RASKIN adalah suatu program nasional yang bertujuan membantu rumah tangga miskin dalam memenuhi kecukupan
kebutuhan pangan dan mengurangi beban finansial melalui penyediaan beras bersubsidi.
Jadi, pengertian implementasi program beras untuk keluarga miskin di Desa Lau Gumba Kecamatan Berastagi adalah proses pelaksanaan program Raskin
yang dilaksanakan oleh Desa Lau Gumba yang dibuat oleh pemerintah dan ditujukan kepada rumah tangga miskin dan rentan miskin.
Adapun yang menjadi indikator dari implementasi Program Raskin adalah:
15
Singarimbun, Masri Effendi Sofian. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta. LP3ES
Universitas Sumatera Utara
1. Standar dan Sasaran Kebijakan meliputi:
a.
Tingkat kesesuaian data RTS Rumah Tangga Sasaran penerima raskin sesuai dengan daftar penerima manfaat yang dikeluarkan BPS.
b.
Tingkat kesesuaian jumlah raskin yang diterima RTS-PM berdasarkan pedoman umum raskin yakni sebesar 15KgRTS-PMBulan selama 12
bulan.
c.
Tingkat kesesuaian harga tebus raskin oleh RTS-PM berdasarkan standar pedoman umun Raskin yakni Rp. 1600Kg atau Rp.
24.000Karung.
d.
Kelayakan Beras Raskin untuk dikonsumsi, yaitu beras berkualitas baik yang tidak berbau dan tidak berkutu.
2. Sumber Daya, yaitu meliputi:
a.
Sumber daya manusia yaitu kemampuan para pengelola Program Raskin untuk melaksanakan tugas dan fungsinya.
b.
Sumber daya finansial yaitu merupakan dana yang disediakan pemerintah untuk pengadaan Raskin dan ketersediaan dana dari
masyarakat penerima manfat itu sendiri untuk menebus Beras Raskin ini.
3. Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas yaitu meliputi sosialisasi internal komunikasi antara pelaksanapengelola Program
Raskin, dan sosialisasi eksternal sosialisasi antara pelaksanan program dengan masyarakat penerima raskin, serta koordinasi antara instansi
terkait.
Universitas Sumatera Utara
4. Disposisi yaitu karakteristik yang dimiliki oleh implementor seperti kejujuran dan kemauan dalam menjalankan dan mengimplementasikan
kebijakan Raskin. Mengenai teori implementasi yang saya gunakan dalam penelitian ini
merupakan teori Implementasi yang dikemukakan oleh Van Mater dan Van Horn, beliau menyatakan ada 6 indikator yang mempengaruhi implementasi, dan pada
kesempatan kali ini saya membatasi penelitian dengan hanya menggunakan 4 indikator, yaitu Standar dan Sasaran Kebijakan, Sumber Daya, Komunikasi, dan
Dispososisi Implementator.
Universitas Sumatera Utara
1.8 Sistematika Penulisan