sayur merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan tubuh”. Kebanyakan mahasiswi tidak mengetahui bahwasanya vitamin dan mineral merupakan zat gizi mikro yang
dibutuhkan tubuh.
5.2.2. Pengetahuan Gizi Mahasiswi Non Kesehatan
Dari tabel 4.7. dapat diketahui bahwa mahasiswi non kesehatan yang berada pada tingkat pengetahuan gizi pada kategori baik berjumlah setengah dari mahasiswi
kesehatan yaitu sebesar 26 dan yang berada pada kategori sedang sebesar 74. Hal ini menunjukkan bahwasanya pengetahuan gizi mahasiswi non kesehatan lebih
rendah daripada mahasiswi kesehatan. Penyebab dari sedikitnya jumlah mahasiswi non kesehatan yang memiliki pengetahuan gizi kategori baik dikarenakan mahasiswi
non kesehatan tidak mendapat pengetahuan tentang gizi di bangku perkuliahan dan mereka mengaku bahwasanya pengetahuan gizi mengenai sayur, buah beserta
kandungan dan manfaatnya terakhir mereka dapatkan di bangku SMA. Mahasiswi non kesehatan juga kurang mendapatkan informasi gizi dari berbagai media, baik
media cetak maupun media elektronik. Hasil penelitian ini masih lebih rendah daripada hasil penelitian yang
dilakukan Ginting 2003, yang menyatakan bahwasanya mahasiswa non kesehatan yang memiliki pengetahuan gizi kategori baik sebesar 62,9 dan yang memiliki
pengetahuan gizi kategori sedang sebanyak 37,1. Penelitian yang sama dilakukan oleh Badrialaily 2004 pada mahasiswa kehutanan yang memiliki pengetahuan gizi
baik sebesar 43,3. Dari 15 pernyataan “Benar-Salah” yang diajukan kepada mahasiswi non
kesehatan, tidak seorangpun yang mampu menjawab seluruh pernyataan dengan
Universitas Sumatera Utara
benar. Pernyataan nomor 2 mengenai “Manfaat dari buah dan sayur adalah sebagai
antioksidan dan untuk melancarkan pencernaan” dan pernyataan nomor 12 mengenai “buah dan sayuran dapat bermanfaat untuk menghentikan tumbuhnya bakteri,
melindungi dari infeksi, menjaga pertahanan tubuh, menurunkan kadar gula darah, dan mencegah kolesterol di dalam tubuh” merupakan pernyataan terbanyak yang
dijawab mahasiswi non kesehatan dengan benar, masing-masing sebanyak 96 dan 98. Hal ini menunjukkan bahwasanya mahasiswi non kesehatan sudah sangat
mengetahui manfaat dari buah dan sayur. Sama halnya dengan mahasiswi kesehatan, mahasiswi non kesehatan juga sebagian besar 88 salah menjawab pernyataan
nomor 1 mengenai “vitamin dan mineral yang terkandung dalam buah dan sayur merupak
an zat gizi makro yang dibutuhkan tubuh”. Mahasiswi tampaknya kurang mengetahui jenis-jenis zat yang termasuk zat gizi makro dan zat gizi mikro.
Mahasiswi beranggapan bahwasanya vitamin dan mineral sangat dibutuhkan oleh tubuh sehingga diperlukan dengan jumlah yang banyak, oleh karena itu mahasiswi
membenarkan bahwasanya vitamin dan mineral merupakan zat gizi makro. Hasil uji beda Mann Whitney menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan
gizi antara mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan, yaitu dibuktikan dengan nilai p0,05. Pengetahuan gizi mahasiswi kesehatan lebih baik daripada
pengetahuan gizi mahasiswi non kesehatan yang dibuktikan dari pengetahuan gizi kategori baik pada mahasiswi kesehatan lebih banyak daripada mahasiswi non
kesehatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sediaoetama 1999 dalam penelitian Ginting 2002 yang mengatakan bahwa pengetahuan gizi seseorang didukung oleh
latar belakang pendidikannya.
Universitas Sumatera Utara
5.3. Perbedaan Sikap Responden