Pola Konsumsi Sayur dan Buah Mahasiswi Kesehatan

Sama seperti pada mahasiswi kesehatan, dari 10 pernyataan sikap “Setuju- Tidak Setuju”, sebanyak 22 mahasiswi non kesehatan setuju bahwasanya mengonsumsi buah dan sayuran secara teratur tidak dapat mencegah tubuh dari penyakit dan setuju bahwasanya mengonsumsi sayur dan buah tidak boleh lebih dari 200 gram perhari. Mahasiswi non kesehatan juga ada yang tidak setuju bahwasanya jenis buah dan sayur yang dikonsumsi setiap hari haruslah beranekaragam yaitu sebanyak 12. Dan masih ada mahasiswi non kesehatan sebesar 6 yang setuju bahwasanya sayur dan buah merupakan bahan makanan yang tidak berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Tetapi secara keseluruhan mahsiswi non kesehatan telah memiliki sikap yang baik. Hasil uji beda Mann Whitney tidak menunjukkan adanya perbedaan sikap antara mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan, yaitu ditunjukkan oleh nilai p0,05. Sikap mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan rata-rata sudah dalam kategori baik.

5.4. Perbedaan Pola Konsumsi Sayur dan Buah Responden

Pola konsumsi sayur dan buah merupakan konsumsi sayur dan buah berdasarkan jumlah konsumsi sayur dan buah, jenis konsumsi sayur dan buah, dan frekuensi konsumsi sayur dan buah pada mahasiswi kesehatan dan mahasiswi non kesehatan di asrama putri USU.

5.4.1. Pola Konsumsi Sayur dan Buah Mahasiswi Kesehatan

Buah-buahan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari. Selain dinikmati dalam bentuk segar, buah-buahan juga dapat diolah dalam bentuk jus atau dihidangkan bersama sayuran Sulistijani, 2005 dalam penelitian Wulansari, 2009. Universitas Sumatera Utara Jumlah konsumsi sayur dan buah adalah banyaknya buah dan sayur yang dikonsumsi responden yang dihitung dengan recall 2 x 24 jam. Pada penelitian ini jumlah buah dan sayur yang dikonsumsi responden adalah beratnya yang diukur dengan satuan gram. Jumlah konsumsi sayur pada mahasiswi kesehatan masih sedikit yang berada pada kategori baik yaitu sebesar 22 dan jumlah konsumsi sayur pada mahasiswi kesehatan yang berada pada kategori tidak baik sebesar 78. Konsumsi sayur responden berkisar antara 12,5-300 gramhari, rata-rata konsumsi sayur seluruh responden sebesar 83,13 gr dan 58 mahasiswi kesehatan mengonsumsi sayur di atas rata-rata konsumsi tersebut ≥ 83,13 grhari. Rata-rata konsumsi sayur pada mahasiswi kesehatan sebesar 100,47 gramhari masih lebih rendah dari anjuran yaitu sebesar 150 gramhari. Terdapat 2 orang mahasiswi kesehatan yang tidak mengonsumsi sayur sama sekali selama 2 hari yaitu hari kuliah dan hari libur dan 1 orang diantaranya tidak menyukai sayur. Sama halnya dengan jumlah konsumsi sayur, mahasiswi kesehatan yang mengonsumsi buah dengan jumlah kategori baik juga masih sangat rendah yaitu sebesar 20 dan pada kategori tidak baik sangat tinggi yaitu sebesar 80. Konsumsi buah mahasiswi kesehatan berkisar antara 10 – 600 gramhari, rata-rata konsumsi buah seluruh responden sebesar 95,84 grhari dan 50 mahasiswi kesehatan mengonsumsi buah dengan jumlah di atas rata-rata tersebut. Rata-rata konsumsi buah pada mahasiswi kesehatan sebesar 147,75 gramhari masih lebih rendah dari anjuran yaitu sebesar 200 gramhari. Terdapat 10 orang mahasiswi kesehatan yang tidak mengonsumsi buah sama sekali selama 2 hari yaitu hari kuliah dan hari libur. Rendahnya konsumsi sayur dan buah disebabkan karena responden tidak peduli Universitas Sumatera Utara dengan apa yang mereka makan dan tidak peduli dengan pentingnya kebutuhan vitamin dan mineral untuk tubuh mereka. Menurut Muchtadi 2001 menyatakan bahwa perubahan pola konsumsi pangan di Indonesia telah menyebabkan berkurangnya konsumsi sayuran dan buah- buahan pada hampir semua provinsi di Indonesia. Saat ini orang cenderung mengonsumsi makanan yang serba instan dan praktis. Adanya kecenderungan tersebut menyebabkan rendahnya konsumsi sayuran dan buah pada masyarakat. Selain jumlah konsumsi sayur dan buah, jenis konsumsi sayur dan buah juga merupakan bagian dari pola konsumsi sayur dan buah. Jumlah mahasiswi kesehatan yang mengonsumsi jenis sayur pada kategori baik cukup besar yaitu sebesar 52 dan pada kategori tidak baik sebesar 48. Sedangkan pada jenis konsumsi buah, mahasiswi kesehatan yang mengonsumsi jenis buah pada kategori baik sebanyak 72 dan pada kategori tidak baik sebesar 28. Hal ini dapat disimpulkan bahwasanya mahasiswi kesehatan sudah cukup menyadari dalam penganekaragaman konsumsi pangan terutama pada sayur dan buah. Penganekaragaman konsumsi pangan terutama sayur dan buah sangat dianjurkan karena tidak ada satu jenis sayur ataupun buah yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Jenis sayur yang paling banyak dikonsumsi mahasiswi kesehatan adalah daun ubi 58, kol 40, wortel 40, kacang panjang 36 dan kangkung 32. Jenis sayur yang banyak dikonsumsi mahasiswi kesehatan ini merupakan jenis sayur yang sering dijual di kantin asrama maupun kantin kampus sehingga mahasiswi lebih sering mengonsumsi sayuran ini. Jenis buah yang paling banyak dikonsumsi mahasiswi kesehatan adalah nenas 36, semangka 34, pepaya 32, dan Universitas Sumatera Utara jambu biji 11. Jenis-jenis buah yang paling banyak dikonsumsi mahasiswi kesehatan ini merupakan jenis buah yang sering dijual oleh penjual rujak di sekitar kampus dan asrama. Frekuensi konsumsi sayur dan buah juga sangat penting untuk mengukur konsumsi buah dan sayur pada responden selain dari segi jumlah dan jenisnya. Frekuensi konsumsi sayur dan buah diukur dalam satuan kali perhari, kali per minggu, maupun kali per bulan, dalam hal ini disamakan menjadi kaliminggu untuk mempermudah perhitungan. Tidak berbeda dengan jumlah dan jenis konsumsi sayur dan buah, frekuensi konsumsi sayur dan buah kategori baik pada mahasiswi kesehatan juga rendah. Frekuensi konsumsi sayur mahasiswi kesehatan kategori baik yaitu sebesar 32 dan pada kategori tidak baik yaitu sebesar 68. Tidak jauh berbeda dengan frekuensi konsumsi sayur, frekuensi konsumsi buah pada mahasiswi kesehatan pada kategori baik sebesar 36 dan pada kategori tidak baik sebesar 64. Frekuensi konsumsi sayur mahasiswi kesehatan paling sedikit yaitu 0,14 kali hari atau 1 kali perminggu dan paling banyak 4,71 kalihari atau 33 kali perminggu. Rata-rata frekuensi konsumsi sayur seluruh mahasiswi sbesar 1,3 kalihari atau 9 kaliminggu dan 58 mahasiswi kesehatan mengonsumsi sayur dengan frekuensi di atas rata-rata tersebut. Rata-rata frekuensi konsumsi sayur mahasiswi kesehatan adalah 1,6 kalihari atau 11 kaliminggu. Frekuensi konsumsi buah mahasiswi kesehatan paling sedikit berada pada frekuensi 0,28 kalihari atau 2 kali perminggu dan paling banyak berada pada frekuensi 5,28 kalihari atau 37 kaliminggu. Rata-rata frekuensi konsumsi buah seluruh mahasiswi yaitu 1,4 kalihari atau 10 kaliminggu dan 54 mahasiswi kesehatan mengonsumsi buah di atas rata-rata tersebut. Rata-rata Universitas Sumatera Utara frekuensi konsumsi buah mahasiswi kesehatan adalah 1,74 kalihari atau 12 kaliminggu. Hasil penelitian ini masih lebih tinggi dari pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Amalia 2008 pada mahasiswa TPB IPB yang menyatakan bahwasanya responden hanya mengonsumsi sayur 3,4 kali minggu dan mengonsumsi buah 2 kaliminggu.

5.4.2. Pola Konsumsi Sayur dan Buah Mahasiswi Non Kesehatan