2.3 SIFAT FISIS DAN MEKANIS KAYU
Kayu memiliki beberapa sifat fisis dan mekanis yang berbeda untuk setiap jenis kayu. Beberapa sifat tersebut yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
kadar air, berat jenis, dan kekuatan kayu.
2.3.1 Kadar Air
Kayu memiliki kadar air yang terkandung di dalamnya, yang kadangkala beratnya lebih besar dari berat kayu itu sendiri. Kandungan air ini diketahui dapat
mempengaruhi karakteristik dari kayu seperti berat, kekuatan, dan penyusutan. Kandungan air juga memungkinkan terjadinya serangan dari berbagai serangga dan
jamur yang dapat membuat kayu menjadi rapuh dan juga dapat merusak struktur penyusun kayu tersebut.
Karena kadar air berpengaruh terhadap karakteristik kayu, maka perlu diketahui secara pasti kadar air dari kayu tersebut. Kadar air pada kayu berbeda untuk
setiap kondisi cuaca, namun akan relatif tetap untuk kayu yang berada pada kondisi kering udara.
Ada tiga macam kadar air pada kayu, yaitu kadar air basah, kadar air kering udara, dan kadar air kering mutlak. Kayu yang baru ditebang masih basah sekali.
Kadar airnya berkisar antara 40 - 200, bergantung pada jenis kayu. Kayu yang masih basah tersebut semakin lama semakin kering hingga mencapai kadar air 24 -
30 yang disebut fibre saturation point. Setelah fibre saturation point tercapai, kayu tersebut akan memperlihatkan pengerutan. Pengerutan terbesar adalah pada arah
tangensial, yang disusul arah radial. Pengerutan arah aksial lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya kadar air pada suatu material biasanya dinyatakan sebagai persentase berat kering dari material terebut. Ada beberapa cara untuk mencari kadar
air pada suatu material, antara lain dengan cara pengeringan, dengan peralatan, dan desilasi. Cara yang paling sesuai dan akurat adalah dengan metode pengeringan.
Kadar air juga dipengaruhi oleh keadaan udara disekitar kayu yaitu suhu udara dan kelembaman relatif. Semakin besar suhu udara disekitar kayu, maka kadar air
akan semakin rendah dan berbanding terbalik dengan kelembaman relatif. Perubahan kadar air juga diikuti oleh perubahan dimensi kayu. Dalam proses
pengeringan kayu akan terjadi perubahan dimensi yang disebut dengan penyusutan shrinkage, dimana penyusutan arah radial lebar lebih besar daripada penyusutan
longitudinal panjang.
Sesudah pengeringan Sebelum pengeringan
Gambar 2.5 Penyusutan pada kayu
Universitas Sumatera Utara
Namun apabila terjadi perbedaan penyusutan yang cukup besar pada arah longitudinal, tangensial, dan radial, maka akan tejadi distorsi bentuk pada balok atau
papan kayu berupa; pembengkokan, lengkung busur, lengkung mangkok, dan puntiran.
Gambar 2.6 Distorsi bentuk pada kayu
2.3.2 Berat Jenis