Karena itu untuk menangkal seluruh jenis hama dibutuhkan metode pengawetan yang efektif dan obat pengawet.
Ada beberapa metode pengawetan seperti ; proses vakum tekan, proses rendaman panas – dingin, proses rendaman dingin, dan difusi. Pemilihan metode
pengawetan yang akan dipakai tergantung dari sifat jaringan kayu, jumlah kayu, dan waktu yang dibutuhkan. Misalnya proses vakum tekan. Proses ini membutuhkan
waktu singkat, namun sebaiknya dilakukan dengan volume kayu yang besar untuk menekan harga. Sebaliknya proses rendaman lebih sederhana alat dan pengerjaannya,
sehingga bisa dilakukan dalam jumlah kecil.
2.4.2.1 Ketentuan Kayu yang Diawetkan
a. Kayu yang harus diawetkan adalah adalah jenis kayu yang mempunyai
keawetan alami atau kelas awet III, IV, dan V serta kayu gubal dari kelas awet I dan II. Pengawetan harus dilakukan sebelum finishing.
b. Kayu yang akan diawetkan harus memiliki kadar air sesuai dengan metode
pengawetannya. Pada proses vakum tekan, kering udara kayu sampai maksimal 35. Pada proses rendaman, kering udaranya maksimal 45.
c. Permukaan kayu harus bersih, bebas dari segala macam kotoran dan tidak
berkulit. d.
Kayu harus sudah dalam bentuk siap pakai. Kalaupun ada pegerjaan lanjutan yang terpaksa dilakukan setelah pengawetan, maka bagian yang terbuka dan
tidak ditembus bahan pengawet harus dilabur dengan bahan pengawet pekat secara merata.
Universitas Sumatera Utara
e. Pengawetan harus dilakukan tersendiri untuk tiap jenis kayu yang mempunyai
sifat keterawetan, berat jenis, ataupun ukuran yang berbeda.
2.4.2.2 Bahan Pengawet
a. Bahan pengawet yang dapat digunakan adalah bahan yang diijinkan untuk
diedarkan oleh Komisi Pestisida, Departemen Pertanian, dengan golongan CCB1, CCB2, CCB3, dan CDF. Merk dagang dari golongan bahan pengawet
tersebut bermacam – macam dan dijual oleh agen penjual pestisida. b.
Bahan pengawet harus dapat mencegah serangan rayap tanah, rayap kayu kering, bubuk kayu kering, dan jamur perusak kayu.
c. Formulasi bahan pengawet harus memenuhi salah satu komposisi bahan aktif
berupa garam hidrat, garam anhidrat, oksida asam, atau hidroksida. Bentuk formulasi dapat berupa serbuk kering, pasta, dan konsentrat.
d. Retensi zat yang tertinggal dan penetrasi penembusan bahan pengawet
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.3 Retensi dan Penembusan Bahan Pengawet
RETENSI kgmm
3
GOLONGAN BENTUK
FORMULASI Di bawah
atap Di atas
atap PENEMBUSAN
mm
1. Bahan aktif garam 6,4
9,1 5
CCB1 2. Formulasi
8,4 11,6
5 1. Bahan aktif garam
8,0 11,4
5 CCB2
2. Formulasi 8,2
11,3 5
1. Bahan aktif garam 8,0
11,0 5
CCB3 2. Formulasi
8,0 11,0
5 1. Bahan aktif garam
6,0 8,6
5 CCB4
2. Formulasi 6,0
8,6 5
2.5 KOMPOSIT
Pada dasarnya pengertian komposit merupakan gabungan dua macam atau lebih komponen yang berbeda, digabung menjadi satu komponen. Komposit dibuat
dengan maksud untuk mendapatkan sifat gabungan yang lebih baik dari sifat masing – masing komponen penyusunnya.
Di dalam komponen struktur, perbedaan komponen penyusun struktur yang dimaksudkan adalah perbedaan Mecahnical Properties seperti perbedaan Elastisitas,
Kuat Lentur, Kuat Geser, dan Kuat Tekan. Penggabungan dua komponen atau lebih dari bahan yang sama menjadi satu komponen juga dianggap sebagai struktur
komposit.
Universitas Sumatera Utara