BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 PENGUJIAN SAMPEL KAYU DI LABORATORIUM
4.1.1 Persiapan Pengujian
Kayu yang dipergunakan pada penelitian ini adalah balok kayu kelapa yang diambil dari dua batang pohon kelapa yang cukup tua. Kedua pohon kelapa tersebut
ditebang, dan bagian yang dipergunakan untuk percobaan ini adalah bagian dari mulai pangkal kayu sampai ketinggian 10 meter. Bagian diatas jarak 10 meter sampai
ke pucuk pohon tidak dipergunakan. Kemudian batang pohon kelapa tersebut dipotong – potong dan diperoleh 12 batang kayu ukuran 5cm x 7.5cm x 480cm dan
24 batang kayu ukuran 5cm x 5cm x 480cm. Potongan sampel – sampel kayu untuk pengujian di laboratorium diambil dari kayu yang barasal dari potongan ukuran 5cm
x 5cm x 480cm. Kayu tersebut akan diteliti sifat – sifat mekanis dan sifat fisisnya sehingga diperoleh karakteristik yang diperlukan untuk pengujian selanjutnya.
4.1.2 Standar Pelaksanaan Pengujian
Pengujian dan pemeriksaan yang akan dilakukan pada sampel – sampel kayu tersebut mengacu kepada metode pengujian yang berlaku di Indonesia, yaitu
pengujian berdasarkan Standard Nasional Indonesia SNI. Pengujian tersebut meliputi :
1. Pemeriksaan kadar air.
2. Pemeriksaan berat jenis.
3. Pengujian kuat tekan sejajar serat.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengujian kuat geser langsung baut – kayu.
5. Pengujian kuat lentur.
6. Pengujian elastisitas.
Menurut Standard Nasional Indonesia SNI, kayu yang akan diuji harus memiliki kadar air maksimum 20 sebelum dilakukan pemeriksaan lainnya. Kadar
air ini biasanya merupakan kadar air kering udara dari kayu, yang didapat dengan mengeringkan kayu secara alami dengan bantuan sinar matahari, angin, dan
kelembaban udara. Namun pada penelitian ini akan dilakukan juga pemeriksaan pada kayu dengan kondisi masih basah atau baru saja dipotong yang memiliki kadar air
lebih dari 20. Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan kekuatan kayu yang masih basah dengan kayu yang telah kering udara, seperti yang telah disyaratkan oleh
SNI.
4.1.3 Prosedur Pemeriksaan Kadar Air
Pemeriksaan kadar air dari kayu dilakukan sedemikian rupa sehingga sifat dari benda uji itu mendekati sifat rata – rata dari kayu yang akan diperiksa. Benda uji
kayu diambil secara acak dari masing – masing segmen kayu bawah, tengah dan atas.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Sampel Pengujian Kadar Air Pemeriksaan kadar air kayu dilakukan berdasarkan SNI 03-6850-2002. Benda
uji dibuat berukuran 5cm x 5cm x 5cm masing – masing untuk untuk bagian bawah, tengah dan atas. Setelah benda uji dibuat, maka dilakukan penimbangan berat masing
– masing benda uji dicatat sebagai berat awal. Untuk pengujian basah, sampel yang telah dibentuk langsung ditimbang untuk dicatat berat awalnya dan dikeringkan untuk
mendapat berat keringnya. Namun untuk pengujian kering udara, sampel harus dikeringkan secara alami terlebih dahulu. Penimbangan sampel dilakukan tiap hari
hingga berat sampel stabil. Ketika berat sampel stabil maka sampel telah ada pada kondisi kering udara.
Metode pengeringan yang dilakukan pada kedua jenis sampel adalah metode primer dan sekunder kering udara, yaitu sampel dikeringkan didalam oven dengan
temperatur 103 ± 2°C. Proses pengeringan berakhir bila kehilangan berat dalam pengukuran setiap 3 jam sekali adalah sama.
m = Bko
Bko Ba
− x 100
Universitas Sumatera Utara
Dimana m adalah kadar air , Ba adalah berat sampel mula – mula gr, dan Bko adalah berat sampel kering oven gr
4.1.4 Prosedur Pemeriksaan Berat Jenis