Persiapan Pengujian Standar Pelaksanaan Pengujian Prosedur Pengujian Balok Kayu Komposit Berukuran Struktural

Beban P secara bertahap ditambah besarnya dan dicatat besarnya penurunan yang terjadi. Kecepatan penambahan beban adalah 2.5mm per menit. Besarnya beban terus ditambah sampai sampel kayu patah.. Untuk setiap besar beban yang bekerja diperoleh besar penurunan f. Dari kedua parameter ini dapat diperoleh nilai elastisitas material yaitu dengan rumus : y = EI L P 48 . 3 E b = ε Fb Dimana: E b = Modulus elastisitas lentur Kgcm 2 L = Jarak tumpuan = 71cm b = Lebar sampel = 5cm h = Tinggi sampel = 5cm y = Penurunan cm = Regangan yang terjadi

4.2 PENGUJIAN BALOK KAYU KOMPOSIT STRUKTURAL

4.2.1 Persiapan Pengujian

Balok kayu yang dipergunakan pada percobaan ini berasal dari kumpulan batang kayu yang sama dengan sampel kayu untuk percobaan di laboratorium. Balok kayu untuk pengujian balok komposit struktural di laboratorium ini diambil dari kayu yang berasal dari balok ukuran 5cm x 7,5cm x 480cm. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Standar Pelaksanaan Pengujian

Pengujian dan pemeriksaan yang akan dilakukan pada balok kayu komposit ukuran struktural tersebut mengacu kepada metode pengujian yang berlaku di Indonesia, yaitu pengujian berdasarkan Standard Nasional Indonesia SNI. Menurut Standard Nasional Indonesia SNI, kayu yang akan diuji harus memiliki kadar air maksimum 20 sebelum dilakukan pemeriksaan lainnya. Kadar air ini biasanya merupakan kadar air kering udara dari kayu, yang didapat dengan mengeringkan kayu secara alami dengan bantuan sinar matahari, angin, dan kelembaban udara.

4.2.3 Prosedur Pengujian Balok Kayu Komposit Berukuran Struktural

Pada pengujian ini akan dikerjakan gaya transversal statis pada sampel kayu komposit yang telah diberi penghubung geser shear connector untuk mendapatkan lendutan yang terjadi serta besarnya beban yang dapat dipikul oleh struktur balok komposit sampai saat keruntuhannya. Pengujian ini dilaksanakan berdasarkan SNI 03-3972-1995. Sampel kayu berukuran 7,5cm x 10cm x 220cm dengan jarak antar tumpuan 200cm. Balok kayu komposit terdiri atas 2 lapis kayu yang berukuran 7,5cm x 5cm x 220cm yang kemudian diletakkan secara bertumpuk dengan kayu yang lebih kuat berada di lapisan bawah dan kayu yang lemah berada di lapisan atas. Arah serat sejajar dengan arah memanjang sampel. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.11 Sampel Pengujian Balok Komposit Sampel yang akan diuji adalah 2 buah sampel untuk 1 jenis variasi shear connector. Variasi shear connector dimaksudkan untuk mengetahui perilaku, lendutan, serta beban runtuh untuk balok komposit yang diberi shear connector dengan jarak yang jarak sampai jarak yang rapat. Ada 4 variasi shear connector yang akan dicoba, yaitu balok dengan jarak shear connector 500 cm, 250 cm, 125 cm, dan 62,5 cm. Maka jumlah total sampel yang akan diuji adalah 8 buah sampel. Sampel diletakkan pada dua perletakan dengan jarak antar perletakan 200cm dan diberi dua gaya P terpusat pada jarak 70cm dari masing – masing ujung yang secara bertahap ditambah besarnya. Beban P akan dinaikkan perlahan – lahan sebesar 500 Kg hingga struktur mengalami kegagalan.Pada tengah bentang dan dibawah beban terpusat sampel dipasang alat pengukur penurunan yang terjadi. Alat ini berupa dial yang berhubungan dengan jarum pengukur penurunan yang dapat menunjukkan pergerakan yang terjadi sampai dengan ketelitian 0,001 mm. Selain dipasang dial pengukur penurunan, pada balok juga dipasang kancing pengukur pertambahan panjang. Kancing tersebut dipasang pada pertengahan tinggi setiap lapisan balok, dan dipasang tepat di tengah bentang kemudian dipasang lagi di sisi kiri dan kanan Universitas Sumatera Utara dengan jarak antar kancing 30 cm, sehingga posisi kancing yang terpasang adalah tepat di tengah bentang dan tepat dibawah beban. Fungsi kancing ini adalah untuk memberikan titik yang tetap pada balok agar pertambahan panjang balok dapat diukur. Pengukuran pertambahan panjang balok ini dilakukan dengan alat Strain Meter mekanis. Gambar 4.12 Penempatan dial dan beban pada pengujian balok komposit P P KANCING DIAL KAYU LAPISAN ATAS KANCING DIAL KAYU LAPISAN BAWAH Gambar 4.13 Penempatan kancing dial regangan Beban P ditambah secara bertahap dengan kecepatan penambahan beban adalah 2.5mm per menit. Besarnya beban terus ditambah sampai terjadi kegagalan pada struktur. Dial pengukur penurunan akan dibaca pada setiap pertambahan beban untuk mendapatkan nilai penurunan yang terjadi. Demikian juga dengan pembacaan Universitas Sumatera Utara pertambahan panjang balok. Strain meter mekanis akan ditempatkan pada kancing yang telah dipasang setiap pertambahan beban untuk mengukur perubahan panjang yang terjadi pada setiap lapis balok. Setiap bacaan lendutan dan pertambahan panjang balok akan dicatat pada lembar percobaan di laboratorium. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL

5.1. HASIL PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS KAYU

Karena adanya perbedaan yang cukup besar pada sifat fisis dan mekanis, antara kayu yang berasal dari batang kayu kelapa bagian bawah dan batang bagian tengah, maka pada setiap pemeriksaan hasilnya akan dibedakan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan hasil pengujian dari sampel yang berasal dari batang bagian bawah, dan kelompok kedua merupakan hasil pengujian dari sampel yang berasal dari batang bagian tengah. Pengelompokan ini dilakukan berdasarkan perbandingan antara masing – masing hasil pengujian, dan juga berdasarkan sifat – sifat yang dibandingkan secara visual, seperti; warna, serat, dan berat. 5.1.1. Hasil Pengujian Kayu pada Kondisi Basah

5.1.1.1. Pemeriksaan Kadar Air Kayu

Pemeriksaan kadar air kayu dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan berat jenis kayu. Pemeriksaan dilakukan terhadap sampel kayu sebanyak 9 sembilan buah yang diambil dalam kondisi basah dan secara acak, baik dari batang kayu kelapa bagian bawah, maupun dari batang kayu kelapa bagian tengah. Hasil pemeriksaan secara keseluruhan adalah : Universitas Sumatera Utara