2. Filter oli saringan oli diganti setelah dua kali ganti oli ± 20.000 km.
3. Oli gardan diperiksa setiap 20.000 km.
4. Melumasi spare part dengan minyak gemuk untuk mengurangi suara berisik
setiap 30.000 km. 5.
Overhaul mesin dilakukan oleh pihak perusahaan secara rutin untuk mengecek semua spare part mesin kendaraan dan dilakukan setiap 360.000 km.
3.6.6. Penentuan Periode Waktu Preventive Maintenance
Penentuan periode waktu pemeliharaan pencegahan spare part bertujuan untuk mengetahui periode pemeliharaan spare part mengalami kerusakan dan
harus diganti. Dengan demikian, penentuan periode waktu preventive maintenance spare part harus memperhatikan besarnya MTTF dan nilai
keandalaannya. Periode waktu preventive maintenance spare part yang ditentukan harus lebih kecil dari nilai MTTF-nya. Sedangkan nilai keandalannya yang
ditawarkan kepada perusahaan adalah sebesar 70 atau sebesar 0,7. Berdasarkan ketentuan di atas, dapat ditentukan periode waktu preventive maintenance untuk
masing–masing spare part pada kendaraan. Penentuan waktu penggantian pencegahan itu menurut batas minimum nilai keandalan yang direkomendasikan
yaitu 70. Diasumsikan bahwa saat nilai keandalan mendekati batas minimum yang ditetapkan, maka spare part tersebut harus diganti untuk menjaga agar
kendaraan selalu siap operasi. Hasil penentuan periode waktu preventive maintenance berupa replament dapat dilihat pada tabel 5.17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.17. Hasil Penentuan Periode Waktu Preventive Maintenance Dengan Nilai Keandalan
Nama Spare part Batas nilai keandalan
70 T hari
Rt
Sepatu Rem Kanvas Sepatu Rem 88
0.708027 Gasket Silinder Rem Kain Panas
98 0.719763
Perapat Oil Kain PanasSil Roda 94
0.699755 Plat Kopling Kanvas Kopling
121 0.698319
Saringan Pembersih 165
0.711779 Elemen Saringan Filter Minyak
198 0.71463
Ket : Nilai keandalan Rt dapat dilihat pada lampiran L.2. Waktu tersebut akan digunakan untuk menentukan penjadwalan
penggantian pencegahan agar diperoleh jadwal penggantian pencegahan yang optimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Dalam bab ini akan diuraikan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, sehingga masalah dan tujuan dari penelitian ini
akan tercapai. Setelah diketahui hasilnya, maka akan dianalisis sesuai dengan masalah masing-masing. Agar lebih jelasnya, maka akan dibahas lebih lanjut pada
subbab berikut ini.
6.1. Analisis Penentuan Spare part Kritis
Kerusakan yang terjadi pada suatu spare part pada dasarnya merupakan sesuatu yang tidak pasti uncertainty, sehingga sulit untuk memprediksinya.
Tetapi secara umum kerusakan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia dari spare part. Dengan demikian, semakin lama spare part tersebut digunakan
maka probabilitas kerusakannya semakin besar. Sebelum menentukan spare part kritis, perlu dilakukan analisis kerusakan
dengan menggunakan diagram pareto analisis gambar 5.1. Data yang diambil adalah data frekuensi kerusakan beberapa spare part yang sedikit banyak
berpengaruh pada keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Ada beberapa spare part dalam tiga tahun terakhir yang sering mengalami kerusakan serta mempunyai
pengaruh yang besar terhadap sistem keselamatan dan kenyamanan tersebut, yaitu sepatu rem kanvas sepatu rem, gasket silinder rem kain panas depan, perapat
Universitas Sumatera Utara