3.6.5. Pemilihan Maintenance Actions
Pada umumnya maintenance actions terdiri atas 2 jenis yaitu corrective maintenance dan preventive maintenance seperti yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya. Hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data di atas menyebutkan bahwa:
1. Kerusakan berdistribusi weibull
dengan β 4 mengindikasikan umur spare part yang sudah tua dan harus diganti pada interval waktu tertentu. Laju
kerusakan spare part meningkat seiring bertambahnya umur pakai. 2.
Spare part bus kritis tersebut merupakan spare part yang harus diganti replacement, tidak dapat digunakan kembali out of use dan tidak dapat
diperbaiki unrepairable pada waktu tertentu. 3.
Spare part kritis bus tersebut merupakan bagian dari spare part lain yang saling berkaitan. Artinya ketika spare part tersebut harus dibongkar, maka
spare part lain yang terkait dengannya juga harus dibongkar sebelumnya. Sebagai contoh, untuk mengganti plat kopling kanvas kopling maka spare
part matahari plat penekan, pegas diafragma kopling, dan tutup kopling juga harus dibongkar terlebih dahulu. Untuk mengganti kanvas sepatu rem maka
spare part pelak roda, tromol, silinder roda, gasket silinder rem kain panas depan dan belakang perapat oil harus dibongkar terlebih dahulu. Untuk
mengganti elemen saringan filter minyak maka terlebih dahulu membongkar saringan bahan bakar. Untuk mengganti saringan pembersih pada saringan
udara maka harus membongkar kap dan perapat saringan terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
Dari hal-hal di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1.
Maintenance actions yang dipilih adalah preventive maintenance berupa penggantian spare part planned replacement sebelum rusak tidak terpakai
lagi sehingga sistem tetap beroperasi
.
2. Spare part sepatu rem kanvas sepatu rem untuk roda depan dan belakang,
gasket silinder rem kain panas depan, dan perapat oil kain panassil roda belakang merupakan satu sistem. Artinya pembongkaran salah satu spare part
tersebut melibatkan pembongkaran spare part lain. 3.
Pembongkaran spare part tersebut memberikan alternatif keputusan untuk penggantian spare part tersebut sekaligus, terutama apabila periode waktu
penggantian spare part tersebut berdekatan. Namun penggantian spare part sekaligus tersebut merupakan keputusan pihak finansial kebijakan
perusahaan dan tidak dibahas didalam penelitian ini. 4.
Setiap penggantian spare part tersebut hanya memerlukan waktu beberapa jam saja. Spare part tersebut juga bukan bagian dari mesin. Hal itu berarti
penggantian spare part tersebut tidak mengakibatkan turun mesin overhaul atau disebut minor shutdown, sehingga maintenance dapat dilakukan ketika
jam istirahat bus. Hal ini juga didasarkan pada jam istirahat bus yang relatif panjang karena setiap bus hanya melakukan satu kali perjalanan dalam satu
hari sedangkan satu kali perjalanan memakan waktu ± 9-10 jam. 5.
Oleh karena spare part kritis bus tersebut merupakan bagian dari spare part lain yang saling berkaitan, maka inspection tetap dilakukan pada saat
pembongkaran spare part kritis yang akan diganti dilakukan. Misalnya ketika
Universitas Sumatera Utara
akan mengganti plat kopling kanvas kopling, maka terlebih dahulu harus membongkar plat penekan, pegas diafragma kopling, dan tutup kopling.
Dengan membongkar semua bagian tersebut maka dapat dilakukan inspection pada setiap bagian seperti mengecek keretakan, keausan, dan lain-lain.
Inspection tersebut dapat diihat pada tabel 5.16.
Tabel 5.16. Inspection Pada Saat Replacement Spare part Spare part
Inspection
Sepatu rem kanvas sepatu
rem -
Ganti minyak rem -
Periksa keausan penahan, bantalan dan spase lahar -
Periksa pemasangan dan kekendoran gasket kain panas -
Periksa keretakan permukaan bantalan-bantalan rol, cincin perapat, pen fuse dan mur.
- Periksa mur penyetel silinder rem
Gasket silinder rem kain panas
depan -
Periksa pemasangan dan kekendoran gasket kain panas -
Periksa keretakan permukaan bantalan-bantalan rol, cincin perapat, pen fuse dan mur.
- Periksa setelan rem
Perapat oil kain panassil roda
belakang -
Periksa pemasangan dan kekendoran gasket kain panas -
Periksa keretakan permukaan bantalan-bantalan rol, cincin perapat, pen fuse dan mur.
- Periksa setelan rem
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16. Inspection Pada Saat Replacement Spare part Lanjutan
Spare part Inspection
Plat kopling kanvas kopling
- periksa bidang permukaan plat tekan terhadap keausan,
retak, lengkung, goresan. -
Periksa keretakan pegas spiral -
Periksa keausan ujung garpu penekan yang berhubungan dengan bantalan penekan
- Periksa paking silinder pelepas terhadap kelonggaran.
Saringan pembersih
- Periksa perapat karet saringan udara
Elemen saringan filter minyak
- Periksa kotoran debu pada saringan
- Periksa nosel dari debu, periksa lubang injeksi nosel.
Preventive maintenance berupa replacement yang telah disebutkan diatas merupakan pemeliharaan dengan periode waktu yang ditentukan berdasarkan
umur spare part. Lain halnya dengan pemeliharaan rutin routine maintenance yang dilakukan oleh perusahaan dan pada umumnya dilakukan dalam
pemeliharaan mesin kendaraan. Pemeliharaan ini dilakukan secara rutin setiap waktu dan waktunya telah ditentukan oleh perusahaan pabrikasi kendaraan bus.
Namun pada kenyataannya, dengan berbagai pengalaman pihak perusahaan CV.Moria serta kondisi jalan untuk rute armada yang tidak terlalu bagus, maka
waktu pemeliharaan rutin ini ditentukan oleh pihak perusahaan sendiri dan berkoordinasi dengan pihak bengkel. Pemeliharaan rutin tersebut adalah sebagai
berikut : 1.
Minyak pelumas oli bus diganti setiap 10.000 km.
Universitas Sumatera Utara
2. Filter oli saringan oli diganti setelah dua kali ganti oli ± 20.000 km.
3. Oli gardan diperiksa setiap 20.000 km.
4. Melumasi spare part dengan minyak gemuk untuk mengurangi suara berisik
setiap 30.000 km. 5.
Overhaul mesin dilakukan oleh pihak perusahaan secara rutin untuk mengecek semua spare part mesin kendaraan dan dilakukan setiap 360.000 km.
3.6.6. Penentuan Periode Waktu Preventive Maintenance